6

3.5K 615 33
                                    



Entah seberapa lama kami akan tertukar seperti ini?

Terhitung sudah 3 hari kami bertukar. Tsumu masih tidak membuka matanya, tetap terbaring di di kasur rumah sakit.

Bunda sedang pulang, sudah berapa hari ia tak pulang ke rumah. Dan sekarang aku menggantikan nya menjaga Tsumu.

"Hey! Tsumu, aku tahu kau disana. Apa kau tidak bosan? Apa kau tidak ingin marah atau mengatakan sesuatu?" Ucap ku, tentu saja tidak ada jawaban darinya.

"Apa kau tidak marah? Bagaimana jika aku menggunakan tubuhmu untuk melakukan sesuatu hal yang jahat.... bagaimana jika aku merusak wajah yang kau banggakan ketampanannya..."

Aku terkekeh pelan dengan ucapan ku sendiri.

"....kita kembar, jika kau tampan itu artinya aku juga..., Orang bilang kita mirip bukan? Tapi, kita selalu menyangkalnya..."

Tsumu aku muak, kau lebih menyebalkan saat tidak banyak bicara. Ayo katakan sesuatu, marahlah, ayo bertengkar lagi seperti dulu...

Atau... Setidaknya biarkan aku di tubuhku.

Rasanya aku telah menipu banyak orang, menipu bunda dan ayah. Aku bukan Atsumu, aku tidak bisa menjadi dirinya.

Aku duduk di kursi samping tempat tidur Tsumu, ku genggam tangannya.
Entah kenapa aku merasa sangat mengantuk.

________________________

Samu bisa melihat Atsumu menghampiri gadis yang dia sukai. Awalnya Samu kesal dengan hal itu, dia berpikir Tsumu juga menyukai gadis itu.

"Ano– Atsumu san, aku....aku menyukaimu!!" > <

Gadis itu menyatakan perasaannya. Rasa kesal Samu semakin memuncak.

"A–itu, maaf tapi aku tidak menyukai mu dengan seperti itu. Karena ada orang lain yang menyukai mu Akane Chan..."

Tolak tsumu sembari mengusap tengkuknya dengan canggung.

"... Lalu kenapa Atsumu san sangat baik padaku, kenapa begitu perhatian... Itu membuat ku salah paham..."

"Maaf, sebenarnya aku melakukan itu semua untuk Osamu. Aku ingin kau bisa lebih dekat dengan nya..."

"Atsumu san jahat! Yang aku suka itu Atsumu san....aku benci Atsumu san..."

Gadis itu memukul Atsumu dan pergi meninggalkan nya.

Atsumu menghela nafasnya berat,

"Bagaimana ini... Aku justru malah merusak hubungan mereka..."

Seperti film yang diputar dengan cepat. Adegan kini berganti lagi.

Ini saat sepulang sekolah waktu itu.
Atsumu memanjat pohon, mengambilkan layangan dan terjatuh.

'auch! Untung saja aku yang memanjat jika tidak mungkin Osamu akan terluka'

Adegan demi adegan terus berganti. Ada yang bilang jika seseorang sudah mendekati ajalnya, maka semua ingatan dimasa lalu akan terputar seperti sebuah film.

Tapi yang Osamu lihat saat ini adalah ingatan Atsumu. Tidak hanya saat ada dirinya, bahkan saat Atsumu sendirian.

Dan yang terakhir Osamu lihat, Atsumu menatap dirinya yang terbaring. Atsumu meminta pada Tuhan untuk dirinya saja yang menggantikan adiknya.

Betapa egoisnya Atsumu, bahkan tak membiarkan adiknya merasa kan kesakitan setelah kecelakaan itu.

Entah sejak kapan, air mata mengalir membasahi pipi Osamu. Semua yang dilihat itu dari sudut pandang Atsumu.

Osamu terbangun dari mimpinya atau lebih tepatnya kilas balik.

Didapatinya Atsumu yang masih di tubuhnya,

"Kau egois Tsumu, aku tidak itu...kau selalu saja melakukan semua seenaknya mu saja..."

"...Bagaimana jika aku benar-benar membencimu...."

Tsumu terdiam, bukannya dia tidak mendengar semua yang Samu katakan. Justru dia mendengar semuanya, air mata mengalir disela tidurnya.

Saat ini Atsumu sangat ingin memeluk adiknya itu. Dia berusaha menggerakkan tubuh itu, hanya mengangkat jarinya. Memberikan tanda jika dia mendengar suara Osamu.

Osamu menyadari nya, dia lantas memanggil dokter.

Keesokan harinya sepulang sekolah Samu mendapat kejutan besar. Saat ke rumah sakit didapati nya, sang bunda tengah memeluk tubuh Samu.

Tangis haru sang bunda saat putranya sudah membuka matanya.

___________________________× Atsumu

"Kau egois Tsumu...."

Ya, aku terlalu egois.

Aku ingin memeluk adikku yang sedang menangis saat ini. Ayolah... bergerak sedikit saja....

Berhasil.

Aku tidak tahu sekarang hari apa dan jam berapa saat ini. Tapi aku ingat, beberapa saat lalu dokter memeriksa ku.

Aku merasakan tangan ku tertindih sesuatu. Aku mencoba membuka mata perlahan, yang pertama kali ku lihat adalah langit langit ruangan itu.

Ku edarkan pandanganku ke tangan yang terasa berat itu karena kepala bunda tersandar.

Bunda terbangun dari tidurnya, wajah nya terkejut dan langsung memeluk erat tubuh ini.

'Samu harusnya kau melihat dan merasakan ini, bunda sangat mencemaskan mu ' batinku.

Tanpa ku sadari ternyata Samu berada disini. Pandangan ku mengarah padanya, tangis tertahan dapat kulihat dari nya.

Dia berlari dan memeluk.

"Kau...jahat Tsumu...." Gumamnya pelan namun terdengar oleh ku.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman kecil.

Bunda meninggalkan kami berdua untuk membeli makanan. Rasanya aneh di tatap oleh diri sendiri dan juga menatap diri sendiri. Ini seperti bercermin.

"Bagaimana kita bisa kembali ke tubuh masing-masing?"  Tanya Samu.

Jujur saja aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa kami bertukar seperti ini. Apakah benar tuhan telah mengabulkan keinginan ku?

"Aku...juga tidak tahu..." Jawab ku dengan suara kecil namun terdengar oleh Samu.

"Harusnya aku yang merasakan sakit... Merasakan semua obat yang masuk kedalam tubuhku..."

"...kau bahkan mengambil rasa sakit ku..."

Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya.

"Bagaimana dengan bunda? Bunda tidak tahu jika kita tertukar–"

Aku memotong kalimat Samu.

"Bagaimana dengan mu? Apa kau senang bisa bersama bunda?"

Sebuah pertanyaan yang mudah tapi sangat sulit untuk dijawab.

Adikku menangis lagi.

"Tentu saja aku senang..., Tapi tidak dengan cara seperti ini..."

Dia bahkan lebih bijak dari ku.

"... tsumu aku ingin kembali ke tubuhku, bahkan jika itu hanya untuk sebentar saja..."

Perkataan Samu menimbulkan rasa sakit yang teramat sakit di dadaku.

"Jangan berkata seperti itu... Kita akan kembali seperti semula dan berbaikan"

Ucapku berusaha menyingkirkan segala pikiran buruk yang bisa saja terjadi.



– continue

Osamu not Atsumu -end- (haikyuu fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang