mess it up

604 25 5
                                    

Aelesha terbangun dari mimpi buruknya. Ia menarik napas panjang dan mengeluarkannya dengan berat. Mimpi itu datang lagi. Sudah lama mimpi itu tidak muncul.

Ia meminum air yang selalu mamanya sediakan. Menyandarkan badannya di senderan kasur. Jam menunjukkan pukul 2 pagi, masih terlalu pagi untuk ia siap-siap sekolah.

Aelesha memejamkan matanya menghilangkan kejadian yang tiba-tiba mengusik pikirannya.

Kenapa? Kenapa mimpi itu datang lagi?

Apa ia harus memanggil mamanya agar ia bisa tenang. Tidak ia tidak tega, karena mamanya bilang ia ada jadwal operasi pagi nanti Aelesha akan membiarkan mamanya istirahat.

Ting!

Notifikasi ponselnya berbunyi. Ada yang mengiriminya pesan pagi buta seperti ini.

08xxxxxxxxx
Masih ingat Violet Karaoke?

Jangan lagi. Jangan nomor ini lagi.

Aelesha mengelap keringat yang turun dari dahinya. Ia memencet logo menelepon di pojok kanan atas. Menunggu beberapa detik panggilan belum tersambung. Jantungnya berdebar ingin mengetahui siapa sosok dibalik nomor ini. Cengkraman di ponselnya menguat.

Tersambung!

“Siapa?” tanyanya.

“Wah wah, Aelesha. Ternyata lo berani juga buat telfon gue.”

“Ini siapa? Lo siapa? Kasih tahu gue sekarang lo siapa!”

“Chill girl. Lo pasti tahu siapa gue. Tenang aja kita pasti ketemu. Soon.” Kekehan kecil dari orang di sebrang sana terdengar.

“Siapa? Gue tanya lo siapa?! Gue mohon jangan-” Napas Aelesha memburu. Tidak. Panggilannya terputus. Ia menelfon nomor itu lagi tapi ditolak.

Aelesha melempar ponselnya asal dan mencari inhalernya. Ia menarik napas dalam berusaha tenang. Tidak cukup ini tidak cukup. Ia butuh obat penenangnya. Ia keluar kamar menuju kamar orang tuanya.

“Mama! Mama! Buka!” Aelesha menggedor pintu kamar dengan panik.

Pintunya terbuka Aelesha langsung menyerbu masuk membuka laci mencari obat yang disimpan mamanya, “Lesha! Kamu kenapa?” mamanya menarik Aelesha namun ditepis berkali-kali olehnya.

“Aelesha! Berhenti!” teriak papanya yang khawatir melihat kondisi anaknya.

Aelesha berhenti dan berbalik melihat mamanya. “Ma, obatnya dimana?! Lesha takut ma. Lesha mau obatnya sekarang.” Mama Aelesha terdiam.

“Sayang, tenang. Ada mama.” Mamanya menarik Aelesha ke dalam dekapannya. Mengelus kepalanya lembut sampai anaknya tenang.

“Mama temenin Lesha di kamar, ya?” Aelesha mengangguk

☆☆☆

"BANGSAT NGAKAK." Gilang tertawa keras memegang perutnya.

Kafka mengernyit. "Nonton apaan sih lo?" Ia menengok melihat ponsel Gilang yang memutar video Lucinta Luna dan Boy William.

"Ngakak banget sial." Gilang terbahak-bahak lagi menonton celotehan Lucinta Luna di video itu. Kafka ikut tertawa di sebelah Gilang yang akhirnya ikut menonton bersama.

Dio yang sedang tertidur sangat terganggu dengan dua cowok itu. Ia mengambil bantal dan melempar ke arah mereka.

"Berisik anjing!" Dengan muka kesal Dio kembali tidur.

"Yeee, Pak Dio yang terhormat harusnya lo di kelas bukam tidur di basecamp." kata Gilang dengan gaya sok menceramahi.

Dio mengangkat jari tengahnya cuek.

bad boy's game [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang