Dia ada disana..
Lagi dan lagi aku melihatnya duduk dibangku yang sama. Dekat jendela belakang sebuah bus yang melaju dengan kecepatan sedang dijalan kota yang mulai gelap. Dia hanya menatap keluar jendela dengan tatapan kosong... Seperti sedang memikirkan sesuatu.
Aku tidak hanya melihatnya sekali dua kali. Bahkan setiap hari saat aku hendak pergi dan pulang sekolah seperti sekarang. Dia memakai baju sekolah sama denganku juga, tapi aneh dia selalu turun terakhir entah turun atau tidak aku juga tidak tahu.
Kali ini aku beranikan diri untuk duduk disebelahnya. Tidak pernah ada yg duduk disebelahnya sejak aku lihat dia. Bangku sebelahnya selalu kosong.
"Hai boleh aku duduk? " Kata ku saat berdisi disampingnya, dia mengacuhkanku. "Diam berarti boleh". Dion. Aku lihat bet namanya, Dion Yudhatama.
" Namamu dion? Aku laksita" Kataku sambil mengulurkan tangan, dia hanya menatapku dengan tatapan dingin. Kulitnya putih pucat tapi dia ganteng. 5 detik aku terpaku dengan wajah tampannya.
"Kau melihatku? " Bukannya menjabat tanganku dia mlh berkata seperti itu, konyol.
"Kenapa tidak? Kau selalu duduk sendiri disini. Dan kau punya wajah yang lumayan mana mungkin orang2 tidak melihatmu" Yak semua orang didalam bus sedang menatap kami."Sitaa, kau ini kenapa tidak mengangkat telfonku tadi?! " Aku kaget setengah mati, temanku tiba2 berteriak sampai se isi bus menatapnya terganggu. "Yakkk kenapa duduk disitu sinii" Katanya sambil menarikku ke bangku depan.
"Kau kenapa sih? Aku sedang mencoba berteman dengan anak itu"
"Anak? siapa anjir ga ada orang disana"
"Kau bercanda, dia disana" Kataku sambil melihat ke belakang. Mimik wajahku seketika berubah. Dion menatapku tapi tatapannya aneh....dan menyeramkan.Kau tau? Kepala sebelah kanannya sudah tidak berbentuk dan bajunya yang tadi bersih rapi sekarang berubah menjadi baju lusuh penuh bercak darah.
Sekarang aku tahu knp orang melihat kami tadi, ah bukan kami tetapi melihatku berbicara sendiri dikursi belakang.
Sial aku berurusan lagi dengan arwah.
Dowoon Day6 as Dion Yudhatama, 18 tahun, died from bullying.