Show Don't Tell

18 3 0
                                    

Dalam menulis ada teknik yang namanya Show Don’t Tell dengan arti menunjuk bukan memberitahukan. Teknik ini yang banyak diabaikan oleh penulis pemula.

Misal, penulis ingin menjelaskan tentang ayahnya yang kaku. Sebagian penulis peemula menuliskan watak ayahku kaku. Itu namanya tell bukan show atau penulis memberi tahu pembaca.

Sedangkan penulis professional tidak menuliskan watak ayahku kaku. Melainkan membuat deskripsi tentang pria tersebut dan setiap pembaca bisa menangkap kesan tersebut.

Agar pembaca terus tertarik membaca sebuah tulisan, penulis tidak langsung memberi tahu karakter tokoh dalam tulisan, melainkan menjelaskan/mendeskripsikan dalam bentuk narasi atau pun dialog dalam cerita.

Show memang membutuhkan lebih banyak kata, tetapi membuat sebuah tulisan menjadi lebih berbobot, kuat, dalam, puitis dan nyastra.

Sedangkan tell tidak membutuhkan lebih banyak kata, penggunaan _tell_ lebih kepada kata-kata yang singkat dan _to the point_ sehingga membuat tulisan kita menjadi lebih lugas dan mudah dimengerti.

Tidak selamanya show itu bagus, dan tidak selamanya juga  tell  itu buruk. Hanya saja penulis menuangkan gagasan utuhnya ke dalam kalimat-kalimat yang berpola dan mengandung maksud yang jelas yang akan membuat tulisan kita semakin berkualitas.

Contoh narasi Telling:

Pukul 08.00 aku terbangun. Kubuka jendela. Lalu, aku menuju ke dapur karena perutku terasa lapar.

Contoh narasi Showing:

Sinar matahari yang menyilaukan menerobos jendela dan membangunkanku pagi ini. Dengan malas, aku merangkak turun dari ranjang dan membuka jendela. Di luar sana, burung-burung ramai berkicau. Terdengar bunyi keriuk pelan dari perutku. Oh, aku baru ingat belum makan sejak kemarin.

Bagaimana cara kita menggunakannya dengan bijak?

1. Lihatlah kebutuhan tulisan/narasimu seperti apa, jika kamu membutuhkan suasana ketegangan yang bisa dirasakan oleh pembaca, kamu boleh menggunakan cara showing untuk mendeskripsikan keadaan pelaku utama yang ketakutan.

2. Jangan gunakan showing di adegan-adegan “remeh”. Adegan itu termasuk kegiatan yang banyak pembaca sudah mengetahuinya, seperti makan, duduk, menonton tv, dan sebagainya. Jika dipaksakan, bisa membuat tulisan kamu menjadi bertele-tele.

3. Gunakan tell untuk memaparkan keterangan tempat dan tanggal. Hari, jam, dan sebagainya sebaiknya menggunakan cara tell karena hal tersebut tentunya tidak bisa digambarkan melalui deskripsi karakter utama.

4. Belajar menganalisa jenis-jenis kalimat berdasarkan gagasan utama per paragrafnya, agar kalian bisa tahu jika isi paragraf tersebut tersampaikan atau tidak, baik menggunakan cara  showing atau telling

5. Perdalam kemampuan bahasa kalian, dengan kemampuan bahasa dan kata-kata yang menyentuh atau puitis, bisa jadi pembaca akan tetap tinggal di tulisanmu karena kemampuan yang kamu milik.

Ruang Belajar Serikat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang