Another Story 2.0

593 115 6
                                    

Yujin sedang duduk di halaman rumahnya. "Papa dengar, Wonyoung bakalan ke Oxford"

Yujin menatap malas Papa-nya "Terus?"

"Papa dan Om seulgi setuju kalau kamu dan Wonyoung sama-sama daftar ke sana" Jawab Papa Minho.

"Pa, mana bisa Yujin masuk ke sana, Yujin beda sama Wonyoung. Mendali dan piala dia aja satu lemari gak cukup, lah Yujin? Tuh papa liat, piala aku cuma lomba ngaji 10 tahun lalu. Mana mampu otak Yujin masuk Oxford" Kata Yujin protes.

"Jangan bantah" Kata Papa Minho.

"Astaga! Kenapa juga harus Yujin yang ke Oxford!" Kesal Yujin. "Tempat kuliah banyak kali, Pa. Gak harus Oxford"

"Terima atau tidak, kamu harus meneruskan ini, ka—"

"IYA IYA YUJIN TAU!" Yujin berjalan mendekati Papa. "Yujin bakalan nerusin ini semua, tapi jangan larang Yujin nikmati masa sekolah Yujin sekarang"

Yujin beranjak dari halaman rumah. "Oh iya satu lagi, jangan salahkan Yujin jika nanti apa yang Papa rencanain buat Yujin gak sesuai ekspetasi Papa. Dari awal Yujin udah bilang gak bakalan mampukan ngurus ini?" Yujin tersenyum kecil meninggalkan Papa begitu saja.


Pikirannya langsung kacau, baru aja ia ingin menerima tawaran bergabung dengan club bola secara diam-diam. Namun, ia harus menghadapi kenyataan yang ada.

"Gini banget kehidupan gue" Keluh Yujin.

"Bersyukur"

Yujin kaget. "Sejak kapan lo disini?" Tanya Yujin.

"Lo lupa ini lapangan punya siapa?" Minju malah balik bertanya. Minju duduk di samping Yujin, terus ngeletakin minuman dingin disamping Yujin. "Dinginin dulu pikirannya"

"Makasih" Yujin segera membuka tutup minuman itu dan meminumnya.

"Gimana? Lo terima tawaran buat gabung di club bokap gue?" Tanya Minju.

Yujin mengambil sesuatu dari dalam kocek celananya, kemudian menyerahkan ke Minju. Sebuah kertas yang telah di koyak-koyak. "Ambil aja"

Minju paham apa yang sedang di hadapi Yujin. "Meskipun robek gini, masih bisa di lem kok. Gue tau formulir ini udah lo isi" Kata Minju senyum.

"Mi-"

"Formulir ini bersifat selamanya. Kalau bukan sekarang, mungkin lo bisa bergabung nanti. Yang pasti, club ini akan selalu menerima lo" Kata Minju benar-benar tersenyum tulus.

Yujin tersentuh, apalagi senyum manis Minju membuat pipi Yujin memerah. "Kenapa?" Tanya Yujin ragu.

"Hm?"

"Kenapa lo baik sama gue?"

Minju terdiam, tapi kemudian dia tersenyum lagi. "Kasi gue alasan kenapa gue harus jahat sama lo?"

Yujin gak bisa jawab. Dia lebih memilih diam juga.

"Semangat lah" Hibur Minju.

"Sekali lagi makasih" Senyum Yujin. "Makasih bisa buat mood gue membaik"

"Gak gratis loh" Olok Minju.

"Ah balik lagi sifat reseknya!" Kata Yujin tapi bercanda.

Tapi setelah itu mereka malah ketawa bareng. "Lo udah punya pacar?" Tanya Yujin membuat Minju diam.

"Ke-kenapa nanyain itu?" Gugup Minju.

"Lo udah ada pasangan buat ke prom night nanti?" Tanya Yujin lagi.

"Sebenarnya, ada yang ngajakin g-"

"Batalin! Lo sama gue aja ya" Pinta Yujin.

"Eh???"

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang