Hari ini adalah hari yang kutunggu tunggu, dimana aku akan pulang ke kampung halamanku setelah berbulan bulan kerja di Jakarta. Rasa rindu yang berat akan orangtuaku, selama itu aku hanya bisa berkontak lewat sosial media. Mama dan Papa sangat menunggu kepulanganku, Adikku yang bernama Shindu juga menungguku.
Aku bangun dan mematikan alarm yang berbunyi sejak tadi, waktu menunjukkan pukul 5 pagi. Waktuku masih 3 jam sebelum pesawatku lepas landas. Aku bergegas mandi dengan rapi, mencukur kumis dan janggutku, senyumku tidak tertahankan. Aku benar benar ingin pulang, aku merindukan keluargaku dan Pacarku Nimas.
Hpku berbunyi, seseorang menelefonku tepat saat aku baru selesai mandi.
Dengan sedikit terburu buru, aku mengenakan handukku dan menjawab panggilan WhatsApp tersebut."Halo" Panggil suara di seberang sana, itu adalah Mama.
"Halo Ma, ini Dicky mau pulang sudah siap siap, baru selesai mandi" jawabku.
"Bajumu sudah rapi? jangan ada yang tertinggal, jangan berangkat dengan perut kosong nanti lemas di jalan" Kata Mama.
"Koper sudah beres Ma, kalau makan gampang nanti beli roti di jalan" jawabku sambil mengenakan celana dan memasang gesper.
"Kok makan roti? makan nasi, jangan jajan sembarangan" Jawab Mama khawatir. "Kalau nanti di pesawat lapar gimana? makanan pesawat mahal lho"
"Ma" aku tertawa. "Umur Dicky sudah 27 lho, Mama tenang aja Dicky nggak akan kenapa napa kok, Dicky kan sebentar lagi mau ngelamar Nimas, malu dong kalau masih kekanak kanakan"
"Ya sudah, jam berapa sampai di bandara? biar Mama dan Papa jemput, Shindu juga kangen sama kakaknya, mau ketemu" Tanya Mama.
"Pesawatnya jam 8 berangkat, kira kira jam 9 lewat sudah sampai di Batam" jawabku.
"KAK DICKY!" Seru suara anak laki laki, sepertinya itu Shindu yang merebut hpnya dari Mamaku. "Shindu mau robot robotan tobot! beliin yaa"
"Hush Shindu, Kakakmu nanti repot lho, mana sempat mampir dulu ke toko mainan" balas Mama.
"Nggak papa Ma, nanti Dicky melipir dulu ke toko mainan, Kemarin bos Dicky sudah transfer gaji kok, Sudah ya Ma, Dicky mau siap siap" kataku pamit.
"Ya, hati hati dijalan. Jangan lupa sarapan dulu" Jawab Mama lalu mematikan telefonnya.
Aku segera merapikan kamar apartemenku, menutup koper yang sudah penuh dengan baju dan barang barangku, tak lupa dengan cincin yang sudah kusiapkan untuk melamar Nimas, setelanku sudah rapi dan wangi, aku pun memesan taksi online lalu menggendong ransel dan menyeret dua koperku, lalu mengunci pintu apartemen dan berjalan menyusuri koridor.
Masih pagi sekali, orang orang berangkat kerja, Aku dengan senangnya hari ini akan pulang.
Taksi onlineku akhirnya tiba di depan gedung apartemen, aku memasukkan koperku kedalam bagasi mobil, lalu masuk ke bangku depan mobil sambil memangku ranselku.
"Ke bandara Soekarno Hatta ya, Mas Dicky" Kata driver memastikan.
"Iya Pak, lewat jalan yang cepat ya, nanti tol saya yang bayar" Kataku sambil mengeluarkan kartu Flash untuk tol.
"Tas nya nggak ditaruh bagasi aja mas?" Tanya driver sambil mengemudikan mobilnya.
"Nggak usah Pak, biar cepat" jawabku sambil mengecek Hpku.
Terdapat pesan dari Nimas bertuliskan : "Aku tunggu lamaranmu sayang, aku mau ke bandara buat jemput kamu, hati hati dijalan ya, love you"
Aku senyum senyum membacanya, rupanya Nimas sudah tahu aku akan melamarnya, yah sudah tidak surprise lagi, dong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Flight (Based On SJ182) END
Misterio / SuspensoPesawat itu terbang, membawa penumpang yang memiliki tujuannya masing masing Pulang ke rumah, bertemu keluarga, pergi berlibur melepas penat Duduk dan menatap dari dalam jendela, melihat awan yang kini sejajar dengan mereka. Jangan lupa kenakan sabu...