Mimpi buruk

16 6 4
                                    

"Tidak ayah! Tolong maafkan aku, ampuni aku. Aku tidak bermain, aku habis belajar bersama teman-teman ku. Besok aku ujian yah!" Teriak Zia.

Pletak.

Set.

Chanyeol tidak perduli apa yang Zia katakan, Chanyeol menyabet Zia menggunakan gesper, itu hukumannya karena dia pulang lewat dari jam 8 malam.

"Kenapa tidak sekalian tidak usah pulang saja kau hah?!"

"Ayah please stop!!" Zia sudah terbaring lemah di lantai, baju yang dikenakannya sudah sobek, akibat gesper sialan itu.

Pletak.

Set.

"Ahh!! Ayah!!! Sakit!!!"

"Itu hukumanmu!!"

Zia sudah tidak sadarkan diri, ia pingsan.

"Hah?!" Oh sial untungnya hanya mimpi.

"Awas saja jika terjadi apa-apa dengannya!" Geram Mark.

Mark melirik handphone dan meliat jam, ternyata pukul 5 sore Mark tidur cukup lama, ia tidur sejak pukul 9. Lalu ia bergegas untuk mandi.

Setelah selesai mandi, Mark mengeringkan rambutnya yang basah itu, ketika sudah rapih Mark berjalan ke arah jendela. Ia menatap langit yang mendung, sepertinya akan turun hujan.

Flashback on.

Zia sedang belajar untuk ujian besok, ia belajar hingga tidak ingat waktu. Terus menerus belajar. Dari semalam hingga saat ia sudah bangun pun ia belajar lagi. Ia melupakan dirinya yang belum makan, baginya nilai ujiannya yang lebih penting.

Zia yang sedang menulis terlontar kaget karena sang ayah tiba-tiba mendobrak pintu, hingga membuat sebuah gambar yang sengaja ia taruh di belakang pintu jatuh.

"Zia!! Ikut ayah!!" Ayah menjenggut rambut Zia, lalu membawanya ke kamar mandi. Lalu Zia lepaskan begitu saja, akibatnya ia terbentur dinding. Ayah lalu menyalakan shower, shower itu tepat berada diatas Zia, dan langsung membasahi seluruh tubuh Zia. Ayah kembali menjenggut rambut Zia. Zia meringis sakit.

"Kau terlalu sibuk dengan buku-buku mu yang tidak penting itu!"

"Ayah sakit!!!" Teriak Zia.

"Kenapa bukannya kau saja yang menghilang dari bumi?! Kenapa harus isteriku yang pergi?! Ia pergi karena anak yang tidak berguna sepertimu!" Bentak Chanyeol.

Melepaskan jambakannya begitu saja, akibatnya Zia terbentur kembali. Ayah meninggalkan Zia di kamar mandi dan menguncinya di dalam.

"Ayah jangan berantakin buku-buku ku!!" Teriaknya.

Saat ini Zia kedinginan.

Ayahnya tidak peduli, ia mengacak-acak seluruh yang berada di meja belajarnya, hingga menjatuhkan lampu belajar nya dan berakibat pecah.

Lalu pergi meninggalkan kamar Zia.

"Jika aku bisa memilih untuk tidak dilahirkan demi ibuku selamat, aku juga ingin yah." Ucap Zia sembari menggigil.

Ia memeluk kedua kakinya untuk meredam rasa dingin. Dia menangis.

Sudah 3 jam dia di kamar mandi dan ayahnya belum membukakan pintu untuknya. Zia pingsan.

Flashback off.

Mark mengingat apa yang membuatnya sangat marah tadi.

"Jadi namanya Zia ya?"

"Tunggu aku Zia, aku akan segera menyelamatkan mu dari iblis bajingan itu." Lalu Mark memukul tembok. Ia tidak merasakan sakit apapun.

"Bagaimana dia sekarang ya? Apakah sudah sadar?"

"Aku ingin sekali memelukmu."

"Maafkan aku, belum bisa menyelamatkan mu Zia."

"Aku janji aku akan menepati janjiku."

"Stay strong to you angel."

Ucap Mark sambil menatap langit.

"Mark hyung."

Mark menengok ke arah suara itu.

"Chan."

"Akhirnya kau sudah bangun, kenapa kau tidur lama sekali?" Tanya Haechan.

Haechan sudah 3 kali bolak-balik melihat Mark tetapi belum bangun juga, ini kali ke 4 nya kembali melihat Mark dan akhirnya Mark sudah bangun.

"Tidak tau. Dan sialnya aku mimpi buruk Chan."

Haechan mendekat ke arah Mark, saat ini ia di sebelah Mark dan sedang menatap langit yang mendung.

"Kau mimpi apa? Tanyanya.

Whose voice is it?

Whose Voice Is It? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang