Chapter 11

1.3K 198 0
                                    

📍voment nya jangan lupa ya!📍


Soobin mengerjapkan mata, lalu menatap putranya yang masih tertidur pulas disamping nya dengan wajah bengkak terutama pada bagina mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin mengerjapkan mata, lalu menatap putranya yang masih tertidur pulas disamping nya dengan wajah bengkak terutama pada bagina mata. Jika mengingat kejadian semalam, Soobin merasakan panas pada kelopak matanya. Tidak ingin menangis, akhirnya Soobin memilih untuk masuk kedalam kamar mandi. Memberitakan putranya terlelap.

Setelah selesai mandi, Soobin berjalan mendekati ranjang guna membangunkan putranya yang masih terlelap. Dengan perlahan Soobin menyentuh pipi Varrel, tapi Soobin tersentak dan langsung mengguncang pelan lengan Varrel.

"Varrel? Kamu denger Mama?" perlahan mata Varrel terbuka, seperti bulan sabit, Varrel hanya membuka matanya sedikit.

"Pusing..." gumam Varrel membuat Soobin merasa panik. Soobin tidak berekspetasi kalau Varrel akan sakit mendadak seperti ini. Biasanya beberapa hari sebelum sakit, Varrel sudah merasakan tanda-tanda tidak enak badan dan akan langsung memberitahu Soobin.

"Kamu demam, kita kerumah sakit ya?"

Soobin dan Juyeon memperhatikan Varrel yang masih diperiksa dokter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin dan Juyeon memperhatikan Varrel yang masih diperiksa dokter. Helaan napas terus keluar dari sosok Soobin, Juyeon bahkan sudah lupa berapa kali Soobin menghela napas pagi ini. Tapi Juyeon tahu, helaan napas yang keluar dari Soobin adalah tanda kekhawatiran.

Juyeon tersenyum tipis lalu mengusap lengan Soobin pelan, "Nggakpapa, Varrel anak yang kuat. Dia gak bakal kenapa-napa." Soobin membalas senyum Juyeon lalu mengangguk kecil.

Setelah memeriksa Varrel, dokter yang bername tag Kino itu duduk didepan Juyeon dan Soobin.

"Varrel gakpapa kan, Kin?"

Kino tersenyum tipis lalu mengangguk, "Varrel kena typus." Soobin menegakkan tubuhnya, "Tapi biasanya sebelum drop, Varrel selalu dapet tanda-tanda kok."

"Iya, kayanya tubuh Varrel itu kuat. Kayanya dia mulai drop dari kemarin, tapi sakitnya dia biarin aja, karena bisa aja dia pikir cuma pusing biasa. Varrel harus dirawat dan biarin Varrel tidur lebih lama, karena tadi Varrel agak sulit buat diajak bicara belum lagi mata nya yang bengkak. Mungkin dia kurang tidur. Oh ya,  suhu tubuh Varrel juga lumayan tinggi, lain kali jangan biarin Varrel keluar tanpa jaket atau coat."  jelas Kino.

Soobin berpikir sebentar sebelum kembali berbicara, "Varrel selalu pakai coat kalau keluar rumah. Dia gak pernah sekalipun gak pakai pakaian hangat kalau lagi musim dingin."

Juyeon menggenggam tangan Soobin, "Yaudah, makasih Kin. Lo urus ruang rawat Varrel, gue sama Soobin mau ngurus administrasi dulu."

Kino mengangguk dan mengangkat tangannya yang membentuk tanda oke.

"Gue heran, perempuan tadi itu istri nya Juyeon? Varrel itu anak Juyeon? Tapi kok disini marga Varrel bukan Lee?"

"Gue heran, perempuan tadi itu istri nya Juyeon? Varrel itu anak Juyeon? Tapi kok disini marga Varrel bukan Lee?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vernon sudah berdiri sekitar sepuluh menit didepan gerbang sekolah Verrel, tapi belum ada tanda-tanda bel pulang. Vernon memutuskan untuk memainkan ponselnya sambil menunggu Verrel keluar kelas. Ya, walau sesekali Vernon mendecak karena tidak sengaja mendengar omongan ibu-ibu yang mengarah kepadanya.

Saat bel pulang berbunyi, Vernon menyimpan ponselnya kedalam kantung jas dan memperhatikan setiap anak yang keluar gerbang. Sampai akhirnya Vernon melihat Verrel yang berjalan sambil melambaikan tangan kearahnya. Ketika Verrel berlari dengan cepat kearahnya, dengan sigap Vernon menangkap tubuhnya. Vernon tidak pernah keberatan dengan tingkah Verrel yang masih sering ingin digendong. Menurut Vernon selagi ia masih bisa menggendong, kenapa nggak?

"Papa," panggil Verrel ketika Vernon mulai berjalan kearah parkiran mobil,

"Ya?"

Verrel menelusupkan wajahnya dileher Vernon, "Verrel sedih hari ini," kening Vernon berkerut, "Kenapa? Verrel diganggu lagi?"

"Nggak, bukan itu. Tapi Verrel sedih karena Bu Soobin gak masuk. Apa Bu Soobin gak masuk karena dihukum sama kepala sekolah? Mungkin aja Bu Soobin ngejalanin hukuman Verrel sama Bomseok."

Vernon tiba-tiba teringat pesan yang Soobin kirim kepadanya tadi pagi. Soobin mengatakan bahwa pertemuan antara Vernon dan Ibu Bomseok diundur karena Soobin tidak bisa masuk.

"Nggak kok, Bu Soobin mungkin ada urusan." Verrel mengangguk, "Kata kakak kelas, Bu Soobin gak masuk karena Bu Soobin jaga anaknya yang sakit dirumah sakit."

Tangan Vernon yang sedang mencari kunci mobil dikantung celananya terhenti begitu saja, bahkan langkah Vernon ikut terhenti. Vernon menatap Verrel meminta penjelasan lebih,

"Katanya gitu. Katanya kak Varrel sakit, terus Bu Soobin harus kerumah sakit buat jagain karena kak Varrel harus dirawat."

"Verrel, kalau kita kerumah sakit buat jenguk kak Varrel, kamu mau?"

"Verrel, kalau kita kerumah sakit buat jenguk kak Varrel, kamu mau?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Daddy Chwe || Vernon Chwe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang