Rama
kal
besok gua nebeng yakHaikal
ini rama apa siapa
kok tumben
mau duduk di jok motor orangRama
mas jafi ada kerjaan di luar kotaHaikal
mba arin??Rama
mba arin kan ga bisa
bawa mobilHaikal
yyyRama
👍Haikal menutup handphone nya. Sebenarnya ia tidak perlu bertanya alasan Rama minta dijemput karna Haikal sudah pasti paham.
Pemuda itu menanggalkan earphone di telinganya dan turun menemui sang Bunda di dapur.
"Turun juga anak bujang Bunda,"Sambut Bunda sambil mengelus pelan kepala Haikal.
"Mana sini Bun, aku cobain. Kalo enak nanti aku promosiin ke temenku."
"Bunda nggak niat jual ini loh, A'. Bunda iseng,"Kata Bunda.
Bunda Haikal seorang ibu rumah tangga. Karena bosan mengurusi rumah, akhirnya sang Bunda membuka pesanan kue dan cookies. Kadang juga diminta mengisi pesanan katering kecil-kecilan. Hitung-hitung menyalurkan hobinya dalam memasak.
Bunda itu chef terhebat dan tercantik. Kalau kata Haikal.
"Ah, kemaren-kemaren juga gitu. 'Bunda nggak niat jual ini loh' tapi besoknya dijual juga. Untung masakan Bunda enak, jadi orang-orang suka beli,"Kata Haikal, melahap brownies coklat buatan Bundanya.
"Kalo gak enak?"
"Kalo gak enak kasian aku, Bun. Disuruh abisin makanan yang sebenernya gak bisa dimakan."
"Mulut kamu itu lho, minta Ayah jepit,"Sahut Ayah datang memasuki dapur.
Haikal langsung cuci tangan dan menyalimi tangan Ayahnya, "Cobain nih Yah, produk berhasil Bunda."
"Kal, tau ngga?"
"Apa tuh?"
"Produk berhasil Bunda yang paling keren cuma tiga, itu juga dibantu Ayah."
Haikal mendadak bingung, perasaan semua masakan yang dibuat Bundanya keren semua deh,"Masa? Yang mana? Aku pernah coba nggak?"
"Ya nggak toh! Orang hasilnya kamu, kakak kamu sama adik kamu!"Kata si Ayah.
Haikal butuh 2 menit untuk mencerna gurauan Ayahnya itu. Menyadari kalau itu tidak lucu, ia tetap tertawa menghargai usaha Ayahnya.
Bunda menghela nafas, "Ayah..."
"Iya Bun, mau bikin yang ke empat?"
"Aku ke kamar aja ya, nemenin Haera main,"Pamit Haikal memberi ruang pada kedua orang tuanya untuk mengobrol.
Sore menjelang malam biasanya dihabiskan bersama di ruang tengah. Entah untuk sekedar mengobrol ringan atau menonton TV.
Kali ini waktu singkat itu dihabiskan dengan video call bersama si kakak tertua, Risa.
Ia baru saja kembali ke Malang kemarin karna minggu-minggu ini bukan minggu libur jadi Risa harus tetap masuk kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perspektif; Haikal & Rama
Fanfic01.34 Dini hari. "Tangan sakit diobatin apa dibuntungin?" "Diobatin lah!" "Nah sama, Kal. Hubungan juga kalo ancur dibenerin, bukan ditinggalin."