BIP : 05

19 2 0
                                    

The Writers Marigold Present

Bullyship In Friend - Kelompok 4

Created By : ElvaSafitri7

•••

Di mobil, mereka bersenda gurau bersama. Mungkin ini akan menjadi gurauan terakhir mereka.

"Ren, kita mau kemana sih?" tanya Vinka

"Udah, lo berdua nanti juga tau." sahut Rendra sekenanya.

Lain halnya dengan Bianca yang diam saja mendengarkan percakapan antara Rendra dan Vinka, firasatnya seperti tahu bahwa Rendra membawa mereka berdua ke suatu tempat untuk perpisahan atau bisa di katakan akan menjadi pertemuan terakhir mereka yang nanti akan terpisah.

"Bi, lo kok diam aja sih?" tanya Rendra yang melihat Bianca diam, padahal Bianca termasuk paling suka bercanda di antara mereka.

Bianca menoleh menatap Rendra. Bola matanya menatap Rendra dalam, seolah mencari tahu apakah ini pertemuan terakhir mereka.

"Woi Bi, lo kenapa natap gue kek gitu?" Hardik Rendra.

Bianca yang tersadar segera menggelengkan kepalanya, membuat kedua temannya bingung akan sifat Bianca yang sekarang.

"Bi, lo kenapa sih dari tadi keliatannya aneh banget?" tanya Vinka pula yang ikut heran melihat sikap sahabatnya yang satu ini.

"Gue gak papa kok," jawab Bianca.

"Lo tuh aneh tau gak sih, kalo ada yang mau di ceritain, cerita aja." ujar Rendra.

"Gue gak kenapa-kenapa aelah, lo berdua kenapa sih?" jawab Bianca sekaligus bertanya.

"Dih malah balik nanya nih orang," ucap Vinka gemes dengan sikap sahabatnya ini.

"Iya nih malah balik nanya, seharusnya lo tuh yang kenapa," timpal Rendra.

"Ihh gue gak kenapa-kenapa," kesal Bianca.

"Yudah skip aja dah, btw bentar lagi kita nyampe di tempat tujuan," ujar Rendra mencairkan suasana.

"Emang lo mau bawa kita kemana sih Ren?" tanya Bianca.

"Nanti kalian pasti tau kok," jawab Rendra.

Kompak keduanya pun diam mendengarkan ucapan Rendra, mereka sekarang manut Rendra yang membawa mereka berdua entah ke tempat mana.

Rendra melihat keduanya diam, sebenarnya dia ingin memberitahukan tempat yang akan mereka tuju tapi percuma dia merahasiakan tempat yang selama ini dia jaga untuk mereka nanti.

•••

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, mereka pun sampai di sebuah bukit yang sangat rindang, dengan pepohonan yang menambah sejuk serta asri bukit tersebut.

Mereka keluar dari mobil. Rendra pergi ke belakang mobil untuk mengambil peralatan yang bisa di sebut peralatan piknik mereka. Lain halnya dengan Vinka dan Bianca, mereka sudah pergi berlarian menyusuri bukit yang sangat indah serta membuat tenang ini.

Rendra menyiapkan peralatan piknik di sebuah pohon yang sangat rindang, di bawah pohon tersebut terdapat juga dua buah ayunan.

Setelah selesai menyiapkan semuanya, Rendra duduk di tikar yang sudah dia gelar sembari melihat kedua sahabatnya yang tengah asyik mengitari bukit. Dia tersenyum namun dengan raut wajah sedih, peristiwa seperti inilah nantinya yang akan dia rindukan. Dia mengingat semua yang sudah dia lalui bersama Vinka dan Bianca, tentang dimana awal mereka dulunya bertemu lalu merajut kisah persahabatan bersama mereka berdua.

Tanpa di sadari dia meneteskan air mata, entahlah sebenarnya berat untuk dia pergi meninggalkan kedua sahabatnya ini, tapi ini harus dia lakukan untuk menempuh cita-citanya dan juga mengikuti kedua orang tuanya.

Asik mengenang, Rendra dikejutkan dengan kehadiran Vinka dan Bianca.

"Bwaaaaa!!!" ucap mereka bersamaan lalu tertawa lepas setelah melihat keterkejutan Rendra.

Rendra menghapus air matanya sebelum kedua sahabatnya melihat dia menangis. Dia berbalik menghadap mereka berdua, dengan muka kesal yang di buat-buat seolah dia marah dengan kedua sahabatnya.

"Apaan sih lo berdua ngagetin gue tau gak sih," sungut Rendra di barengi dengan raut wajah kesal.

Vinka dan Bianca yang melihat Rendra sepertinya marah pun merasa bersalah, mereka berdua menundukkan kepala melihat kemarahan Rendra.

Rendra yang melihat keduanya menundukkan kepala semakin tersenyum lebar, kali ini dia akan balas dendam pada keduanya karena sudah berani membuatnya terkejut.

"Kalo gue kaget, terus gue jantungan, terus gue mati, terus nanti yang jaga kalian siapa? Oh atau kalian ikhlas gue mati?" Decak Rendra. Sebenarnya dia tidak tega, tapi dia harus bisa untuk balas dendam.

"Maaf," kompak keduanya masih menundukkan kepala tak berani menatap Rendra.

Lain halnya dengan Rendra yang berusaha untuk tidak tertawa, untuk menahan ketawanya Rendra berdehem.

"Ehemm. Gue beneran kaget, untung gue gak  jantungan." ujar Rendra

Vinka dan Bianca menatap Rendra dengan genangan air mata yang sudah siap mengalir menuju pipi. Rendra yang melihat keduanya hendak menangis pun menjadi kalang kabut, pasalnya dia tidak pernah membuat mereka berdua menangis.

"Eh eh eh jangan nangis, gue becanda, gue gak beneran marah ke kalian," ujar Rendra sembari merentangkan tangannya bermaksud untuk memeluk keduanya.

Sontak perkataan Rendra membuat keduanya menatap Rendra marah, Rendra yang melihat keduanya yang akan berubah pun segera berdiri lalu lari menjauh menghindari amukan kedua sahabatnya.

"Rendra!!" teriak keduanya yang ikut berdiri lalu menyusul Rendra.

Rendra terus berlari sambil tertawa lepas, ternyata menyenangkan sekali saat menjahili kedua sahabatnya itu.

Vinka dan Bianca terus mengejar Rendra, mereka berdua akan membalas Rendra.

"Rendra sini gak lo!" teriak Bianca.

"Rendra ih capek tau lari ngejar lo," timpal Vinka yang berhenti berlari karena sudah lelah mengejar Rendra.

Bianca pun ikut berhenti, nafas mereka berdua ngos-ngosan. Rendra yang melihat kedua sahabatnya berhenti pun ikut berhenti lalu menyusul mereka berdua yang sedang terduduk di rerumputan di bukit tersebut. Sebelum menyusul mereka, Rendra terlebih dahulu mengambil air mineral untuk keduanya.

"Nih minum dulu," ujar Rendra sembari memberikan dua botol air mineral kepada keduanya. Keduanya mengambil botol air mineral itu dengan senang, mereka sangat haus karena lelah berlari di tambah cuaca yang cerah hari ini. Untungnya di bukit itu banyak pepohonan jadi tidak seberapa panas terik matahari yang mereka dapatkan.

"Indah banget ya di bukit ini, gue baru tau ada bukit yang indah banget, gak jauh dari perkotaan." celetuk Bianca yang di angguki oleh Vinka tanda setuju dengan ucapan Bianca.

"Iya, gue juga baru tau ada bukit ini. Kok lo gak ngasih tau kita berdua sih ada bukit seindah ini disini?" tanya Vinka.

"Ya ini gue udah kasih tau kalian," jawab Rendra yang sedari tadi memandang ke depan lalu menoleh menatap keduanya yang saat ini juga menatap dia dengan muka kesal. Rendra terkekeh lalu mengangkat jari telunjuk dan jari tengah memberikan tanda peace.

"Gue udah tau bukit ini sekitar beberapa bulan yang lalu, gue gak ngasih tau kalian karena nanti kalian bakal hancurin bukit ini. Etsss! Canda bro. Jadi, gue gak sengaja nemu bukit ini waktu gue iseng jalan-jalan dan gue juga suka banget sama tempat ini." ujar Rendra panjang kali lebar bercerita. Rendra menatap keduanya, mereka mengangguk tanda mengerti.

•••

Bullyship In FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang