Chapter 12

1.3K 195 2
                                    

work ini selesai antara hari kamis atau jumat. 25 chapter doang ternyata cukup. bakal gue kasih bonus chapter nantinya:)

"Papa yakin ini rumah sakitnya?" Vernon dengan yakin mengangguk, yang ada dipikirannya sekarang Soobin, Varrel, dan Juyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa yakin ini rumah sakitnya?" Vernon dengan yakin mengangguk, yang ada dipikirannya sekarang Soobin, Varrel, dan Juyeon. Kalau Varrel sakit, Vernon yakin Varrel akan dirawat dirumah sakit tempat Juyeon bekerja.

Vernon mendatangi resepsionis lalu bertanya, "Kamar inap atas nama Varrel ada?" suster itu tampak mencari nama yang baru disebut Vernon, tidak lama suster itu menatap Vernon dan bertanya, "Marganya apa, Pak?"

Vernon terdiam, Vernon tidak tahu marga Varrel, makanya Vernon berfikir dan dengan asal Vernon menjawab, "Varrel Chwe, Choi Varrel."

"Kamar inap atas nama Varrel Chwe ada dilantai 4 ruang Anggrek ya, Pak." Balas suster dengan ramah dan senyum lebar. Berbeda dengan tubuh Vernon yang menegang dan wajah yang mendadak pucat.

Verrel dengan pelan menarik tangan Vernon untuk menuju lift, Vernon yang sadar membuang napas nya pelan. Vernon semakin yakin kalau Varrel anaknya, setelah mendengar jawaban suster tadi.

Sampai ruang Anggrek, Vernon membuka satu persatu gorden yang tertutup, tidak dipungkiri kalau Vernon merasa takut sekaligus sedih. Tangannya bahkan bergetar sejak di lift. Sampai di pojok ruangan, Vernon membuka gorden dan mendapatkan sosok Varrel sendirian sedang menatap jendela.

"Kak Varrel!" seru Verrel yang langsung ditegur Vernon. Verrel menyengir lalu menghampiri Varrel yang kini menatap Verrel dengan senyum tipis tapi tersirat rasa bingung.

"Hai, ngapain dirumah sakit?" tanya Varrel.

Verrel duduk dikursi penunggu lalu menataptangan Varrel yang diinfus, "Jenguk kak Varrel. Kata Papa, kalau orang yang kita kenal sakit, kita harus jenguk." Varrel mendudukkan tubuhnya dan sedikit membungkuk, "Terimakasih sudah menjenguk saya, Pak." Vernon tersenyum tipis dan mengangguk.

"Mama kamu dimana? Kok kamu sendiri disini?"

"Mama lagi ke minimarket dibawah, sebentar lagi juga balik." Ucap Varrel dengan senyum, Vernon mengangguk kecil dan memangku Verrel, "Kamu udah makan?" Varrel mengangguk, "Udah, kok."

Vernon diam, memperhatikan Varrel dan Verrel yang asik mengobrol, sesekali terkekeh karena ucapan Verrel yang menurutnya tidak masuk akal, seperti "Kak, tangannya dikasih kabel itu buat apa?"

Varrel juga menanggapi pertanyaan Verrel, "Oh, ini namanya infuse. Kakak diinfus biar tubuh kakak lebih kuat aja, soalnya kakak masih agak lemes." Verrel mengangguk lalu kembali berbicara, "Papa, Verrel juga mau diinfus, biar kuat."

Suara tawaan ketiganya terhenti ketika mendengar suara wanita, "Varrel, susu yang kamu mau gak—ada..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Daddy Chwe || Vernon Chwe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang