Pertemuanku dengan Om Fran sudah bisa dibilang sering selama seminggu liburan. Dia menyediakan waktunya untuk kehadiranku selama seminggu itu. Karena itulah waktu yang tepat, dalam pendekatan kami, agar kami saling bisa mengenal satu sama lain. Dan tidak setiap saat berjumpa kami "melakukan"nya.
Aku sudah mulai membuka hatiku sama dia. Yang pasti tidak ada kata CINTA diantara kami. Walaupun ada rasa itu tidak pernah saling mengucapkan, cukup dengan perlakuan kami, baik itu dalam tempat tidur atau ditempat umum. Mata dan hatilah yang bicara...Aku sudah menepis keegoanku, aku biarkan dia dengan segala keinginannya. Karena tidak mungkin merubah kebiasaan yang sudah tertanam di dalam hatinya.
Seperti suatu siang, siang di hari terkahir hari Liburku, sepulang dari Rumah Sakit, aku langsung menuju ke rumahnya...
Pagar tinggi itu tergembok, aku coba pencet bell, tapi tidak ada yang datang. Aku coba gedor gedor pagar dengan menggunakan gembok, tetap tidak ada yang datang untuk membuka, tetapi aku intip dari lobang gerbang itu, mobilnya masih terparkir. Aku coba beberapa kali, baru dibuka...
"Maaf Om, aku mengganggu gak? Kalau sekiranya mengganggu, aku bisa datang lain waktu. Aku gak papa, Om. Ikhlas lahir batin"
"Gak papa, masuk aja..."
Aku gak nanya, dia dengan siapa."Siang, mas. Udah lama?" sapaku ke teman prianya...
"Dari pagi mas..." katanya...
"Oh, aku masuk dulu ya...mau di buatkan kopi atau apa gitu, mas"
Om Fran melihat ke arah aku."Gak usah Ton, dah mau pulang dia"
Teman prianya melihat om fran..."kenapa buru buru....jauh jauh datang, dihargai lah usahanya pak"
Tatapan om fran semakin tidak bersahabat."Gak papa mas, tinggal aja dulu disini. Aku cuma sebentar ambil kaos yang kelupaan kemaren" aku berbohong. Padahal aku ingin sama om fran, tapi ada teman prianya tentu aku cari caralah...
Terus terang aku sudah mulai memahami sifatnya om fran...aku tidak sakit hati sama sekali.
Di rumah Pamanku sendiri, aku berbuat...jadi gak adil rasanya ada rasa cemburu...Aku masuk kamar yang disediakan om fran untukku...setelah kuambil kaosku, aku permisi,
Prianya Om Fran berusaha bersahabat dan bertanya ke aku..
"Mas siapanya Mas Fran? Kalau boleh tau..." aku memandang wajahnya gantian ke Om Fran.
"Aku bukan siapa siapa mas, seminggu yang lalu aku mecoba cari kerja jadi tukang kebon. Pak Fran menerima aku. Tapi aku tidak nginap disini...habis kerja aku pulang. Kebetulan ada saudaraku yang sakit, jadi aku jenguk dulu, baru ke sini. Kerja sama Pak Fran juga tidak tiap hari. Yah namanya kembang kembang kan gak setiap hari harus diurus."
"Kok kaosnya ada didalam..."
"Nanya nanya melulu...." Om Fran nyela.
"Gak papa pak, barangkali dia cemburu sama aku. Biar aku jelaskan. Ini kaos kemaren aku jemur. Tadi waktu aku mau masuk kesini, aku bilang cuma mau ambil kaos yang aku jemur. Kata pak Fran dilemaprkan ke dalam kamar, karena pak Fran gak mau liat yang sembarangan, jadi dilemparkan ke dalam kamar itu, Gitu mas"
"Kok tau kamarnya....?"
"Mas, di rumah ini, kan aku juga yang beresin. Kalau kebon udah selesai, kaya pembantu gitulah....seorang pekerja, kan harus ambil hati majikan, biar kita langgeng kerjanya. Mas kenapa agak sewot gitu nanyanya ya?
Aku cuma pekerja disini, tapi kalau mas tidak setuju aku kerja disini, gak papa, berarti aku minta uang jerih payahku se minggu aja. Jadi mulai besok aku gak datang lagi.
Pak Tolong gaji seminggu pak. Rasanya gak nyaman sekali, aku di sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
DI AMBANG SENJA. SEPENGGAL KISAH YANG TERTINGGAL (GAY STORY)
Romancegay story. Maaf, disetiap bagian ada adegan hot sepertinya... bila masih suka sejenis, boleh di simak, boleh dilewatkan. aku, si Toni berusia 22 tahun menjalin hubungan dengan pria jauh di atas umurku. 40 - 55 tahun hanya sekedar suka, tidak ada kat...