---~|☆|~---
.
.
.Taeyong berjalan tergesa di selasar rumah sakit. Sebuah kejadian darurat terjadi pagi ini, yang mengharuskan Taeyong datang ke rumah sakit sebelum waktunya.
Pasien yang menjalani operasi kemarin sore, secara tiba tiba mengalami gejala aneh.
Tubuhnya dingin, dan kakinya membiru.
Taeyong memeriksa seluruh bagian tubuhnya. Mengecek selang infus, dan melihat lihat obat apa yang dikonsumsi oleh pasien.
"Kalaupun gagal, efek operasi itu seharusnya nggak kaya gini." Monolog Taeyong masih tetap memeriksa apa yang salah dengan pasiennya.
"Aneh."
Taeyong membaca nama yang tertulis di ranjang pasien 'Park Jisung' itu yang tertera disana.
Usianya masih cukup muda.
"Masih seumuran Jake tapi sakitnya udah separah ini!?"
Taeyong tampak semakin heran, menatap nanar pasien muda di depannya.
"Tolong ambil sampel darah milik Park Jisung, dan berikan pada saya." Ujar Taeyong kepada salah satu perawat yang bertugas disana.
Perawat itu mengangguk, dan mulai mengambil darah Jisung.
Anak itu masih memejamkan matanya. Sama sekali tidak terusik dengan tajamnya jarum suntik yang menusuk kulitnya.
"Apa dia baik baik saja? Tubuhnya sangat dingin." Ucap perawat tadi sambil memberikan sampel darah Jisung pada Taeyong. Taeyong hanya mengendikkan bahunya, dan tersenyum.
"Apa perlu saya bawakan ini ke lab. untuk di cek?" Tanya perawat itu lagi.
"Nggak perlu. Saya bisa cek sendiri."
Taeyong mengambil sampel darah milik Park Jisung. Kembali berjalan menyusuri selasar rumah sakit dengan langkah tergesa seperti saat datang tadi.
Hari harinya terasa semakin aneh setelah kepindahannya ke rumah sakit ini.
Taeyong tidak pergi ke lab. tapi kembali kerumahnya.
Setelah sampai, Taeyong bergegas mencari Yuta.
"Jungwon!" Panggil Taeyong saat melihat Jungwon yang sedang minum didekat kulkas.
Jungwon menandaskan airnya, dan mendekat kepada Taeyong.
"Yuta mana?" Tanya Taeyong pada Jungwon setelah sampai didepannya.
"Yuta masih tidur."
"Bangunin."
"Sunpah, gue ga berani bangunin Yuta." Ujar Jungwon sambil mengibaskan tangannya, "Nah itu, suruh Jay aja." Lanjut Jungwon sambil menunjuk Jay yang juga sedang menuju dapur.
Jay yang merasa ditunjuk juga menunjuk dirinya dengan ekspresi bingung.
"Bangunin Yuta!" Teriak Jungwon pada Jay.
Jay menghembuskan nafas kesal. Dan akhirnya membalikkan badannya untuk kembali naik keatas membangunkan Yuta.
Jay bukan kesal karena disuruh, tapi Jay terlalu malas untuk kembali naik kelantai 3 hanya untuk membangunkan Yuta. Walaupun kesal Jay tetap melanjutkan jalannya, dan pergi membangunkan Yuta.
Yuta turun dengan rambut panjang berantakannya. Matanya masih setengah terbuka, beruntung ada Jay yang menuntun Yuta sampai bawah.
"Apaan dah bangunin gue sepagi ini?" Tanya Yuta malas. Yuta mengangkat alisnya saat Taeyong menyodorkan sampel darah yang dibawanya
"Buat apa?" Tanya Yuta lagi.
"Di check lah, masa diminum." Jawab Taeyong sebal. Jay dan Jungwon masih disana, melihat segala yang terjadi diantara keduanya.
"Di rumah sakit, biasanya ada ruangan yang namanya laboraturium, kenapa lo ga nge-check disana aja anjing. Ganggu orang tidur aja lo."
"Tolong lah yut, sekali aja." Tahan Taeyong sambil memegang lengan Yuta. Tidak ada jawaban apapun, Yuta hanya diam, dan berjalan menuju lantai dua. Tempat praktik.
Taeyong tersenyum dan mengekor dibelakangnya. Tak lupa Jay dan Jungwon yang juga mengikuti langkah Yuta dan Teyong sedari tadi.
Yuta membuka ruang praktik. Seperti biasa, ruangan ini berantakan. Hanya Yuta dan Johnny yang paling sering berada diruangan ini.
"Obat!" Ujar Yuta sambil menengadahkan tangannya.
"Obat?!" Ulang Jungwon bingung
"Obat yang dibikin Johnny, sana ambilin." Titah Taeyong pada Jungwon. Jungwon mengangguk dan bergegas mencari obatnya.
Tentu saja Yuta membutuhkan obat itu, kalau tidak sampel darah itu sudah habis sebelum di check. Yuta ini vampire normal, yang masih haus akan darah.
"Ini punya siapa?" Tanya Yuta saat akan memulai pekerjaannya.
"Punya Park Jisung. Anak itu operasi kemarin sore. Dan tadi pagi, badannya dingin banget, kakinya biru, tapi dia masih bisa bernafas dengan baik." Jawab Taeyong panjang lebar.
Jay dan Jungwon saling tatap, merasa tidak asing dengan nama itu.
"Park jisung?" Tanya Jay ragu. Taeyong mengangguk.
"Dia temen sekelas kita." Kali ini Jungwon yang berbicara. Yuta menghentikan aktivitasnya.
Taeyong mendekat kearah Jay dan Jungwon dengan alis terangkat meminta penjelasan.
"Tubuh dingin, bisa dipastikan tubuhnya sedingin orang mati. Tapi, masih bernafas dengan baik." Ucap Taeyong terlihat berfikir, "bukanya itu yang kita rasakan selama ini?" Lanjutnya masih terlihat menimang nimang pikiranya. Yuta masih diam memperhatikan, rasa kantuknya sudah hilang begitu melihat darah.
4 orang diruangan itu sama sama terdiam. Menatap sampel darah, dan masing masing dari mereka secara bergantian.
Lagi lagi hal aneh mulai hadir.
---~|☆|~---
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPERHUMAN || NCT x ENHYPEN
Fantasy[ON GOING] Apakah mereka benar benar ada? Apa mereka pembunuh? #4 dystopia #6 dystopia #8 dystopia #9 dystopia