Hari minggu pagi. Tapi pukul sepuluh masih terlalu pagi untuk membangunkan Jungkook. Terlebih lagi, pemuda itu telah bekerja keras semalaman tadi. Menghujam Lisa, mencumbu Lisa, dan banyak pekerjaan menyenangkan lainnya.
Namun alih-alih dibangunkan, nyatanya Jungkook malah terbangun dengan sendirinya. Mungkin apartemen ini terlalu kecil hingga aroma masakan dari arah dapur dapat melintasi udara dan sampai diruang kamar.
Apartemen ini bukanlah bangunan rumahnya, dimana ada sekitar lima orang koki yang setiap harinya memasak dan menyediakan makanan enak. Jadi, harum masakan ini sudah pasti dihasilkan oleh Lisa yang sedang sibuk bertarung dengan bahan-bahan makanan dan peralatan memasak.
Hal itu membuat cacing-cacing didalam perut Jungkook ikut terbangun, menghasilkan suara keriuk yang menandakan rasa lapar. Pemuda tersebut lantas bangkit, kemudian membersihkan diri didalam kamar mandi selama beberapa saat.
Ketika Jungkook sampai di area dapur, Lisa baru saja meletakkan piring-piring dan mangkuk diatas meja yang berisikan berbagai jenis makanan yang dimasaknya.
Alih-alih memerhatikan semua makanan itu, Jungkook justru sibuk menelusuri presensi Lisa. Gadis itu mencepol rambutnya. Ia mengenakan kaus kebesaran sepanjang setengah paha hingga menutupi hot pants-nya. Pun dengan kerahnya yang longgar hingga bahu kanannya terpamerkan. Sungguh pemandangan pagi yang menyegarkan.
Tapi, ah, tidak-tidak. Tidak boleh menyerang. Mereka sudah melakukannya semalaman. Jungkook harus bisa menahan hormonnya. Kendati ia sudah membayar Lisa, tapi ia tetap harus memerlakukan gadis itu secara manusiawi. Terlebih, Lisa sudah letih memasak disaat Jungkook masih tertidur pulas.
"Duduklah. Aku tidak memiliki racun tikus untuk membuatmu mati." kata Lisa dengan nada santai. Ia sendiri segera menempati kursinya. Sudah sangat lapar.
Ada beberapa jenis makanan yang dimasak Lisa, dan semuanya menghasilkan aroma lezat yang sangat menggugah selera.
"Whoahh, enak sekali. Aku tidak menyangka kalau aku benar-benar pandai memasak." Lisa memuji diri sendiri, berdecak kagum setelah memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya.
Jungkook terkekeh pelan secara tidak sadar. Melihat tingkah Lisa yang seperti itu benar-benar membuatnya gemas. Ada rasa ingin mengusak puncak kepala si gadis, namun sumpit ditangannya seolah menahan dan berkata kalau Jungkook harus tetap diam. Heh, ingatlah, Ahn Jungkook. Lisa belum tentu senang diperlakukan seperti itu. Jungkook memperingatkan dirinya sendiri dalam hati.
"Semalam istrimu mengamuk karena aku meng-upload foto kita berdua ke akun media sosialku." kata Lisa. "Kurasa dia benar-benar sudah tahu siapa aku. Apa kau tidak berniat untuk berterus terang dan membongkar semuanya? Kurasa istrimu juga harus tahu dimana letak kesalahannya."
Kalau Serin dan Jungkook sama-sama keras kepala, entah sampai kapan drama ini akan berlangsung. Mungkin mereka sama-sama ingin menunggu untuk melihat siapa yang kalah, untuk mengetahui siapa yang lebih dulu tidak tahan dan berakhir dengan melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Require✔️
Fanfic[M] Lalisa Hwang sangat menikmati pekerjaannya sebagai wanita penghibur. Tak ada yang benar-benar ia cintai dimuka bumi ini selain uang. Baginya, mencintai seseorang tak ubahnya seperti lelucon dalam drama komedi--lucu, menggelitik, sampai terkadan...