Sosok

135 1 0
                                    

Lantunan suara adzan yang berkumandang tidak jauh dari rumah kami membuatku terbangun, ku dapati suamiku yang masih tertidur dengan pulas nya sampai tak mendengar suara adzan yg berkumandang.

Aku masih terpikir kejadian semalam dikamar mandi yang membuat aku ketakutan, ah mungkin aku salah lihat dan berharap itu cuman mimpi.

Aku berdiri dari tempat tidur dan mencoba membangunkan Alfaro, perlahan aku goyangkan badannya agar ia terbangun.

"Mas, mas bangun, udah subuh nih, ayo bangun nanti shalat subuh nya telat loh".
Sahutku sambil terus menggoyangkan badannya perlahan.

"Aarrgh!! Berisik!! Ganggu gue tidur!! " geramnya, sambil mendorongku membuat aku sedikit terpental kelantai.

"Astagfirullah" ringisku. Tak lama kemudian air mata berhasil membasahi pipiku, sakit. Mendapat perlakuan kasar dari Alfaro suaminya sendiri. Tapi aku harus kuat dengan sikap Alfaro, bagaimanapun juga dia tetap suamiku dan aku tidak boleh sampai membencinya.

Saat sedang menenangkan diri, tiba-tiba melihat pintu yang berada tepat di sampingku tak lain adalah pintu kamar mandi tertutup sendiri dengan pelan. Menghasilkan bunyi yang membuat keadaan menjadi sangat menegangkan.

Aku mengerutkan dahi, tidak ada angin sedikitpun. Tetapi kenapa pintu itu terbuka dengan sendirinya?

Penasaran semakin membuatku ingin memastikan, perlahan aku berjalan menuju pintu kamar mandi itu. Tapi, langkahku terhentikan ketika mengingat kejadian semalam. Apa kejadian itu nyata? Apa aku benar-benar melihat sekelebat sosok dibalik cermin? Dan darah yang keluar dari kran air?

Aku melirik kearah Alfaro yang masih tertidur, aku takut jika harus membangunkannya kembali. Tapi, disisi lain aku lebih ketakutan jika masuk kamar mandi itu. Bagaimana jika tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di balik pintu?

Pikiranku sangat tidak menentu, ketakutan dan gelisah bercampur menjadi satu.

"Bismillah, Allahumma Inni a'udzubika minal khubutsi wal khobaitsi" Aku beranikan melangkahkan kaki kiri kedalam kamar mandi terlebih dahulu seraya membaca do'a, dan memohon perlindungan dari godaan syaitan dan juga jin yang ada di kamar mandi kepada Allah SWT, dzat yang maha segalanya.

Setelah selesai berwudhu, ku hamparkan sejadah berharap Alfaro yang akan mengimaniku saat ini. Karena bagaimanapun aku sudah Syah menjadi istrinya. Tapi, itu semua hanyalah angan-angan mungkin. Alfaro tidak bangun dan perlakuannya sangat kasar kepadaku.

***

Aku membuka jendela pagi ini. Duduk didekat jendela dari ketinggian membuat angin menghembus meniup seluruh tubuhku, terdengar kicauan burung yang merdu dan embun yang menetes direrumputan dekat rumah, tumbuhan berkembang di musim penghujan. Hari yang cerah dan sejuk.

Hari hari ini adalah hari pertama aku menempati rumah baru yang dibeli Alfaro, rumah yang cukup luas. Tidak jauh dari rumah kedua orangtuaku, Hamdan. Yang tak lain ayahku memang menyuruhku untuk berpisah rumah setelah menikah dan aku pun memang harus menurutinya karena ini Memang keinginan Alfaro juga. Meski sebelumnya Ratmi. Ibuku,  melarang untuk aku pergi. Dan harus tetap tinggal dirumah bersamanya. Tapi, ayah berhasil membujuknya sehingga ibu Ridha aku meninggalkan rumah yang selama ini menjadi tempat pulangnya lalu pergi bersama Alfaro, Suamiku.

Aku masih memikirkan kejadian semalam yang membuat ku ketakutan ketika melihat pintu kamar mandi terbuka dengan sendirinya.

"Heyy... Ambilin gue minum!! Gue haus!!, Gak ada kerjaan banget diem di jendela!! " Sentak Alfaro membuyarkan lamunanku.

"I-iya mas, akan Anida ambilkan"

Perlahan aku berjalan menuruni anak tangga untuk mengambil air ke dapur. Kebetulan persediaan air dikamar sudah habis.

"Hiks... Hiks... Hiks" Tiba-tiba,  suara tangis yang tersedu-sedu entah dari mana asalnya begitu jelas terdengar di telingaku, ketika hendak mengambil air.

Aku melirik ke setiap penjuru dapur tidak ada siapapun, Alfaro pun masih dikamar dan dirumah ini hanya ada kami berdua.

Aku tidak memperdulikan suara itu, lagi pula ini masih pagi hari mana mungkin ada yang usil?

Clakkk ...

Ketika usai mengambil air dan hendak pergi ke atas menuju kamar, tiba-tiba sesuatu menetes diatas kepala mengenai hijab yang ku pakai.

Tangan ini sontak menyentuh memastikan apa yang mengenai kepalaku "Astagfirullah!... Darah! Darah siapa ini, dari mana ini berasal?"

Sedari tadi memang pas pertama aku masuk ke dapur sudah mencium bau amis yang tidak sedap.

Perlahan aku mendongakan kepala untuk melihat keatas, barangkali darah ini berasal dari atas atap lalu mengenai kepalaku.

"Aaaaa!!"

JERITAN MALAM PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang