Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
"Sumpah, kalo bukan karena dipaksa si Jaehyun, gue ngga mungkin mau pergi ke Korea." Kesal seorang laki laki saat baru saja merebahkan dirinya di sofa mewah milik keluarga Lee .
"Korea bagus Man!! Cewenya cantik cantik, gue jamin selera lo banget." Jawab laki-laki lain yang berada diruangan itu.
"NO! Kanada lebih cantik."
"Cih, nggak tau aja lo." Sahut laki-laki lain yang baru datang sambil menuruni anak tangga. Dilihat dari mukanya, tampak jelas kalau si tuan rumah baru bangun tidur.
Matanya melihat seisi ruang tamu, memastikan siapa saja yang datang. Dan sesaat kemudian dia mendecih malas
"Si Yuta kemana lagi sih? Tiap suruh kumpul pasti datang telat." Ucap si pemilik rumah sebal "Lo juga, dateng jauh jauh cuma buat rebahan, bangun lo Mark!"
Yang merasa terpanggilpun mendadak bangun dan menegakkan tubuhnya, memandang si pemilik rumah dengan sedikit kaget.
"Yeu...lo tau gue dateng jauh jauh, rebahan bentar juga dimarahin." Mark menjawab dengan santainya. Emang benar dia nggak rebahan lagi, tapi liat, sekarang matanya hanya tertuju pada sebuah benda pipih yang dibawanya. Handphone.
"Mark-!!" panggil si pemilik rumah gemas, sambil merampas ponsel itu dari pemiliknya.
"Taeyong hyung!! Makin makin lo ya nyebelinnya, siniin hp gue,ck" ucap Mark sebal, sontak beberapa orang yang ada diruangan itu tertawa gemas melihat tingkah keduanya.
"Oke, terserah kalian, mau dengerin gue apa enggak. Kalian tau kenapa kalian dikumpulin di sini? Intinya, kita sekarang lagi nggak aman. Mark, gue bilangin sementara ini jangan balik ke Kanada, sampein juga ke Yuta, Jepang juga nggak baik saat ini buat kita. Inget mereka masih nyari kita." Taeyong dalam mode serius sekarang, mengabaikan Mark yang masih ribut soal handphone-nya.
"Lo juga Jake, nggak usah pulang kampung lo taun ini. Gue bilang ini karena gue nggak mau kehilangan anggota lagi, gue nggak mau ada lagi salah satu dari kita yang mati." Lanjut taeyong tak kalah serius dari ucapannya tadi, beberapa orang yang ada dalam ruangan itu hanya bisa mendengarkan tanpa bisa membantah dengan sepatah katapun. Melihat tatapan serius Taeyong, membuat mereka mengurungkan niat untuk memberikan penolakan.
Ada 10 laki laki yang datang dan siap untuk berkumpul dalam pertemuan kecil kecilan ini, yang tak lain adalah, Taeyong, Jaehyun, Mark, Johnny, Jeno, Lucas, Sunoo,Jungwon, Jake dan Jay. Sampai akhirnya pintu depan terbuka dengan sekali dobrakan, menampilkan satu manusia dengan senyum tak berdosa, dan berjalan santai untuk bergabung dengan anggota lainnya diruang tamu.
"YUTA ANJING!! Kaget gue brengsek, untung ini jantung nggak copot." Ucap Lucas kaget, sambil memegangi dadanya
"Lo aja yang kagetan tolol. Sorry guys telat, cewe gue ngambek tadi." Jawab Yuta sambil menampilkan deretan gigi putihnya. Taeyong hanya memandang Yuta malas, dan memilih untuk kembali pada topik awal.
"Udah, kita lanjutin yang tadi, sekarang posisi Niki masih di Jepang. Gue tugasin Mark sama Jake buat jemput Niki, kalian berangkat malem ini."
"Lah kok gue? Lo tau sendiri gue baru sampai dari Kanada tadi pagi hyung. Yuta aja tuh, orang Jepang juga." Mark memelas, pasalnya ia benar benar lelah, terlebih lagi, bertemu dengan komplotan werewolf di Jepang bukanlah sesuatu yang baik.
"Gue percaya sama lo berdua. Yuta ada urusan lain disini. Berangkat sehat, pulang juga harus sehat. Selama Kim Doyoung nggak disana, kalian aman. Bawa Niki sampai korea dengan keadaan utuh, gue ga bisa liat badan robek kaya winwin tahun lalu." Final Taeyong, kemudian ia pergi meninggalkan ruang tamu, dan kembali ke lantai atas. "Oh iya, balik sebelum tanggal 4. Surat surat kepindahan kalian udah lengkap, surat pindah tugas Johnny, Yuta, sama Jaehyun juga udah ada di gue." Lanjut Taeyong sebelum benar benar mengakhiri pertemuan kecil kecilan hari ini. Semua mata menatap kepergian Taeyong. Mark beradu pandang dengan Jake, keduanya terlihat pasrah. Tampak wajah Mark terlihat malas dengan keputusan Taeyong, ia mengusap kasar wajahnya, dan merebahkan dirinya kembali pada sofa yang di dudukinya sejak tadi.
