Sekarang kita akan membahas materi menulis di hari kamis, sebelumnya kita belajar tips-tips bagaimana untuk membuat ide plot semakin berkembang, kini aku mau memberi tips lagi bagaimana agar pembaca di cerita kita itu benar-benar betah dan menyukainya, simak terus, yahSalah satu hal yang membuat seorang penulis bersedih adalah saat orang-orang meninggalkan cerita kita. Apalagi sampai mengkritik hingga membuat penulis itu sendiri down, sebenarnya kenapa sih pembaca itu bisa sampai bosan membaca cerita kita:
1. Plot yang monoton.
Plot yang monoton tentunya berakibat buruk kepada perasaan pembaca, chapter yang tidak menonjolkan konflik di dalamnya bisa membuat pembaca hilang gairah, hal itu tentunya membuat ekspektasi yang diharapkan pembaca sirna ditelan bumi.
2. Alur cerita tidak logis.
Cerita tidak logis ini diakibatkan karena adanya perpidahan adegan, atau minimnya penjelasan yang diberikan penulis seperti dalam deskripsi tempat atau narasi dalam cerita itu sendiri. Sehingga cerita tersebut akan ditinggalkan pembaca karena bingung, ngawur, dan memusingkan.
3. Kepenulisan yang masih acak-acakan.
Dunia semakin berkembang dan pembaca semakin pintar dan bijak dalam memilih cerita, tak jarang ada pembaca yang selektif dalam memilih cerita yang menurutnya bagus, baik dalam segi kepenulisan atau pun alur. Cerita-cerita yang konsisten adalah cerita-cerita yang menerapkan ilmu kepenulisan dengan benar, dan buah dari kekonsistenan mereka adalah pembaca yang setia.
Lalu dari ketiga permasalahan di atas, apa yang seharusnya dilakukan agar cerita kita memang benar-benar membuat pembaca menyukainya:
1. Kenali pembacamu, kenali tujuan pembacamu usia berapa.
Usia pembaca juga mempengaruhi kesetiaan dari mereka untuk terus mengikuti ceritamu. Dengan mengenali pembacamu, usia pembacamu, dan apa konflik yang biasa mereka sukai. Maka dengan sendirinya mereka akan stay di ceritamu karena feel cerita itu ditujukan untuk mereka, bukan untuk yang lain.
2. PUEBI yang sudah sesuai
Penggunaan dan peletakan ejaan bahasa yang sesuai pada tempatnya, juga cukup berpengaruh pada ceritamu, sama halnya dengan kepenulisan. Ejaan Bahasa Indonesia juga perlu untuk dipelajari, agar bisa menghindari kerancuan dan typo di ceritamu.
3. Kalimat yang lugas.
Maksudnya adalah gunakan kata-kata yang to the point, tanpa bertele-tele. Pembaca kebanyakan suka jika alurnya cepat, alur cepat bisa dibuat dengan kalimat-kalimat lugas. Dengan berjalannya alur yang cepat, maka plot juga akan berkembang jauh lebih pesat. Sehingga rasa penasaran dari pembaca bisa didapatkan.
4. Jumlah kata tiap bab jangan terlalu banyak.
Ini juga menjadi persoalan, jumlah bab yang banyak tentunya akan membuat pembaca lelah dan cepat mengantuk, apalagi jika isi cerita itu kebanyakan full narasi dan sedikit dialog. Disarankan jika menulis cerita, buat tiap bab itu tidak kurang dari 1.500 kata saja. Jangan melebihi 2000 kata, dan jangan kurang dari 800 kata
5. Awali bab baru dengan dialog.
Tidak harus di setiap bab harus diawali dialog, hanya saja jika pembaca langsung ditarik menuju alur ceritanya langsung, mereka akan lebih menyukai dibanding harus membaca deskripsi keadaan dlu lalu dibawa masuk ke dalam alur. Tentunya jika pembaca sudah melihat dialog di awal, maka mereka dipastikan akan tetap stay karena penasaran dengan kelanjutannya seperti apa, berdasarkan isi dialog tersebut.