heather

817 33 5
                                    

"KELUAR LO BIMA!" Arion menendang pintu kelas 11B mencari dalang dari bocornya rahasia geng Rebels.

Atensi kelas langsung mengarah pada Bima yang diam tidak berkutik. Arion melihat arah pandang murid kelas tertuju kakinya melangkah dengan raut muka datar tapi terlihat jelas emosi yang membara.

Tanpa aba-aba Arion langsung menarik seragam Bima membawanya keluar kelas. Bima memberontak saat ia diseret dengan kasar oleh Arion.

"Diem lo!" bentak Arion.

"Lepas." Bima menggerakkan badannya kasar agar terlepas dari cengkraman Arion.

Namun sia-sia karena, Bima sudah terseret sampai di depan pintu basecamp Rebels. Arion membanting tubuh Bima ke lantai semen di bawahnya. Bima berusaha menyingkir menghindari Arion. 

Ketua Rebels itu mengayunkan kepalan tangannya dan mendarat di pipi Bima.
Arion mencengkram pipi Bima dan menyeringai kecil.

"Lo bilang apa sama Raka?" tanya Arion tajam.

"Ar gue nggak bermaksud gue nggak ada maksud kasih tau hal itu ke dia." bela Bima.

Arion terkekeh kecil mendengarnya, "Lo pikir gue bodoh? Iya? Jawab!" bentak Arion.

Bima tetap diam dengan mata yang bergerak mencari jalan keluar. Arion memberi pukulan lagi di wajah Bima lalu membanting badan Bima dan menendang perutnya. Arion berjongkok di depan Bima yang terkapar di lantai.

"Gue nggak segan segan buat bunuh lo, tapi nggak sekarang." Arion menjambak rambut Bima dan tersenyum licik.

Arion berdiri dan menatap Kafka di belakangnya. "Lo urus dia gue mau pergi."

Kafka mengangguk. "Lo mau kemana?"

"Penting."

☆☆☆

Kayla mencari Aelesha ke kelas 12A namun tidak menemukan sosok yang ia cari. Kayla menggerutu sendiri padahal ia mau memberi tahu perihal kejadian Arion antara Bima.

"Misi, lo tau Lesha kemana?" tanyanya pada anak kelas 12A yang lewat di depannya.

"Lesha? Oh dia tadi ke perpus kayaknya." jawab cewek berkuncir kuda itu.

"Perasaan tadi gue cari ke perpus nggak ada deh." gumamnya. Kayla mengangguk berterimakasih.

Cewek itu langsung melangkahkan kakinya cepat ke perpus. Ia mencari Aelesha di setiap lorong perpustakaan. Kayla akhirnya menemukan Aelesha yang tertidur di pojok meja.

"Pantes nggak liat taunya tidur." Kayla menepuk pelan pundak Aelesha.

Aelesha yang merasakan tepukan kecil itu membuka matanya dan melihat Kayla menatap cemas pada dirinya.

"Eh Kay. Kenapa?" tanya Aelesha dengan suara seraknya.

Kayla menarik bangku di sebelahnya dan menatap Aelesha serius. "Arion berantem sama Bima." ucap Kayla.

Aelesha mengerutkan keningnya. "Maksud lo? Gue baru bangun Kay..." ia menatap jam di perpus, "Ini juga masih lima belas menit masuknya."

"Gue serius."

Aelesha menarik napasnya. Nyawanya belum terkumpul kenapa ia harus langsung mendengar cerita seperti ini.

"Ikut gue sekarang." Kayla menarik tangan Aelesha tergesa dan berjalan keluar perpustakaan. Aelesha yang mengikutinya hampir saja oleng kalau ia tidak menjaga keseimbangannya.

Aelesha melihat Kayla mencari nomor kontak seseorang di ponselnya. Kayla menekan nomor kontak itu dan menunggu tersambung.

"Kaf lo dimana?... Ck udah kasih tau aja... Ok gue kesana sekarang."

"Kay kita mau kemana?" pertanyaan Aelesha tidak dijawab Kayla.

Mereka berjalan cepat melewati kelas 11B yang terlihat ramai dan mereka sampai di belakang sekolah juga ada Kafka disana.

"Kaf." panggil Kayla.

Kafka menoleh dan terkejut melihat Aelesha berdiri di sebelah Kayla. "Kay lo gila? Gue udah kasih tau jangan bawa Lesha kesini."

Aelesha terkejut kenapa orang itu tahu namanya. "Kay, kok dia tau nama gue?" tanya Aelesha.

"Dia temennya Arion." Aelesha mengangguk kecil.

Kayla berjalan mendekati Kafka. "Arion dimana?"

"Dia pergi ada hal penting."

Aelesha yang berdiri agak jauh di belakang Kayla hanya diam. Ia tidak tahu harus seperti apa. Hubungannya dan Arion juga baru berjalan selama seminggu. Cewek itu melihat Kayla yang tampak serius berbicara dengan Kafka. Matanya tertuju pada pintu ruangan yang ada di halaman belakang sekolah ini.

Aelesha melangkah pelan menuju pintu itu. Ia menengok pada Kayla dan Kafka keduanya masih berbica serius. Karena tiba-tiba rasa penasaran muncul di benaknya ia membuka pintu itu.

Kosong.

Sunyi.

Ia tidak melihat apa-apa.

Tunggu.  Di pojok kanan.

"Itu siapa." gumam Aelesha.

Aelesha berjalan mendekati sosok tersebut. Ia berjongkok untuk melihat wajah itu.


Aelesha melihat bet nama di seragam cowok itu.

Bima. Ini Bima.

Aelesha menarik napasnya. Wajahnya. Lebam. Bibirnya berdarah. Dan apa ini. Perutnya juga. Bima pingsan. Cowok itu dalam keadaan tidak sadar.

Aelesha berdiri dari tempatnya dan berjalan mundur. Arion berantem sama Bima. Aelesha ingat dengan perkataan Kayla tadi. Jadi benar? Tapi kenapa keadaan Bima sampai separah itu.

Aelesha tidak bercanda ia tidak pernah melihat langsung korban babak belur seperti ini, selain di film-film yang ia tonton.

Ini bukan ulah Arion 'kan?

Aelesha masih terpaku di tempatnya beberapa jarak dari tubuh Bima. Napasnya sudah tidak teratur. Aelesha berusaha mengambil napas dalam menenangkan dirinya.

"Lesha!" Kayla kaget saat melihat Aelesha berada di dalam basecamp. Kafka menyusul masuk ke dalam.

Aelesha memutar badannya, "Kayla, Bima kenapa?" tanyanya bergetar.

Tanpa sepatah kata Kayla langsung menarik Aelesha keluar dari ruang basecamp itu. Kafka menahan tangan Kayla. "Mending lo bawa Lesha pulang." ucapnya.

Aelesha menarik tangannya, "Gue nggak mau pulang, jelasin kenapa Bima bisa gitu." kata Aelesha.

Kayla menggeleng. "Kita pulang muka lo pucet, lo shock Lesha. Gue bisa jelasin ke om Gama nanti."

Aelesha menggeleng lagi. "Arion mana? Gue butuh penjelasan." ucapnya memaksa.

"Gue bisa jelasin. Tapi lo pulang sekarang." ucap suara tegas Arion tiba-tiba datang dengan keadaan lebam di sudut bibirnya.

{☆}

hei

wattpad kenapa sih akhir-akhir ini

bad boy's game [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang