paris in the rain

3.3K 86 0
                                    

Aelesha POV

Aku menarik nafas dan menghembuskannya dengan keras. Kegiatan yang kulakukan selama lima menit ini. Sekarang jam menunjukkan pukul 6, seharusnya aku sudah berangkat ke sekolah.

Entah mengapa hari ini aku seperti tidak percaya diri dengan penampilanku. Mungkin karena hari ini hari pertama sekolah setelah libur panjang? Tidak tidak Lesha bukan orang seperti itu. Aku pandangi lagi pantulan diriku di cermin.

Seragam putih-abu abu yang aku tutupi dengan sweater berwarna krem. Rambut yang selalu ku kuncir kuda. Make up? Aku tidak suka, hanya bedak bayi dan lip balm. Parfum? tidak menyengat hanya harum buah stroberi.

Huftt, what is wrong with me?

Sebaiknya aku berangkat ke sekolah sekarang. Aku menuruni tangga dan melihat Mama dan Papa sudah makan dengan tenang di meja makan.

"Morning." sapaku.

"Morning." balas mereka berdua dengan senyum hangat di pagi hari.

Aku mengambil segelas susu dan meminumnya dengan cepat. Aku harus sampai ke sekolah sebelum ramai. Keramaian sudah terdaftar di hal-hal yang paling aku benci. Karena itu aku selalu berangkat lebih awal padahal bel berbunyi jam 7.

Aku berpamitan dengan Mama dan Papa. Mereka tidak heran dengan kebiasaannku yang selalu berangkat lebih pagi dan jarang sarapan di rumah. Untungnya Mama seorang dokter ia selalu membawakanku bekal sehat.

Aku bernafas dengan lega saat memasuki sekolah yang masih sepi hanya ada aku seorang diri dan ada penjaga sekolah yang sedang sarapan di pos nya. Aku menyapa Pak Udin yang dibalas dengan senyuman.

Sesekali aku bersenandung sembari melangkahkan kaki ku menuju kelas. Udara pagi menerpa wajahku dengan sejuknya seakan memberiku ucapan selamat pagi. Earphone yang terpasang di telingaku berganti lagu favoritku. Paris in the rain dari Lauv.

"Cause' anywhere with you feels right..." Aku menyanyikan bagian reff lagu favoritku dengan merdu. Jangan salah aku pernah juara 1 lomba menyanyi, ya walaupun itu hanya lomba hari Kemerdekaan. Haha.

Aku memasuki kelas 12A yang menjadi kelas terakhir ku di SMA Garuda ini. Aku menghentikan langkah kakiku saat aku melihat di dalam kelas sudah ada seseorang.

Dan seseorang itu adalah Laki-laki. Kaum yang paling Lesha hindari semasa hidupnya.

Oh tidak ini tidak baik?! Tenang Lesha tenang. Laki-laki itu sedang tidur dengan jaket sebagai bantalannya.

Kakiku gemetar berjalan menuju tempat dudukku yang tidak pernah berubah selalu dibarisan ketiga. Bayangan tentang kejadian itu tiba-tiba saja menghampiriku. Aku berusaha sekuat tenaga menahan rasa takutku. Aku mencengkeram sweater-ku sekuat tenaga.

Nafasku tidak teratur, mataku bergerak ke segala arah. Kalau saja ada Kayla, sahabatku disini ia pasti bisa menenangkanku. Fokus! Lesha fokus! Aku membayangkan wajah Mama yang sedang tersenyum padaku. Aku membayangkan itu berulang kali. Dan berhasil nafasku mulai berangsur teratur.

Aku menengok ke pojok belakang tempat laki-laki itu duduk. Aku membulatkan mataku saat melihat tanda logo bernama 'Rebels' di lengan jaketnya. Mimpi apa aku semalam bisa satu kelas dengan anggota geng Rebels. Setiap kenaikan kelas aku selalu berharap agar tidak sekelas dengan anggota Rebels siapapun itu.

Ah! Sial.

Aku mengambil novel dari tas dan memasang kembali earphone yang sempat terlepas. Membaca buku sambil mendengarkan musik merupakan perpaduan yang sangat pas.

Selama beberapa menit aku membaca dengan tenang. Dan tidak terjadi apa-apa, tapi aku merasa ada yang menatapku dari belakang seperti sebuah laser menembus tubuhku.

Jangan-jangan laki-laki itu!

Aku berusaha tenang dan mengacuhkan perasaan risih. Akh! Kenapa aku sangat penasaran.

Dengan takut sekaligus berani aku menoleh ke arah belakang. Nafasku tertahan begitu saja ketika mataku dan cowok itu bertemu. Mata yang tajam dan kelam seperti elang.

Matanya indah sekali.

What? No! Apa yang kamu pikirkan Lesha.

Semua laki-laki brengsek.

Aku langsung melayangkan tatapan tajam pada laki-laki itu. Itu senjata yang kulakukan saat bertemu dengan laki-laki.

Aku terhenyak.

Laki-laki itu membalasku dengan senyum smirk yang sangat menawan.

She does not know if she just deals with the devil.

{☆}

to be continued

bad boy's game [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang