3. Take Care of You

11 3 3
                                    

Suasana kota mulai gelap. Lampu-lampu jalanan mulai menyala menerangi. Bintang-bintang mulai ikut bermunculan dengan apiknya. Menambah suasana nyaman di malam hari.

Jena dan Ian sedang duduk di halte, selesai mengerjakan tugas mereka tadi mampir sebentar ke cafe langganan hanya untuk memesan sepotong cheese cake untuk dimakan berdua.

Diet kata Jena.

Ian hanya mendengus geli tadi. Tidak pernah percaya jika temannya itu mengatakan sedang diet.

Ian menoleh kesamping kala merasa lengannya berat sebelah, ternyata Jena dengan lucunya menyandarkan kepalanya pada Ian.

"Capek?" Tanya Ian sambil merapikan helaian rambut Jena yang menutupi wajah.

Jena semakin mendusalkan wajahnya di lengan Ian. Menggumam tidak jelas dengan wajah kuyu dan sayu. Bahkan matanya mulai terpejam perlahan.

Bus datang, dengan cepat Ian menarik pinggang Jena untuk berdiri dan masuk kedalam bus. Setelah melakukan pembayaran, keduanya duduk bersebelahan. Tidak ada banyak penumpang didalam bus, membuat Ian leluasa memilih tempat duduk.

Jena dia dudukkan didekat jendela, agar bisa melihat pemandangan katanya. Nyata tidak, takut jika Jena dipinggir akan disenggol orang yang berlalu-lalang di bus.

Perhatian memang. Jena saja tidak sadar. Atau mungkin sebaliknya?

"Iaaaann..." rengek Jena pelan.

"Hm?" Ian hanya berdehem menanggapi, ia pun lelah. Seharian menemani dan membantu Jena mengerjakan tugas. Otaknya juga butuh istirahat.

"Ngantuukk!!"

"Tidur."

"Gak nyaman, pegeeeelll akunyaaa!" Jena mendusalkan kepalanya di lengan Ian dengan brutal.

Ian mendesis malas, menangkup kepala Jena. Menyandarkannya di dadanya sementara sebelah tangannya bergerak merangkul pinggang Jena agar lebih dekat.

Jena terbelalak, ia merasa malu dan panik. Saat hendak menjauhkan kepalanya, tangan Ian terlebih dahulu menahannya.

"Katanya gak nyaman?! Gue bisa jadi tempat ternyaman lo tau nggak!" Ucap Ian dengan mata terpejam. Kepalanya disandarkan di kursi penumpang.

Jantung Jena berdetak cepat, rasanya memang nyaman tapi ia bisa terkena serangan jantung mendadak jika terus seperti ini.

"Berisik Na!" Desis Ian. Masih dengan mata terpejam.

Jena mengerutkan kening bingung. Ia mendongak sedikit, melihat pahatan rahang Ian yang sempurna. Sangat tampan. Tiba-tiba pipinya memerah.

Sialan. Kenapa ia sangat mudah malu?

"A-apanya yang berisik?" Tanya Jena sedikit gagap.

"Jantung lo. Nanti aja berdebarnya, gue capek. Mau istirahat juga. Lo tidur juga gih, nanti gue bangunin."

Jena dengan cepat memejamkan matanya malu, Ian benar. Jantungnya sedari tadi berisik. Membuatnya malu setengah mati. Ditambah ucapan Ian tadi. Rasanya ia mau pura-pura pingsan saja.

Puk.

Puk.

Terasa tepukan pelan dikepalanya, membuatnya tambah memejamkan mata nyaman. Tangan Ian menepuk pucuk kepalanya lembut. Jena suka. Nyaman.

"Jangan mikir banyak, diem aja. Nyaman kan,"

*****

Ian berakhir menggendong Jena dipunggungung sejak turun dari bus. Niatnya mau membangunkan, tapi kasihan anak orang, sedang lelah.

Sesampainya di pintu apart, Ian segera memasukkan sandi dengan susah payah karena ia juga harus memahan tubuh Jena dalam gendongannya.

Cklek.

Pintu terbuka, Ian membawa Jena ke kamar. Membaringkannya perlahan, memastikan bahwa sahabatnya itu nyaman dalam tidur. Ian juga melepas sepatu Jena. Menyelimuti hingga sebatas leher.

Ian terdiam, memandangi Jena yang nyenyak dalam mimpi. Seulas senyum kecil tercipta. Tangannya bergerak merapikan anak rambut di wajah Jena.

Mencium sebentar kening sahabatnya,

"Gue bisa jagain lo dari cowok brengsek diluaran sana. Tapi, gue juga takut kalo gabisa jaga lo dari diri gue sendiri. Gue selalu jaga batas aman sama lo,

--sampai sekarang, gue tetep ngejaga itu. Sorry Na, gue sayang lo."

Ian beranjak keluar, memastikan pintu apart Jena tertutup kemudian masuk ke unitnya sendiri.

Setiap orang berhak mencintai dengan caranya sendiri-sendiri bukan?

*****

Tertanggal, 11 Februari 2021
Uwaaaahh, sekian lama ada inspirasi nulis juga. Btw, jaemin ganteng sekali😭

EXTRAORDINARY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang