duabelas: bekal makan siang

1K 179 39
                                    

"Hahhh.."

Jeongwoo menguap bosan tatkala sang guru biologinya tengah menjelaskan materi mengenai sistem gerak pada manusia di depan kelas. Tiap kalimat yang keluar dari bibir beliau entah mengapa terdengar seperti dongeng pengantar tidur bagi Jeongwoo.

"—tulang dan ototDi dalam tubuh manusia, tulang dapat berhubungan secara erat dan juga tidak erat"

"Hubungan antartulang disebut juga dengan artikulasi atau persendian"

"Nah, coba kalian sekarang buka buku paket dari sekolah halaman 124. Di situ disebutkan berbagai macam hubungan antartulang yakni sinartrosis, siatrosis dan amifiartosis. Sekarang ibu akan menjelaskan masing masing peng—"

Dengan kepala yang sedikit terkantuk, Jeongwoo berusaha menjaga kelopak matanya yang entah mengapa semakin lama memberat agar tetap terbuka, pula menggunakan tangan kirinya yang tidak ia gunakan untuk mencatat sebagai penyangga di dagu.

Saat Jeongwoo mencoba fokus membaca buku seperti yang sudah disuruh oleh sang guru dan mendengar penjelasannya, tiba tiba saja ia merasa seragam pada lengan kirinya tertarik. Sontak Jeongwoo menoleh.

"Nih"

"Hn?" 

"Ngantuk kayanya, coba makan siapa tau mendingan" 

Teman sebangkunya, Haruto. Menyodorkan sebungkus kemasan hitam kecil berisi permen perisa kopi ke mejanya. Jeongwoo lantas mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas membentuk kurva sabit.

Menerima pemberian Haruto sebelum membukanya, lantas memasukkannya kedalam mulut dan bergumam berterima kasih.

"Makasih ru" 

"Hmm" Haruto bergumam.

"Kuat kuatin aja bentar lagi udah mau istirahat" lanjut Haruto, sebelum kembali fokus mencatat perkataan sang guru di buku tulis miliknya. Jeongwoo mendengus pelan, tersenyum sembari menganggukkan kepala.

Keduanya kembali memperhatikan penjelasan sang guru di depan sembari mencatat poin poin penting materi. Jeongwoo mengecap rasa manis dari permen kopi di lidahnya. 

Ternyata memang benar, kantuknya sedikit menghilang. Entah karena memang ia mengonsumsi permen yang mengandung kopi atau karena hal yang lain.

"—kira kira seperti itu. Nah, ada yang ingin ditanyakan?"

Sekelas seketika hening. Menghindar dari tatapan guru yang merangkap sebagai wali kelas mereka. Mencoba terlihat sok sibuk dengan mencatat entah apa di buku tulis. 

Haruto dan Jeongwoo yang duduk di tengah tengah pun juga tak mengeluarkan suara, keduanya menggelengkan kepala tanda tidak memiliki pertanyaan yang ingin diajukan.

"Ga ada yang mau nanya beneran?" tanya sang guru lagi. Netranya menjelajah menatapi anak didiknya satu persatu.

"Belum ada buu"

"Belum buu"

"Sekarang masih belum ada bu, masih paham"

Jawab para siswa siswi di dalam kelas bergantian. Entah mereka memang karena benar benar paham dengan materi yang dijelaskan barusan atau mungkin tidak ingin berlama lama mendengarkan errr—ceramah penjelasan dari sang guru yang bisa bisa memotong jam istirahat mereka untuk memperlama durasi mengajar.

"Oke. Kalau tidak ada yang bertanya ibu anggap semuanya sudah paham sama materi yang tadi yaa. Pokoknya nanti pas ibu kasih soal ulangan ga ada alasan ga bisa ngerjain ya, sudah ibu kasih kesempatan bertanya tadi"

LovableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang