BIP : 02

16 2 0
                                    

The Writers Marigold Present

Bullyship In Friend - Kelompok 4

Created By : sukatypoo

***

Suasana hari ini sedikit berbeda. Suara rusuh anak kelas tak lagi terdengar kala Pak Anton selaku guru matematika melangkah perlahan menuju kelas.

"Sttt ... sttt ... nanti aku nyontek ya!"

Vinka menoleh kala bisikan gadis disebelahnya terdengar, ia lalu menaruh tangan dipipi seraya berkata, "maless."

"Ehem!"
"Silahkan tas taruh di depan, jangan ada yang ninggalin buku di kolong meja, kalau ketahuan akan saya beri nilai nol!"

Satu-persatu anak kelas maju kedepan, bibir mereka tak berhenti menggumamkan rumus-rumus yang sulit dimengerti, tak terkecuali Vinka dan Bianca.

Setelah kembali duduk, Pak Anton mulai membagikan selembar soal dan kertas kosong untuk mencari jawaban. Seperti biasa, saat soal sudah di depan mata, mereka mulai berdoa agar mendapat nilai diatas KKM, setidaknya dijauhkan dari remedial. Jangan sampai kejadian setengah tahun yang lalu terjadi lagi, Pak Anton tidak akan segan-segan memberi soal yang sulitnya melebihi ujian akhir sekolah.

"Dih apaan dah, kenapa hasil yang aku cari ga ada di abcdnya," keluh Bianca, tangannya tak berhenti menulis rumus-rumus untuk mencari jawaban. Sekali lagi, gadis itu mengeluh. Jawaban yang ia cari tetap saja tidak ketemu.

Satu solusi muncul diotaknya saat melihat Vinka, jarinya dengan luwes menulis. Matanya melirik serius, dengan sedikit menegakkan punggungnya, Bianca dengan mudah mendapatkan jawaban dari kertas Vinka.

"Makasih banyak, Vin!" Sorak Bianca dalam hati, seperti tahu isi hati Bianca Vinka mengangguk sambil mengangkat kedua jempolnya.

***

"Walaupun udah nyontek kamu, tetap aja aku ga ngerti," keluh Bianca seraya menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Yaudah, pulang sekolah nanti aku ajarin kamu matematika, mau gak," ucap Vinka santai, matanya melirik kearah kiri tempat gerobak bakso berada, "Rendra lama banget sih."

Setelah ulangan selesai, Vinka dan Bianca memang langsung pergi ke kantin, untuk mengisi tenaga yang telah terkuras karena banyak berfikir.

"Mau! Kita belajar dimana?"

"Di basecamp dong, tapi jangan lupa ntar mampir ke minimarket beli cemilan sama bumbu."

"Ok!"

Seorang laki-laki datang dengan nampan berisi tiga mangkuk bakso, Vinka dan Bianca menyambutnya dengan mata berbinar.

"Lama banget," keluh mereka serempak.

Rendra tersenyum lalu berkata, "rame soalnya."

Beberapa saat hening, tiga remaja itu sedang fokus dengan mangkuk didepannya.

"Ren, nanti kami mau belajar di basecamp, kamu mau ikut ga?" tanya Bianca lalu meminum jus jeruk didepannya.

"Mau dong, masa kalian berdua aja, kalo gua ga ada ntar kalian kangen lagi," kata Rendra bercanda.

Vinka hanya tertawa saja mendengar kepedean Rendra, berbeda dengan Bianca yang menatap serius laki-laki itu.

"Serius banget bi, kaya mau nembakin laser ke Rendra aja," celetuk Vinka yang dibalas oleh Rendra.

Bullyship In FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang