Chapter 20

145 27 12
                                    

"Tidak ada cara selain itu untuk melenyapkan Yeri, kecuali kau menjauh dari bocah bercahaya."

Joohyun menatap tajam dengan raut wajah tidak percaya kearah Sung Dong-il. "Mengapa menatapku seperti itu?"

"Menyukainya?" tukas Sung Dong-il dengan tertawa renyah. Sudah lama tidak muda dan sudah lupa bagaimana rasa menyukai seseorang. Ia tidak yakin gadis didepannya akan mengorbankan diri demi seorang pria. Bahkan demi kekayaan Dong Wook rela mengorbankan anaknya walaupun ia tidak bermaksud. 

Berdecak. Sung Dong-il balas menatap remeh Joohyun. "Dong Wook yang memutuskan mengikat janji dengan Yeri. Aku cuma membantunya. Semakin besar yang diminta semakin besar yang Dong Wook harus  relakan. Realita dan dunia gaib ga ada yang gratis. "

Terdiam sejenak, Mengingat Joohyun penuh perhitungan ia memikirkan bebagai kemungkinan yang akan terjadi. Tak lama ia mendesah pelan ketika menyadari sesuatu. "Baiklah aku akan menjauhi Baekhyun."

Sung Dong-il mengangguk-angguk setuju, ya memang itu keputusan yang terbaik. Manusia akan mencari cara teraman. "Tapi bagaimana kalau Yeri memperalat seseorang untuk melukaiku?"

Kali ini Sung Dong-il berpikir seraya menggosokan jemarinya kedagu. Ia berdehem sebelum mengatakannya "Kalau dia kerasukan tinggal tepuk saja dada bagian atasnya. nanti juga sadar."

"Semudah itu?"

"Meragukanku?"

Joohyun mengerjapkan mata lalu menatap Sung Dong-il sedikit bingung, "Melenyapkan Yeri sesulit itu bagaimana mungkin menyadarkan seseorang dari tipudaya Yeri bisa dengan mudah?"

"Kemampuanmu hebat, aku saja sampai iri. Aku jamin Yeri tidak bisa membunuhmu. bahkan melukaimu secara langsung."

Tersenyum kecut. Pujian yang dikatakan Sung Dong-il atas kemampuannya tidak membuat Joohyun merasa tersipu senang. Malah Joohyun berharap jika ia terlahir kembali ia tidak ingin memiliki kemampuan ini. Atau mungkin tidak. Sebab garis takdirnya sekarang ia bisa mengenal Baekhyun dan ia tidak pernah menyesalinya.

"Dan Jangan lagi membunuh ifrit." tambah Sung Dong-il

⚜⚜⚜

Baekhyun memejamkan mata, berusaha melupakan apa ia lihat barusan. Perutnya mendadak bergejolak luar biasa. Ia membekap mulut ketika zat asam lambung dalam perutnya naik keatas kerongkongan. Dengan cepat ia keluar kelas kemudian berlari kedalam bilik toilet dan mengeluarkan isi perutnya dalam kloset.

"Ukh-" Baekhyun mengeluarkan isi perutnya yang sudah tidak ada apa-apa. Yang keluar tinggal air liur, itu sungguh menyakitkan dan menjijikan. Bukan dari isi perutnya tapi dengan apa yang ia lihat.

Sejenak ia terdiam. Merasa lebih baik Baekhyun memutuskan keluar dari bilik toilet. Ketika pintu bilik terbuka ia mendapati laki-laki tinggi dengan telinga caplang memunggunginya sambil melirik lewat pantulan cermin.

Baekhyun menyalakan keran wastafel dan air mengalir. Kedua tangannya menangkup agar menampung air yang keluar kemudian membasuhnya ke mulut.

"Hamil?" tukas Chanyeol sambil menatap cermin untuk merapikan rambutnya.

Tidak terima. Baekhyun lantas menoleh dan ingin mengomel. Seketika itu mengurungkan niatnya. Baekhyun membeku. Matanya membola. Nafasnya tercekat diantara dada dan lehernya. Melihat seorang gadis berdiri dibelakang Chanyeol dengan kondisi kepala tidak utuh sepenuhnya, dari mulut keluar cairan hitam. Seolah ingin memberi sapaan, garis mulutnya lengkungan keatas. Tanpa pikir panjang Baekhyun langsung lari sekuat tenaga keluar toilet tanpa memikirkan reaksi bingung Chanyeol, tidak peduli jika gadis barusan berada didekat Chanyeol bagaimanapun chanyeol tidak bisa melihatnya.

My Light | BaekRene [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang