CHAPTER 04 || Gimme a hand

82 42 243
                                    

Don't forget voment cuseyeo^^

Happy reading!

.

.

.

.

Ke luar dari tempat itu Yunhee benar-benar tak ada tenaga untuk sekedar menutup pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ke luar dari tempat itu Yunhee benar-benar tak ada tenaga untuk sekedar menutup pintu. Ia limbung dan akhirnya terjatuh di langkah terakhir, saat itu juga air matanya kembali berderai bersamaan dengan suara tangis nyaring memenuhi koridor.

Tanpa sepengetahuannya aku berjalan mendekat, dia masih di tempat yang sama. Aku berdiri di depannya dan menatap Yunhee datar, berangsur menyamai posisi gadis itu tanpa melakukan apa pun, kecuali berlutut dan memandanginya dengan tatapan angkuh.

"Sudah kubilang kau akan menyesal."

Yunhee mendongak perlahan hingga tatapan kami bertemu, tatapannya begitu kacau. Aku melirik ke arah tangannya masih membawa sesuatu, kotak yang tadinya terselimut rapi oleh kertas berwarna silver itu, kini terlihat sebagian bungkusnya sudah robek dan pita hiasnya terlepas.

"Hyunsuk_ah ...." Suara lemahnya memanggil namaku dan saat itulah dia menjatuhkan kepalanya pada lututku, disertai tangisan yang semakin pecah.

Dengan wajah yang begitu pucat, dapat kulihat Yunhee sedang menahan sesuatu yang menyakitkan di dalam lubuk hatinya.

"Hyunsuk, sesak .... " katanya sambil memukul-mukul dadanya sendiri. Aku langsung menahan tangannya dan kudekap tubuh kecilnya yang dingin. "Cukup, Yunhee! Kau harus tenang."

"Semuanya terus berputar di kepalaku .... "

Mungkin jika tak tahu penyebabnya, pasti aku akan panik dan langsung menyerbunya dengan ribuan pertanyaan. Akan tetapi entah kebetulan macam apa, aku seperti diharuskan untuk berada di sampingnya dan memahami keadaan. Aku mengetahui semua dengan jelas.

Saat itu, setelah Yunhee bicara akan menemui Jihoon, aku berusaha tak peduli dan ingin bergegas pulang. Namun mengingat dengan malas ada sesuatu yang harus kulakukan di ruang rapat, jadilah aku kembali memasuki area lantai 3 di mana itu letak kelasku berada.

Aku sempat melihat kedua King dan Queen itu lewat bersamaan, tapi masih tak menyadari apa pun.

Dua sebutan itu ditujukan untuk si multitalent Park Jihoon dan si gadis primadona, Kim Nara. Mereka sering kali dijodohkan oleh anak-anak lain karena kecocokannya, tapi mereka tak kunjung ada kabar berkencan. Menurutku itu hanya akal bulus Jihoon saja, bilang saja dia tak mau kehilangan penggemar karena memiliki pacar.

You're My Lady! || TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang