happening

712 22 12
                                    

"Gue bisa jelasin. Tapi lo pulang sekarang." ucap suara tegas Arion tiba-tiba datang dengan keadaan lebam di sudut bibirnya.

"Gue pulang sama Kayla." kata Aelesha menggenggam tangan Kayla erat.

Kayla menatap Arion meminta persetujuan dan cowok itu mengangguk. Kayla menarik tangan Aelesha mengikutinya. Sebelumnya cewek itu sudah memberi pesan pada teman kelas Aelesha melalui ponselnya, mengatakan bahwa Aelesha harus pulang.

"Masuk." ucap Kayla menyuruh Aelesha masuk ke dalam mobilnya. Untung saja hari ini ia membawa mobil jadi Aelesha bisa lebih nyaman. Kayla mulai menjalankan mobilnya.

"Kay, tas gue?!" ucap Aelesha teringat tasnya yang masih ada di kelas. "Kay, cepet puter balik ini juga masih jam sekolah. Cepet Kay!" Aelesha menarik-narik tangan Kayla dari kemudi mobil.

Kayla meminggirkan mobilnya di pinggur jalan. "Sha, tas lo ada di belakang gue minta tolong anak Rebels ambilin tas gue sama lo." tunjuk Kayla pada kursi belakang yang terisi dua tas.

Aelesha menghela napas lega. "Terus pelajaran?" Aelesha kembali bingung.

"Sha, pikirin kondisi lu sekarang." ucap Kayla sendu. "Gue nggak mau lo kenapa-kenapa lagi," lanjutnya.

Aelesha menatap Kayla dan mengangguk mengerti. Ia menghela nafas dan duduk dengan tenang. Kayla melajukan mobilnya kembali menuju rumah Aelesha.

Gama membuka pagar rumah dengan tergesa-gesa. Ia baru saja diberitahu dari wali kelas Aelesha kalau putrinya tidak ikut pelajaran selepas istirahat dan tidak ada di sekolah. Gama melihat mobil Kayla yang baru saja berhenti di depan rumah.

Kayla keluar dari mobil itu dan membantu Aelesha berjalan yang sudah lemas di pundaknya.

"Kayla! Lesha kenapa? Om barusan dapet telfon dari sekolah kalau Lesha nggak ada. Ini kenapa? Lesha-" ucap Gama panik langsung mengambil alih Aelesha dari Kayla.

"Om tenang dulu oke. Kayla bakal jelasin, tapi bawa Lesha ke dalam dulu."

Gama membawa Aelesha dengan hati-hati menuntun gadis itu ke kamarnya. Diikuti Kayla di belakang. Gama membaringkan Aelesha di kasurnya.

"Lesha? Kamu nggak kenapa-kenapa 'kan, nak?"

Aelesha menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil berusaha membuat Papa nya tidak khawatir. "Lesha cuman kecapekan Pa, tapi Lesha gapapa kok." Gama mengangguk mengusap rambut Aelesha.

"Om bisa minta tolong hubungin wali kelas  Lesha kalo dia udah pulang." pinta Kayla di sebalah Gama.

"Om hubungin wali kelas Lesha dulu. Kayla jagain Lesha, ya." Gama keluar dari kamar Lesha.

Kayla pindah duduk di pinggir kasur. Aelesha menatap gerak gerik Kayla, ia terlihat seperti ingin berbicara sesuatu. Aelesha mendekati Kayla memegan tangan sahabat satu-satunya itu.

Kayla menatap tangannya yang digenggam,"Le gue...."

Ia berdeham. "Lo tau Kafka 'kan. Dia itu sepupu gue dan tentang Bima...." lagi Kayla tidak melanjutkan ucapannya.

"Arion?" tanya Aelesha.

"Lo harus percaya Le. Arion nggak bakal lakuin itu dia pasti punya alasan." jelas Kayla meyakinkan.

Aelesha menjilat bibirnya, "Gue nggak tau Kay. Gue ngerasa ini terlalu tiba-tiba terlalu cepet. Seakan cuman gue yang nggak tau apa-apa. Ini aneh." Aelesha mengeratkan genggaman tangannya.

"Le gue tau perasaan lo dengan liat keadaan Bima tadi, gue nggak mau lo jadi keinget sama kejadian dulu." Kayla meremas bahu Aelesha menatap khawatir.

Kayla sudah bertekad untuk menjaga Kayla sejak kejadian itu. Ia tidak mau kejadian Bima tadi membuat Aelesha teringat lagi dengan kejadian itu. Karena itu Papa Aelesha meminta Kayla selalu berada di sisi anaknya dengan sekolah di tempat yang sama, menginap di rumah Aelesha jika Papa dan Mamanya pergi.

"Aelesha..."

Kedua cewek itu melihat ke ambang pintu ternyata Mama Aelesha, Kirana yang memanggil anaknya. Kirana berjalan mendekati tempat tidur Aelesha.

"Kamu udah tenang?" tanya Kirana memeluk Aelesha dengan sayang.

"Sudah, Ma. Lesha udah gapapa." Ia memeluk orang yang paling ia sayangi itu dengan erat. "Mama kok udah pulang? Bukannya Mama akhir-akhir ini sibuk?" tanyanya.

"Mama hari ini pulang cepet, soalnya mama udah kangen berat sama Lesha." Kirana mencium lembut dahi Aelesha. Kayla merasa hatinya menghangat melihat interaksi ibu dan anak di depannya.

Kirana melihat Kayla yang berada di sebelahnya pun menarik ia untuk dipeluknya juga. "Kayla makasih ya udah jagain anak tante." Kirana mengusap lengannya, Kayla mengangguk menjawabnya.

Aelesha menyukai salah satu sifat Mama nya ini. Ia tidak pernah menanyakan hal apa yang terjadi dengannya, tapi selalu memberikan ia ketenangan dan kasih sayang untuknya agar ia cepat melupakan apa yang terjadi.

Mungkin kejadian hari ini bisa ia ceritakan di waktu yang tepat nanti. Aelesha sudah terlalu rindu dengan pelukan Mama nya yang hangat ini.

Meskipun sedari tadi ponselnya terus bergetar ia tetap menghiraukan panggilan dari Arion.

☆☆☆

"Selamat ulang tahun Aelesha, sayangku."

"Selamat ulang tahun temen aku yang paling baik"

Aelesha menarik nafasnya dalam ia sudah terlalu sesak berada disini. Ia ingin keluar. Sekarang. Ia merasakan pipinya ditampar berulang kali. Badannya diputar-putar oleh orang-orang disini.

Pusing. Sesak. Sakit.

Asap rokok memenuhi ruangan itu. Tawa-tawa orang disitu memenuhi telinganya. Wajahnya dipukul ia tidak sanggup menerima serangan itu.

Bibirnya darah....

Ia di dorong sampai menimpa lantai. Orang itu menendang perutnya berulang kali. Orang itu juga menjambak rambutnya dan memukul mukanya sampai hidungnya mengeluarkan darah.

"Wah Aelesha lo kelihatan seneng dateng ke pesta ulang tahun lo sendiri."

"Stop. Sakit."

"Jangan nangis. Pacar gue udah capek-capek siapin buat ini."

{☆}

gosh i'm getting tired of school

bad boy's game [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang