2. Perpustakaan

12 3 4
                                    

"Iaaaaannnn, baanguunn!!" Jena menarik-narik selimut yang membukungkus tubuh Ian erat.

"Egh, apaan si Na?" Ian ganti menarik selimutnya yang melorot berniat melanjutkan tidur dan mengabaikan gangguan.

"Ian kebo banget sih! Katanya mau bantuin gue ngerjain tugas, pumpung tanggal merah nih! Besok dikumpul Iaaann.." rengek Jena seraya menghentak-hentakkan kaki.

Ian mengerjap pelan, beringsut bangun dengan kondisi berantakan. Setelah nyawanya terkumpul dia segera menoleh kearah Jena, menatap tajam.

"Lo kenapa bisa masuk apart gue?" Tanyanya sinis.

Sementara Jena hanya mengulas senyum, menampilkan deretan gigi kecilnya yang berjajar rapi.

"Keluar lo, gue mau mandi." Sungut Ian.

Jena mencebikkan bibirnya menghadapi sifat Ian yang menyebalkan pagi ini, "Iyaa, gue keluar. Jangan lama-lama, gue tunggu sambil nonton tv deh!"

Ian menghela nafas, mengacak rambutnya pelan. Kemudian beranjak menuju kamar mandi.

***** 

"Nyari buku apaan?" Tanya Ian yang berdiri bersandar di rak buku.

Mereka saat ini sedang berada di perpustakaan kota. Setelah kerusuhan kecil tadi pagi akhirnya mereka tetap berangkat.

"Sejarah. Sumpah, nyebelin banget gurunya!" Sungut Jena.

Ian mengangkat sebelah alisnya. Menegakkan tubuh. Kedua tangannya memegang bahu Jena yang berada didepannya, memutarnya pelan kemudian mendorongnya agar berjalan maju.

"Bego jangan dipelihara Na! Ini isinya buku terjemahan, rak sejarah di selatan cantik!"

Pipi Jena merona mendengar Ian memanggilnya 'cantik'.

Setelah berhenti di rak yang dimaksud, Ian menyuruh Jena untuk mencari tempat duduk sementara ia yang mencari buku.

Bruk

Setumpuk buku sudah berada didepan Jena, membuat Jena memelototkan matanya kaget.

"Apaan nih, banyak banget!" Protesnya.

"Bahan aja, gue bantuin. Lo tinggal nulis. Gimana?"

"Okey, kalo gitu gue suka! Yeay" ujarnya semangat.

"Iya, gue juga suka."

"Huh?" Jena mengerutkan dahinya bingung.

"Apa?" Ian menatap Jena.

"Lo suka apa?"

"Lo?" Ian mengendikkan bahunya acuh, lalu menenggelamkan diri dalam buku yang ia pegang.

Sementara Jena hanya bisa terpekur mencoba mencerna kata-kata Ian. Seketika wajahnya memerah malu, ia pun bergegas mengeluarkan tugas folionya dan mencoret-coret apapun yang ada.

"Gimana gak panik kalo habis dibaperin!" -Jena Iner.

***** 

Tertanggal, 16 Januari 2021

B

tw, Ian ganteng banget outfitnya buat ke perpus bareng Jena!

tw, Ian ganteng banget outfitnya buat ke perpus bareng Jena!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EXTRAORDINARY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang