5

3.5K 634 10
                                    






Jika ini semua tidak terjadi,aku tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang sempat hampir ku benci.

Aku tidak percaya,bunda begitu menyayangi kami. Apa yang akan terjadi jika bunda kehilangan salah satu dari kami?

Aku tidak ingin membayangkan nya.

Aku melihat bunda menangis menggenggam tangan ku yang berbaring. Dadaku rasanya sesak, aku tidak bisa menahan tangis ku.

Ku dekap bunda, aku menyesal mengatakan hal yang jahat padanya, pada ayah juga Atsumu.

'bunda...maaf kan samu' ucapku dalam hati.

Pada akhirnya air mata tak lagi keluar. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama aku bisa mengobrol dengan bunda, bunda terlihat lelah. Matanya terdapat lingkaran hitam, pipinya menirus. Namun bunda berusaha tetap tegar dengan keadaan, dia menceritakan kisah saat kami masih kecil.

Masa masa nakal kami, dimana aku dan Tsumu berebut mainan pada akhirnya kami justru menangis bersamaan. Membuat Bunda dan ayah kerepotan.

Bunda juga bercerita saat masih bayi,aku sangat lengket dengan ayah. Aku akan menangis saat ayah berganti menggendong Tsumu.

Bunda tersenyum,namun ada kesedihan terselip didalamnya. Mengingat akhir akhir ini aku dan ayah justru malah bertengkar.

"Bunda... Bunda jangan bersedih, jika tidak Samu juga ikut bersedih" ucap ku mengatakan dengan namaku tersemat.

__________________________×Atsumu

Aku bisa mendengar bunda bercerita dengan Samu. Haaa....Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, mengatakan hal hal yang kami lakukan disekolah ataupun saat bermain.

Aku mendengar Samu menghibur Bunda, rasanya aku ingin mengatakan hal yang sama padanya.

'apakah Samu akan kuat menahan ini semua? Tubuh ini masih tak ingin bergerak, aku ingin melihat senyuman dibibir mereka saat Samu membuka matanya'

'aku ingin memeluk mereka'

Deg!

Detak jantung ku tiba-tiba berdegup kencang, sepertinya aku sudah menyulut sesuatu dari tubuh Samu.

Bisa ku dengar bunda dan Samu panik, mereka berdua memanggil dokter. Dokter memeriksa keadaanku, sorot lampu senter yang diarahkan dokter tertangkap oleh penglihatan ku.

Dokter menjelaskan kondisi ku, namun aku tak bisa mendengar nya dengan jelas. Dokter itu memberiku obat penenang, membuat rasa kantuk datang.

3 hari berlalu aku masih berada di tubuh Osamu,begitu juga dengan Osamu yang berada ditubuh ku.

Dan untuk pertama kalinya di tubuh ini aku bermimpi saat tertidur. Ku lihat dalam mimpi itu, aku menatap diriku sendiri yang sedang menonton bersama bunda. Tapi, entah kenapa aku merasa kesal.

Seperti saluran tv yang berpindah channel, aku kembali melihat diriku tengah bertanding volly mendapatkan sorakan dari penonton. Tch! Aku justru kembali kesal.

Berganti lagi, aku duduk di depan meja belajar. Tidak, ini bukan aku tapi Samu. Menatap hasil ujiannya, Samu sangat suka dengan tataboga(prakarya/kewirausahaan). Nilainya tinggi, kemudian Samu berlari keluar kamar dengan perasaan gembira sangat.

Namun tidak lama, rasa gembira itu kembali menjadi rasa kesal. Kulihat diriku Atsumu sedang bersama bunda, aku ingat saat itu bunda memujiku karena nilai bahasa dan matematik ku bagus.

Rasa kesal kembali datang. Aku tersadar jika ini bukanlah mimpi, tapi ingatan Samu.

Aku merasa bersalah, karena inikah Samu membenci ku? Dilihat dari sudut pandangnya aku sudah banyak merusak momen dan kesempatan nya.

'Samu sekarang aku tau bagaimana perasaanmu selama ini. Kau hebat bisa menahan begitu lama'

'Aku tidak bisa menjadi dirimu'

' Terimakasi tuhan,kau telah memberi ku kesempatan untuk tahu perasaan adikku tapi, ini begitu menyesakkan'

'bagaimana bisa Samu tahan dengan diriku yang tidak tahu diri ini, aku terlalu egois. Aku hanya ingin dia mengadalkan ku, aku ingin dia meminta bantuan kepada ku, aku ingin dia....'

'aku terlalu egois, itu semua hanya yang ku inginkan. Bukan yang Samu inginkan.'

'Dia adikku tapi,dia lebih dewasa dibandingkan aku kakaknya yang kekanakan'

Disisi lain aku senang juga sedih setelah mengetahui bagaimana perasaan Samu selama ini.


– continue

Osamu not Atsumu -end- (haikyuu fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang