3

4.6K 717 470
                                    

Aku melajukan motor ku tak tentu arah. Entahlah kemana aku akan pergi, saat ini rumah bukan tempat yang bisa membuatku merasa nyaman.

Hidup ku sudah terlalu banyak drama terjadi. Ditampar bunda, dibentak ayah dan dia?  Dia hanya diam menyaksikan nya.

Heh!

Mengingat kejadian saat makan malam tadi membuatku semakin kesal. Aku semakin cepat melakukan motor ku di jalanan malam, air mata menggenang namun tak terjatuh.

Langit seolah tahu aku tak bisa menangis menggantikan ku. Hujan turun dengan derasnya, kilat dan petir saling bersahutan.

Jarak pandang ku semakin menyempit. Deras nya air hujan menusuk kulit ku, suara petir membuat telinga ku tuli.

Di bawah hujan ini tangis ku tak tertahankan lagi, sebuah cahaya menyilaukan mata ku.

Sesuatu menghantam ku dengan kuat.  Kini aku terbaring di jalanan beraspal, cairan merah hangat mengalir dari kepalaku. Air hujan membuat menyebar.

Tanganku tak bisa ku gerakan. Mataku terasa berat. Dinginnya air hujan tak membuat ku bisa mempertahankan kesadaran ku. 

Sekilas aku mengingat wajah Atsumu, bunda dan ayah. Sampai akhirnya pandangan ku menjadi gelap.

(*Edit bonus fanart )

___________________________

Suara sirine polisi dan ambulance terdengar melintas di jalanan.

Dikediaman keluarga Miya kini sedang mencemaskan putra keduanya. Atsumu terus menerus menghubungi ponsel Osamu, tapi nihil. Tidak ada satupun jawaban darinya.

Atsumu berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada adiknya. Hatinya masih tidak tenang, ditambah cuaca malam itu. Sangat mendukung untuk overthinking.

'Apapun yang terjadi. Aku berharap, aku juga bisa merasakan apa yang kau rasakan Samu' doa Tsumu.

Kemudian kediaman keluarga Miya mendapatkan kabar. Osamu kecelakaan. Sang bunda shock dan pingsan beberapa saat.

Mereka bergegas ke rumah sakit. Di depan pintu berwarna hijau, Atsumu menantikan kabar baik dari dokter mengenai adiknya itu.

Betapa terkejutnya mereka mendengar kondisi Osamu saat ini. Tengkorak kepala nya retak dan dia banyak kehilangan darah.

Atsumu kini didalam ruangan putih.  Dia melihat adiknya, Osamu berbaring disana. Dengan berbalut perban, alat bantu pernapasan dan peralatan medis lainnya menempel pada Osamu.

Suara mesin yang menampilkan detak jantung Samu menjadi satu satunya suara yang terdengar disana. Tidak ada sepatah katapun terucap dari Tsumu, air matanya tak hentinya mengalir.

'Tuhan, kenapa kau membiarkan hal ini terjadi pada adikku?'

'Dia tidak seharusnya seperti ini! Kenapa hanya padanya? Kami kembar, tapi aku tidak tahu apapun tentangnya. Apa yang dia pikirkan? Apa yang dia rasakan? '

'Jika kau ijinkan, ijinkan aku menggantikan posisinya. Ijinkan aku tahu perasaan nya, dengan begitu aku bisa mencoba menjadi kakak yang baik untuk nya...'

Tsumu terus berkecamuk di dalam hati nya.

"Osamu sayang, maaf kan bunda nak... jangan tinggalkan bunda sayang"

Tangis sang bunda pecah sembari menggenggam tangan putra nya. Sang ayah hanya diam, dia tak tahu harus apa saat putranya bahkan tak bisa mendengar dirinya.

"Samu... Maaf aku sudah memakan puding mu tanpa ijin"  ucap Atsumu sembari senggukan.

Sang bunda tidak ingin meninggalkan putranya. Jadi ia menginap di rumah sakit, sedangkan Tsumu dan ayahnya kembali pulang.

__________________________×Osamu

Alarm membangunkan ku. Aku terbangun dan berada di kamar ku.
Syukurlah hanya mimpi?

Aku keluar kamar melihat ayah yang tengah bersiap siap untuk pergi.

"Ayah, dimana bunda?"

Tanya ku karena tak menemukan sosok yang selalu menyapa di pagi hari dan menyiapkan sarapan.

Aku juga tak menemukan sosok Atsumu, dimana dia?

"Bunda masih dirumah sakit, ayah juga akan kesana untuk mengantarkan pakaian ganti dan makanan" jawab ayah.

'Rumah sakit? Siapa yang sakit? Atsumu?' pikir ku.

"Oh iya, kamu juga tolong kemas kan pakaian milik adik mu!"

"Adik? Memang nya aku punya adik?"

"Tsumu itu tidak lucu, adik mu terbaring di rumah sakit sekarang"

"Tapi ayah, tunggu tsumu? Ini aku Osamu! Aku bukan Tsumu!"

"CUKUP!! INI TIDAK LUCU! SEBAIKNYA KAMU BERSIAP UNTUK PERGI SEKOLAH"

Dejavu? Rasanya aku pernah mengalami ini. Apa bahkan sekarang ayah tak menganggap ku? Hanya ada Atsumu yang dia lihat.

Aku sangat kesal!

Aku masuk ke kamar mandi, didepan cermin aku baru sadar. Tubuh yang tidak asing ku lihat, namun terasa asing ku rasakan.

Rambut ku tidak berwarna kelabu, melainkan pirang. Seketika aku terkejut, jantungku berdegup kencang.

Wajah kami memang mirip, tapi kami berbeda. Aku tahu, saat ini aku tidak di tubuhku tapi di tubuh Tsumu.

Raga dan jiwa kami tertukar?

– continue

Osamu not Atsumu -end- (haikyuu fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang