~ Happy Reading ~
.
.
Jin berlari menembus wilayah perkebunan teh milik keluarganya dengan memegang sebuah surat di tangannya. Langkah kakinya tergesa-gesa dengan senyum bahagianya menghampiri dua pria manis yang lebih muda darinya sedang duduk bersantai di sebuah pohon besar. Pria bergigi kelinci itu menyadari kehadiran kakaknya dari kejauhan yang berlari ke arah mereka.
"Jin hyung?" ujarnya. Jimin menengok ke arah pandang pria disebelahnya itu.
"JIIIMM...!! KOOKIIEE...!!" teriaknya. Melihat kehadiran Jin yang berlari sambil tersenyum lebar ke arah mereka langsung membuat pria bergigi kelinci itu bangkit dari duduknya.
"Ada apa hyung?" tanya Jungkook tatkala kakaknya sampai dengan nafas terangah-engahnya.
"Kita sudah mendapat balasan dari Raja!" serunya sambil tersenyum mengangkat sebuah surat ditangannya. Mendengar itu sontak membuat Jimin terbelalak dan ikut berdiri dari acara bersantainya.
"Mwo?! Akhirnya penantian panjangku tidak sia-sia... Bagaimana isi suratnya hyung?" tanyanya antusias. Jin lalu membuka lembaran kertas yang dibawanya.
"Lihat. Temui aku di kastil kerajaan." Jin menunjukkan kalimat singkat yang tertulis disana.
"Wahhh...!! Daebakkk...!! Kita akan segera pergi ke kastil kerajaan Chiimm...!!" Jungkook berteriak dan memeluk Jimin sambil melompat-lompat kegirangan. Jimin pun membalasnya dengan sama antusiasnya hingga kini mereka terlihat seperti anak TK yang akan diajak piknik oleh gurunya. Jin yang melihatnya hanya ikut tersenyum melihat kebahagiaan dua adiknya itu. Namun jauh di lubuk hatinya terdapat sedikit kesedihan karena tau sebentar lagi mereka akan berpisah. Tentu saja setelah Jimin memenuhi tugasnya, dia akan kembali ke dunia asalnya.
"Tunggu apalagi? Ayo kita bergegas!" seru Jungkook setelah melepaskan pelukannya diiringi anggukan oleh Jimin. Lalu mereka bergegas kembali ke rumah mereka untuk mempersiapkan kebutuhan dalam perjalanan panjang mereka.
Setelah mempercayakan perkebunan mereka kepada orang-orang kepercayaannya, Jin menyiapkan beberapa tas yang berisi perbekalan mereka dalam 3 – 4 hari kedepan. Sementara Jungkook pergi ke tempat pacuan kuda mengantarkan kantong berisi beberapa keping koin emas dan sekarung gandum untuk biaya sewa mereka kepada pemilik peternakan kuda. Jimin kini sedang duduk termenung di salah satu kursi kayu sambil memegang sebuh batu kristal yang mengalung di lehernya. Sedikit raut wajah kesedihan terpancar di wajahnya.
'Sebentar lagi aku akan meninggalkan tempat ini.'
Jimin menghembuskan nafasnya. Dia ingin kembali ke dunianya namun dia juga tidak ingin berpisah dengan Jungkook dan Jin yang sudah menjadi keluarga keduanya disini. Terlalu banyak kenangan yang tercetak di otaknya dalam beberapa hari di Suku Angin. Benar-benar menjadi pengalaman spesial untuknya. Hingga sebuah panggilan menyadarkannya.
"Jim, bantu aku membawa ini." Jin berucap di balik bilik kayu yang membatasi ruangan mereka. Jimin pun segera bangkit menghampiri Jin dan membantu mengeluarkan perbekalan mereka ke luar rumah. Tak lama kemudian Jungkook kembali ke rumah sambil membawa seekor kuda diikuti pria paruh baya di belakangnya yang membawa dua ekor kuda.
"Chim, hyung, sudah siap semua?" tanyanya. Jin mengacungkan jempolnya tanda mereka sudah siap berangkat sekarang. Setelah menata semuanya barang bawaannya, akhirnya mereka memulai menaiki kuda mereka.
"Wow, sepertinya kau sudah tidak takut lagi naik kuda Jim. Sudah tidak dilemparkan lagi eoh?" ucap Jin sambil terkekeh saat melihat Jimin yang dengan lancarnya naik ke punggung kuda yang mereka sewa. Terakhir kali ia melihat Jimin di tempat pacuan kuda dengan raut wajah memelasnya mencoba mendekati beberapa ekor kuda namun setelah itu dia ditendang. Jimin hanya mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop ꟾ YoonMin [END]
FanfictionSeorang peramal mengatakan kepada Jimin bahwa takdirnya terikat di dua tempat yang berbeda dimana dia harus membebaskan kutukan sang Raja. Jimin tentu tak ingin mempercayai hal itu, namun semua berubah ketika ia bertemu dengan seorang pertapa tua ya...