4

3.9K 670 81
                                    




Aku berada ditubuh samu?

' jadi tuhan mengijinkan ku untuk merasakan menjadi dirimu Samu ' batinku.

Aku tidak bisa menggerakkan tubuh ini. Nafasku terasa berat, mata ini tak ingin terbuka meski aku menginginkannya.

Aku mendengar seseorang memasuki ruangan, langkah nya semakin mendekat.

Perawat? Dia berbincang dengan bunda.

Bunda. Dia tidak pernah meninggalkan ruangan ini.

Aku merasakannya, sesuatu yang dingin menyentuh kulit, lalu setelah itu sesuatu menusuk menembus kulit ini.

Seperti nya perawat tadi memberikan obat untuk Samu. Ku dengar langkah lainnya masuk ruangan.

"Sayang...kau juga harus istirahat, makanlah terlebih dahulu. Aku bawakan onigiri untuk mu."

Itu suara ayah.

"Tidak, aku tidak ingin makan" jawab Bunda singkat.

Sepertinya ayah tidak bisa memaksa bunda untuk makan.

Aku sungguh ingin melihat wajah mereka berdua. Tapi tubuh Samu tidak mengijinkan nya.

Semakin aku memaksakan nya, semakin sakit rasanya. Aku tidak ingin melukai Samu, tidak lagi. Dia sudah cukup menderita selama ini, dan aku tidak mengetahui nya. Jadi sekarang aku merasakan kesakitan ini.

_____________________________

Samu masih terkejut. Dia tidak percaya kini berada dalam tubuh Atsumu.

Dia membuka pakaiannya, rasanya aneh karena dia tau itu bukan tubuhnya. Matanya tertuju pada bahu nya, terdapat luka goresan disana.

"Ssh... Aw...Aw... Perih..." Pekik nya saat dia mencoba mengoleskan salep pada luka itu.

Setelah berpakaian rapi, Samu masih bingun berpikir.

' ini artinya aku harus ke sekolah sebagai Atsumu'

Samu menghela nafas berat. Bagaimana pun dia juga tak ingin jika saudaranya kehilangan nilainya.

Samu ke sekolah berpura pura menjadi Atsumu. Tentu saja itu tidak mudah, karena biasanya Atsumu itu berisik dan dia jarang bicara.

Di saat dia hanya ingin terdiam, teman temannya justru mengerumuni nya. Mereka menanyakan 'Osamu' karena tidak masuk, biasanya mereka berdua tak terpisahkan?

Saat latihan.

"Tidak biasanya, kau lebih banyak diam" ujar Suna menyadari perubahan pada temannya itu.

"A–aku? Bukankah aku memang seperti ini?"

"Samu! Kau jadi semakin mirip dengan Samu saat banyak diam begini"

"Hah!! Tentu saja mirip karena aku itu sa–"

Belum Samu menyelesaikan kalimatnya dia tersadar kembali, sekarang ini dia menjadi Tsumu.

"Te...Tentu saja mirip aku dan Samu kan kembar"  lanjut nya kikuk.

Suna memicingkan mata sipitnya, menatap nya curiga. Tapi tidak bisa disangkal bahwa Tsumu dan Samu memang kembar.

Masalah kembali datang. Samu pada dasarnya memang bukan diposisi sebagai setter. Saat latihan Samu selalu lupa jika dirinya sedang menjadi Atsumu.

'Bagaimana bisa tsumu memberikan toss yang tepat untuk spikernya?'  Batin Samu.

Pelatih menegurnya karena terus menerus membuat kesalahan. Namun, pelatihan memaklumi nya karena dia berasumsi bahwa Tsumu tidak fokus karena tidak ada Samu, Saudara kembarnya.

Samu kembali berpikir. Apa, benarkah tsumu bisa seperti itu karena ada dirinya?

"Tidak apa-apa untuk tidak baik baik saja, semua orang pasti punya masalah masing-masing. Tapi, jika bisa untuk tidak dibawa saat pertandingan"

Ucap kakak kelasnya, Kita Shinsuke. Biasanya dia hanya akan mengatakan apa yang sudah dengan jelas adanya.

"Kau boleh pulang lebih awal, lihat bagaimana keadaan adikmu!"

Kakak kelasnya kembali berucap. Tanpa pikir panjang Samu mengambil tasnya dan bergegas ke rumah sakit. 

Sesampainya di rumah sakit. Samu merasa takut untuk membuka pintu ruang rawat itu.

"Bu...bunda..." Ucap Samu dengan suara bergetar.

"Anakku sudah pulang sekolah, kamu sudah makan? Ayo makan dulu, ini ada onigiri kesukaan mu..." Sang bunda berpura-pura bersikap tegar, suaranya mengecil diakhir.

Samu menatap dirinya sendiri yang tengah berbaring dengan semua alat medis menempel. Dia disana terbaring lemah namun dia juga di sini.

'Tsumu, apa kamu disana? Kamu menggantikan ku merasakan semua obat yang dijejalkan lewat selang dan suntikan itu?'

' kenapa? Kenapa kamu bisa berada disana? Itu bukan tempat mu! Apa tuhan tengah menghukum ku, karena hampir membenci dirimu?'

'bukankah aku yang seharusnya berada disana, berbaring sambil menunggu waktuku habis?'

'tsumu, aku tidak bisa menjadi dirimu. Kau terlalu luar biasa, saat kembali ke semula ayo berbagi puding dan onigiri'

'aku akan berteriak nice toss untuk operan sempurna mu'

Perdebatan batin Samu terjadi saat dia melihat tubuhnya berbaring tak sadarkan diri.

"Bunda sendiri sudah makan? Ayo makan bersama..."

"Tidak, malam itu... Bahkan anak bunda tak sempat memakan onigiri kesukaan... Dan sekarang dia sedang berjuang untuk bertahan..."

"Osamu, sayang... Jangan tinggalkan Bunda... Bunda memiliki Tsumu dan Samu... Bunda tidak bisa kehilangan salah satunya... bunda mohon.... Cepatlah sembuh..."

Rasa sakit menusuk dada Samu Saat mendengar perkataan bundanya. Dia tidak akan pernah tahu jika Bunda

Disisi lain Tsumu yang mendengar suara sang bunda ikut menitihkan air matanya dengan tubuh Samu.

'Samu, Kau melihatnya? Bunda juga sangat menyayangi mu!'  



– continue

Osamu not Atsumu -end- (haikyuu fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang