0.1 || Qᴜɪᴇᴛ Nɪɢʜᴛ

407 40 4
                                    

Perempuan dengan mata sembab itu menatap sendu lautan yang ada di hadapannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan dengan mata sembab itu menatap sendu lautan yang ada di hadapannya itu. Mata kucingnya itu meneliti kearah lautan, menerawang sekitar. Berharap agar stunami datang menghantam tubuhnya ini. Dia ingin mati, tapi tak ingin bunuh diri. Dia ingin mati, tapi masih tak ingin meninggalkan dunia kejam ini. Jadi dia harus apa?

Asap tipis lagi-lagi keluar dari mulutnya. Kedua jarinya terlihat sedang mengapit benda kecil yang kini telah menjadi candu barunya. Tangan kirinya memeluk jaketnya erat. Dia membuka benda pipih yang ada di pangkuannya itu. Tanpa ia sadari sudah dua jam ia di sini menerawang lautan di temani dengan cuaca dingin ini.

Malam ini sama seperti malam-malam lainnya. Sunyi, hanya suara angin dan ombak yang terdengar. Dan hanya lampu-lampu jalan yang terlihat menyala menerangi jalanan. Seperti biasa, tidak ada yang spesial. Dia memejamkan matanya lalu menghisap nikotin itu lagi. Sunyi dan tenang, dia lagi-lagi berharap ada seseorang yang datang membunuhnya. Melenyapkannya dari dunia ini.

Sampai akhirnya, dia merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya.

"Jangan merokok! Kau membuat udara segar di sini tercemar tau! Lagi pula memangnya kau ingin cepat mati?" Dari suaranya... dia lelaki. Lelaki asing yang belum pernah Jennie dengar suaranya seumur hidupnya.

"Tak apa, lagi pula aku ingin mati." Katanya kembali menghisap nikotin itu.

"Cih! Dasar gadis tak tau di untung!" Kata pria asing yang berada di sebelahnya

"Berisik." Kata Jennie yang mulai jengkel mendengar ceramah singkat dari lelaki yang ada di sampingnya ini.

"Oh, yah! Aku hampir lupa memperkenalkan diriku. Aku Taehyung, Kim Taehyung tetangga barumu!" Katanya sambil menjulurkan tanagannya itu.

"Oh, aku tidak tanya." Kata Jennie dengan nada dinginnya itu.

"Omong-omong kau ngapain di rooftop sendirian?" Tanya pria itu yang kini kembali memandang pemandangan indah di depannya itu.

Entah mengapa laut terasa sangat indah malam ini. Sampai-sampai dua orang berbeda kelamin ini rela menahan cuaca dingin ini hanya untuk melihat pemandangan laut. Laut indah dengan langit malam dan bintang-bintang kecil menjadi pemandangan terindah di detik ini. Sampai saat Taehyung menoleh kearah kirinya. Cantik, pemandangan tercantik yang pernah ia lihat seumur hidupnya. Seketika pemandangan laut pun tak lagi menarik untuk di lihat oleh Taehyung.

Deg.

Sepertinya Taehyung terkena serangan jantung dadakan.

Asap nikotin itu lagi-lagi keluar dari mulut kecilnya. Matanya sekali lagi tertutup. Kepalanya ia dongakkan ke atas. Langit malam itu masih sama saja. Tidak ada yang berubah, tidak ada yang spesial, dan hatinya tetap sakit. Dia tak tahu, akankah ada seseorang yang bisa atau mau mengobati luka hatinya ini? Dendamnya masih terlalu besar, terlalu besar sampai-sampai dia tak dapat menjelaskannya. Bahkan serangkaian cerita juga tak mampu menjelaskannya. Dia masih tak menyangka bahwa kedua orang tuanya sudah pergi. Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Terlalu cepat hingga ia tak menyadari perubahan pada dirinya dan juga lingkungannya ini.

Wʜᴇɴ Tʜᴇ Fʟᴏᴡᴇʀ Dɪᴇs || On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang