HALTE

3.7K 81 5
                                    

Malam itu sepulang bepergian dari Tangerang, aku duduk di sebuah halte menunggu bis, jurusan salemba. Waktu menunjukkan 19.20 wib. Kunyalakan sebatang rokok mild untuk membuang rasa takut, karena aku sendirian. Kuarahkan pandanganku ke arah datangnya bis yang aku tunggu. Nihil. Ku lihat lebih jauh, barang kali sudah ada yang datang, pikirku. Belom ada tanda tanda.
Aku duduk kembali sambil kukepulkan asap rokokku, tanda sedikit setress....
Tiba tiba mobil sedan berhenti di depan halte, kaca mobil dibuka..

"Nunggu bis ya mas? Emang mau kemana?"

"Mau ke Salemba, bang"

"Ayo ikut aja, aku mau ke Pramuka"

Sama sekali tak terlintas di otakku pikiran jelek. Aku berfikiran positif aja. Yang penting sampe...itu pikiranku.

"Darimana tadi? Kok nunggu situ?"

"Dari Tangerang bang. Naik bis tadi, ya turun di situ..."

"Tinggal sama siapa di rumah?"

"Aku tinggal di rumah Pamanku"

Tangannya meraba pahaku.

"Kita ke rumahku yoo...ngobrol ngobrol."

"Enggalah bang...nanti aku dicariin sama Pamanku, takut khawatir mereka"

"Masa segede kamu dicariin? kaya anak kecil aja"

"Namanya numpang bang, harus ikut aturan"

Tangannya semakin berani, mengusap kemaluanku...

"Jangan bang....takut nabrak"

"Tenang aja. Aman kok. Burungmu kalau bangun gede gak?"

"Engga taulah bang..." retsletingku dibuka, kemaluanku di raba raba dan dipencet, mulai bangun barangku...

"Udah bang, bangun nanti. Aku sudah mau sampe nih..."
Mobil dipinggirkan, kemaluanku di keluarkan, dan diisap.

"Bang aku mau keluar mobil saja" pintaku.

"Sebentar kok. Tenang saja. Barangmu  gede, panjang lagi"

"Maaf bang, jangan diteruskan" Kutarik retsletingku...kubetulkan. Aku hendak turun. Dia mengambil sesuatu dari laci mobilnya..

"Ini kartu nama saya...kalau perlu sesuatu telpon saja setiap jam kerja"

"Ya bang. Terimakasih ya tumpangannya" aku langsung jalan.

Dijalan menuju rumah, kurasakan, enaknya di isap tadi. Kuingat ingat wajahnya. Putih bersih. Badannya gempal berisi, 45 tahunan.
Tapi kenapa mau ya ngisap barangku. Pikiranku bertanya tanya...
Sesampai di rumah, kulihat pamanku sudah berdiri digerbang, menunggu aku dari tadi....

"Kok malam pulanganya, Ton? Kamu gak papa kan?"

"Ya paman, macet. Aku baik baik saja, paman"

"Ya udah, kamu mandi dulu. Yang penting kamu sudah di rumah. Paman khawatir aja terjadi sesuatu"

"Ya Paman" pamanku memberikan kasih sayang kepadaku, karena mereka tidak mempunyai anak laki laki. Hanya satu anak perempuan. Udah SMP. Kalau tanteku, terlihat cuek sama aku. Itu tak pernah kuhiraukan, sepanjang aku masih bisa jaga diri, dan kerja apa saja di rumah itu.

Dalam mandiku malam itu, masih terbayang bayang apa yang baru saja aku alami.
Tadinya aku tidak pernah mebayangkan seseorang dalam hidupku.
Tapi ini...merubah pikiranku. Kutuntaskan mandiku, biar makan. Paman sekeluarga sudah tidur.

Di meja makan, aku melihat kartu nama yang aku terima.

Franky. Manager. PUB AND KARAOKE. Lokasari.

Ehhhmmm...alamatnya di daerah Kota. Nanti sampe kantor aku telpon ahhh...pikirku.

                     ☕☕☕

Rutinitas pagi, yang kujalankan ya, menyiapkan sarapan bagi keluargaku. Hujan tadi pagi jadi menyisakan rintik rintik yang lumayan intens..
Kupastikan beres semua,  aku agak lebih cepat berangkat, hanya karena selembar kartu nama, yah...kartu nama yang membayangkan sesuatu yang indah....

Sesampai di kantor, masih sepi. Mungkin karena hujan barangkali.
Kartu nama yang sedari tadi dikantongku membuat aku ingin menelpon,

Eiiitt tunggu dulu...apa dia sudah ada dikantornya apa belom ya? Ini kan masih pagi...
Tapi dia bilang, kalau menghubungi dia pada jam kantor.
Ahh nanti aja lah, jam istirahat.
Kuurungkan niatku menelpon dia.

Dengan sepinya kantor hari itu, karena banyak yang izin, aku leluasa dengan beberapa rekan kerjaku.

Santai....

==============================

DI AMBANG SENJA.  SEPENGGAL KISAH YANG TERTINGGAL (GAY STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang