Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
😍😍😍😍😍😍
Don't forget voment cuseyo^^ Happy reading! .
.
.
.
“Aku tahu kau hanya malu mengatakannya.”
"Tidak. Kebetulan saja mendapatimu.”
Panik. Satu kata itulah yang menggambarkan Yunhee di lima menit yang lalu. Bahkan tak aneh jika sekarang dirinya jadi kehausan akibat gugupnya tadi.
“Berikan padaku!” Tanpa permisi Yunhee merebut es teh di genggaman Hyunsuk dan meminumnya. Padahal itu tak ada niat untuk Yunhee sama sekali.
“Dari tadi aku mencarimu di belakang panggung, Kau tidak ada.”
“Aku tidak nyaman menggunakan gaun lama-lama, jadi kemari mengganti baju, malah berpapasan sama dia.”
Ini adalah sesuatu keajaiban cukup aneh terdengar melalui ucapan gadis itu. Masalahnya, Yunhee seorang bucin garis keras, tapi sekarang malah membenci Jihoon.
“Hyunsuk, ayo kita makan. Kutraktir ramen iga bakar di depan gang. Mau tidak?”
“Kau mencuri uang ibumu lagi?
"Aku tidak pernah mencuri uang ibu!"
"Lalu uangmu dari mana, kenapa ada terus?"
Yunhee menghela napas, ia berbisik di telinga Hyunsuk, "Aku menjual kembali sepatu kemarin.”
"Kenapa kau jual? Harusnya pakai saja sambil mengelilingi lapangan dan pastikan Si Park itu melihatnya –aww!”
"Tutup mulutmu. Aku tidak mau dengar namanya lagi!!"
