Satu minggu berlalu usai liburan bersama dari Negeri Singa. Sepulangnya Darryl meminta pisah kamar. Berhubung rumah minimalis yang Devano tempati hanya memiliki dua ruang tidur, Darryl menempati kamarnya.
Bocah itu. sangat antusias belajar mandiri dengan tidur terpisah. Darryl juga meminta sang ayah menjadi pelindung saat ibunya tidur. Benar-benar anak yang bisa diandalkan, sangat mengerti keinginan Devano.
Tidur. Hanya tidur tanpa kegiatan lainnya. Taffana selalu mengultimatum jika mereka bersiap tidur. Sebuah bantal guling tentu saja selalu digunakan untuk menjadi tembok pertahanan agar Devano membatasi ruang gerak.
Tentu saja hal itu tidak berarti khusus untuk sang mantan bad boy tengil. Devano sudah lelah bila harus menjaga jarak dengan Taffana. Memangnya ia mengidap penyakit mematikan sampai tak boleh menyentuh istrinya? Devano memang menuruti. Tapi jika Taffana sudah nyenyak, guling itu disingkirkan agar bisa bebas memeluknya.
Wajah Ayu itu semakin menarik. Taffana kian terlihat cantik. Menjadi Hot Mama adalah ujian terberat bagi pandangannya. Di area perkomplekan tempat tinggalnya Taffana sudah sangat dikenal sebagai ibu dari bocah tampan yang pintar. Padahal Taffana jarang berinteraksi dengan warga sekitar, tapi daya pikatnya sudah menyebar sampai ke security komplek pun mengaguminya.
Beginilah resiko punya istri cantik. Bersyukur kamu tetep santai nanggepinnya.
Taffana yang dulu berubah jadi lebih tegas. Pembawaan seorang ibu melekat erat dalam dirinya.
Sepasang mata Devano memerhatikan wajah pulas yang terpejam. Rasa nyeri tiba-tiba melingkupi. Teringat masa lalu yang membuatnya malu. Ada rasa penyesalan kenapa dulu tawaran Martin selalu dia abaikan. Sepupu bule-nya itu memang terbaik. Rela menunda pulang ke negaranya sampai berhasil memboyong Devano ke sana.
Devano bersyukur, masa kelam itu telah dilewati. Walau berat berpisah dengan istri dan anaknya semua demi kebaikan bersama.
Rehab yang tak semudah membalik telapak tangan berhasil dilalui. Dalam benaknya ada wajah manis dan bayi merah yang menjadi motivasi meraih kesembuhan. Hampir satu tahun Devano dinyatakan benar-benar bersih. Setelahnya ia meneruskan kuliah di salah satu universitas ternama jurusan Teknik Otomotif.
Selama aktif berkuliah jika liburan tiba Devano selalu rutin pulang ke Tanah Air. Minimal setahun sekali menemui Taffana dan Darryl meski tak lama. Kebersamaan yang pernah terlewati bersama sang putra ditumpahkan tiap bertemu dengannya. Darryl yang makin pintar selalu membuatnya dilanda rindu.
Selama lima tahun di Negeri orang selain meneruskan pendidikan Devano juga membangun usaha showroom bengkel di sana bersama seorang sahabat yang dipercaya. Dan bengkel di Tanah Air dipercayakan dikelola oleh sepupu jauh yang tentu saja amanah menjalankan tugas darinya.
"Kamu udah bangun, Dev?" tanya Taffana serak khas bangun tidur. Devano hanya tersenyum tipis tanpa suara. "Kok, nggak bangunin aku? Nanti kita kesiangan sarapan, loh."
Lengan Taffana ditarik saat ingin beranjak. Sedikit menyentak tubuhnya hingga terbaring lagi. Taffana terkejut sekali. Sebelum bangkit, Devano segera menindihnya, menguasai pergerakannya agar tetap diam di tempat.
"Ka-kamu mau apa?"
"Morning kiss."
"Apa?"
"Udah seminggu tidur bareng tanpa sentuhan intim masa masih tega juga nyiksa aku. Kurang sabar apa aku sama kamu, Taff?" keluh Devano mendekatkan wajah mempersempit celah.
"Tapi ..."
"Just kissing. Not making love. For now," tekan Devano meminta. Ujung hidungnya mengendus-endus leher jenjang Taffana yang telah berpaling. Tindakannya justru kian memudahkan Devano menyesap kulit lembut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terdalam ✔
Lãng mạn18+ Semua berawal dari masa putih abu-abu. Pencarian jati diri hingga menemukan cinta sejati. Rasa yang bermula hanya untuk kesenangan namun nyatanya mengikat mereka selamanya. Telaga. Pebisnis muda yang terlihat sempurna dalam fisik dan tahta nyat...