6

1.3K 139 5
                                    

Kedua bocah itu berlarian menyambut kedatangan sang papa, mereka begitu gembira karena akhirnya bertemu kembali dengan papanya setelah berpisah beberapa hari ini. Sania dan Raffi dua anak itu tersenyum dan memeluk papanya.


"Kalian sehat nak?" tanya Radit pada kedua anaknya.
"Sehat pah, kita sehat kok" sahut si sulung Sania.
"Syukurlah" Radit mengecup satu persatu kening anak-anaknya.
"Mama mana sayang?" tanya Radit mencari keberadaan istrinya.
"Mama dibelakang pah sama bibi" sahut Raffi.
"Ya sudah papa masuk ya, kalian jangan keluar pagar mainnya" Radit mengingatkan anaknya.
"Iya pah" angguk Sania.
"Pah" panggil Sania lagi.
"Ya sayang?" Radit memutar tubuhnya menatap anak sulungnya tersebut.
"Papa gak lupa pada janji papa kan" ucap Sania.
"Tentu papa ingat nak, papa menemui mamamu dulu dan istirahat sebentar ya" ucap Radit.
"Baik pah" Sania tersenyum manis.

Dengan langkah lebarnya Radit memasuki rumah ia berteriak memanggil Sarah -istri sahnya-, ia sudah sangat merindukan istri cantiknya tersebut.

"Sayang" teriak Radit.
"Hai mas kamu sudah datang rupanya" Sarah melepaskan pekerjaan dapurnya lalu mencuci tangan dan memeluk suaminya dengan erat.
"Aku merindukanmu" ucap Radit.
"Aku juga" sahut Sarah seraya tersenyum dan mengusap dada bidang suaminya.
"Kamu baik-baik sajakan yank?" tanya Radit.
"Ya tentu aku baik-baik saja" Sarah tersenyum lembut.
"Ya sudah aku ke kamar dulu mau istirahat sebentar" ucap Radit.

Baru saja Radit memutar tubuhnya Sarah kembali memanggilnya.

"Mas kamu tidak melupakan janjimu pada anak-anak kan" ucap Sarah.
"Tentu aku ingat mah. Kamu persiapkan saja semuanya, aku istirahat dulu" ucap Radit.
"Mau aku buatkan teh hangat?" tanya Sarah.
"Tidak perlu sayang, aku ingin tidur sebentar" ucap Radit.

Radit melangkah menuju kamarnya, ia melepas jaket dan celana panjangnya, menyisakan kaos dan celana boksernya. Pria tampan itu mengambil iphone dari dalam tasnya lalu menghubungi perempuan simpanannya tersebut yakni Diva.

Diva yang pagi itu masih berada di ranjangnya tersenyum ketika melihat panggilan dari Radit, dan tanpa berpikir panjang lagi ia langsung menerima panggilan telpon itu.

"Hai mas, sudah sampai Bandung?" tanya Diva.
"Ya baru saja. Kamu pasti baru bangun dan masih di ranjang" tebak Radit.
"Kamu tau aja sih mas, iya nih masih mager" ucap Diva.
"Apa sih yang aku gak tau tentang kamu yank" goda Radit.
"Ih kamu mas" tawa Diva di ujung sana.
"Video call dong yank" pinta Radit.
"Gak mau ah mas, aku belum mandi masih berantakan masih jelek dan bau" tolak Diva.
"Justru seperti itu yang aku sukai dari seorang perempuan, kejujurannya, tidak terus bersembunyi dibalik make up tebalnya. Yuk video call, terima sambunganku sayang" ucap Radit.

Dengan sedikit kesal akhirnya Diva menerima sambungan video call dari kekasihnya tersebut.

"Selamat pagi cintaku" Radit tersenyum melihat wajah cantik Diva.
"Jelekkan aku mas, belum mandi ini, masih belekan" ucap Diva.
"Justru kamu yang seperti ini yang aku sukai. Apa adanya, tanpa make up, rambut acak-acakan, terlihat panas dan seksi sayang, kamu menggairahkan" ucap Radit.
"Ngaco kamu mas" ucap Diva yang wajahnya sudah memerah.
"Aku serius, aku menyukaimu seperti itu" ucap Radit.
"Em... mas itu kamu di mana? bukankah kamu bilang tinggal di rumah dinas? gak mungkin kan rumah dinasmu semewah itu?" tanya Diva, ia merasa heran ketika melihat kamar yang ditempati kekasihnya tersebut.
"Oh iya sayang aku mampir sebentar di rumah temanku tapi tau-taunya disediakannya kamar untuk istirahat" bohong Radit.
"Oh begitu. Ya sudah mas aku tutup dulu ya, mau mandi nih mau siap-siap" ucap Diva.
"Mau ke mana?" tanya Radit yang mulai posesif.
"Mau jalan nanti siang sama Rossa, bolehkan" ucap Diva.
"Cuma berdua Rossa?" selidik Radit.
"Iya cuma sama Rossa, kenapa sih curigaan banget" omel Diva.
"Ya sudah hati-hati, bye yank" ucap Radit.

Sambungan terputus dan tepat saat itu Sarah masuk ke kamar membawakan secangkir teh untuk sang suami. Radit kaget sementara Sarah menatap heran pada sang suami yang nampak kaget akan kedatangannya di kamar mereka.

"Kenapa mas?" tanya Sarah.
"Ah gapapa" Radit mencoba memberikan senyumnya pada sang istri.
"Ini di minum mumpung masih hangat mas" ucap Sarah seraya meletakkan teh yang dibawanya tersebut di atas meja.
"Oh iya terima kasih sayang" ucap Radit.

Pria tampan itu kemudian menuju meja kecil yang ada di kamarnya kemudian mengambil cangkir teh tersebut dan menyesapnya perlahan.

"Telpon dari siapa tadi?" tanya Sarah membuat Radit tersedak kaget dengan pertanyaan istrinya tersebut.

Sarah mengusap punggung Radit.

"Pelan-pelan minumnya mas" ucap Sarah.
"Iya" Radit kembali minum secara perlahan.
"Telpon teman tadi, dia minta aku ke rumahnya cuma aku bilang gak bisa kita kan mau pergi sama anak-anak" bohong Radit.
"Oh aku kira dari cewek" canda Sarah.
"Memang kenapa kalau dari cewek? cemburu hm?" goda Radit.
"Ya jelaslah mas, aku gak mau dan gak akan pernah mau membagimu dengan perempuan mana pun" ucap Sarah.
"Tentu tidak sayang, itu gak akan terjadi karena cintaku hanya untukmu" ucap Radit yang kini telah mendua.
"Janji" Sarah menatap sang suami dengan tajam.
"Janji" ucap Radit yang kemudian mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Sarah, kemudian ia mengecup kening istrinya tersebut.

🖤🖤🖤

6
14/1/2021

Yang KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang