Siang ini Yerim merasa kesepian karena Iel tidak ada di rumah, pagi tadi bocah itu menangis keras ingin pergi ke rumah Jiwoo hyung.
Dengan terpaksa Yerim meminta bantuan Taehyung untuk datang menjemput Iel karena Jungkook tidak bisa mengantar.
"Mainan Iel sudah tidak muat di lemari kecil, apa harus di pindah ya?" Yerim kembali berpikir melihat mainan Iel yang masih tergeletak karena tidak muat dalam lemari.
"Apanya?"
"Ya tuhan!" Yerim sedikit melompat ke belakang karena terkejut tiba-tiba mendengar suara dibalik telinganya. Sontak sebuah lengan menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke belakang.
Begitu menoleh dia langsung cemberut mengetahui orang itu adalah suaminya.
"Kenapa cemberut? Tidak senang aku pulang?" Tanya Jungkook seakan tak mengerti atas apa yang ia perbuat.
"Jantungku hampir lepas, Dad." Yerim mengusap dadanya mendramatisir, seolah dia begitu sakit.
Jungkook merasa bersalah, "Maaf." Hanya kata itu yang bisa keluar.
Yerim berjalan menuju dapur untuk membuat minuman. Siapa tahu suaminya haus. "Kenapa pulang sekarang?" Dia penasaran juga karena ini bukan jam pulang kantor.
"Selesai rapat aku ingin pulang. Entah kenapa rindu Iel saat di kantor."
"Iel saja?" Tanya Yerim sedikit merajuk.
Jungkook berusaha keras menahan kekehan, "Iya, rindu sekali." Suara dari dapur semakin keras seperti hendak perang.
"Tapi Iel kan tidak ada di rumah. Kenapa pulang kesini?" Meskipun dongkol Yerim tetap membalas perkataan Jungkook. Retinanya menatap tajam pada seseorang yanh duduk dengan tenang disana.
Seperti Yerim yang tidak ada habisnya meladeni, Jungkook pun sama. Suka sekali menjahili istrinya itu. "Aku lupa, mom. Setelah ini aku pergi ke rumah Tae hyung."
"Lho, lho mau kemana?" Jungkook panik sendiri melihat Yerim meninggalkan dapur tanpa membawa minuman yang tadi dibuat.
"Buat saja sendiri kalau haus, aku mau tidur." Teriaknya dengan langkah menggebu-gebu manuju kamar.
***
"Haacuuu!" Iel menggosok hidungnya yang gatal beberapa kali, Jiwoo yang menyadari itu berjalan mendekat. Mengusap punggung Iel, "Iel sakit?"
"Tidak tuh. Hidung Iel gatal makanya bersin-bersin." Sangkalnya seperti tak mau seorang jagoan semacam Iel dibilang sakit. Sakit itu kan lemah, bukan tipikal Iel sama sekali.
Jiwoo berpikir sebentar, "Ayah bilang kalau bersin itu tandanya ada yang sedang membicarakan Iel."
Iel menatap penuh tanya, begitu mendengar makna bersin dari mulut hyung-nya.
Jiwoo memberi ekspresi seakan 'Oh, hyung ini hidup lebih lama dari Iel jadi banyak yang hyung tahu.'
"Memangnya siapa yang mau membicarakan Iel?" Jeon kecil dengan rasa penasaran yang tinggi sepertinya tidak puas dengan informasi yang ia dapat.
Jiwoo mengangkat bahu, "Entah. Mommy dengan Daddy Iel mungkin."
Masuk akal, Iel akhirnya tahu kalau bersin bersin kecil karena hidung gatal berarti mommy dan daddy sedang membicarakan Iel.
Iel tertawa kecil.
"Kenapa tertawa?" Jiwoo menatap aneh pada Jeon kecil di depannya itu. "Iel senang hyung."
Jiwoo masih menatap aneh, semakin bingung dengan maksud kata senang yang Iel ucapkan. "Senang kenapa?"
"Mommy dan Daddy sedang membicarakan Iel." Jiwoo ikut tertawa mendengar alasan Iel yang lucu menurutnya. Berbeda dengan perkataan yang menklaim dirinya seorang jagoan, kalimat tadi diucapkan dengan begitu lugu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home
FanfictionJeon Jungkook, Kim Yerim, dan si kecil Jeon Aciel. Ini cerita mengenai kehidupan klasik mereka yang terasa hangat untuk dibaca.