Prolog

13 2 0
                                    

Seseorang Berlari Begitu Cepat Di Tengah Malam Dalam Hutan Keramat Yang Seharusnya Tidak Boleh Di Masuki Manusia, Dengan Nafas Yang Terengah-engah, Ia Mencoba Lari Dari Kejaran Sesuatu Yang Menakutkan, Ia Berada Di Ujung Tanduk Kematian, Sementara Di Balakang Sana, Makhluk Itu Terus Mengejar, Mengikuti Jejak Aroma Darah Dari Luka Pria Itu.

Bercak Darah Menetes Membentuk Garis Di Salju Putih Yang Tebal, Pria Itu Terus Berlari Dengan Harapan Besar Untuk Hidup.

Sementara Itu, Makhluk Besar Dengan Empat Tangan Itu Melangkah Tak Kalah Cepat, Jarak Mereka Semakin Dekat Dan Air Liur Dan Mata Merah Makhluk Itu Terbelalak Dengan Sorot Cahaya Menakutkan.

Suara Seperti Hewan Buas Yang Membuat Siapa Saja Yang Mendengar Akan Lari Ketakutan, Pria itu Pada Akhirnya Melihat sebuah Berkas Cahaya Dari Kejauhan, Cahaya Dari Lampu Hangat Sebuah Rumah Kecil Di Ujung Hutan.

Ia Sangat Berharap Keajaiban Datang Padanya, Ia Masih Punya Istri Yang Tengah Hamil Besar Di Rumahnya.

Namun Harapan Itu Sirna Saat Tahu Bahwa Bangunan Itu Bukanlah Rumah, Tapi Sebuah Kuil Dengan Lampu Obor Yang Menyala Di Kedua Sisinya.

Ia Tersandung Dan Terjatuh Di Salju Yang Dingin, Ia Merasa Sudah Tidak Ada Lagi Kesempatan Untuk melarikan Diri, Dirinya Terpojok Di Depan Batu Pertapa, Sementara Tubuhnya Terlalu Lemah Dan Capek Hanya Untuk Bangkit Dari Sana.

- Tuhan, Tolong Selamatkan Aku, Aku Mohon. Doanya Dengan Penuh Mohon

Makhluk Itu Berhenti Saat Jarak Mereka Berdua Saling Berhadapan, Dalam Hati Pria Itu, Hanya Doa-doa Yang Ia Panjatkan Pada Dewa Agar Bisa Selamat Dari Makhluk Buas Ini.

Suara Eraman Dan Air Liur Itu Terus Menetes, Membuat Detak jantung pria Itu Berdegup Semakin Kencang, Apa Jadinya Jika Ia Di Terkam Dan Di Cabik - Cantik Olehnya.

Saat Cahaya Dari Obor Membuat Wajah Monster itu Semakin Jelas, Pria Itu Terdiam Heran Karna Sekilas Wajah Monster Bertangan Empat Itu Terlihat Sedikit Mirip Dengan Manusia, Ia Punya Rambut Panjang Yang Ikal Seperti Rambut-rambut Warga Desa Sini.

Saat Cahaya Dari Obor Membuat Wajah Monster itu Semakin Jelas, Pria Itu Terdiam Heran Karna Sekilas Wajah Monster Bertangan Empat Itu Terlihat Sedikit Mirip Dengan Manusia, Ia Punya Rambut Panjang Yang Ikal Seperti Rambut-rambut Warga Desa Sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Astaga... Kata Pria Itu Dengan Rasa Takut Yang Memenuhi Tubuhnya.

Tak Lama Kemudian, Panah Api Tiba-tiba Melesat Dan Menusuk Dada Makhluk Itu, Ia Memberontak Kesakitan, Dan Tak Lama Kemudian, Sebuah Bom Api Di Lempar Kepadanya Dari Suatu Tempat Yang Pria Itu Tidak Tahu Asalnya.

Seketika Makhluk Itu Terbakar, Tubuhnya Terbakar Api Sambil Meringis Kesakitan Bau Dagingnya Terasa Busuk Saat Terbakar Dan Api Itu Terus Saja Membakar Sekujur Tubuhnya, Setiap Inci Dari Dirinya. Mahkluk itu Membenturkan Dirinya Beberapa Kali Ke Batang Pohon Dan Bahkan Berguling-guling Di Salju, Namun Api Itu Tak Kunjung Padam.

Hingga Di Depan Mata Pria Yang Hampir Kehilangan Nyawanya Itu Terlihat Seseorang Melangkah Maju Dengan Samurai Panjang Di Punggungnya.

- Ini Adalah Akhir Darimu, Semoga Dewa Membakarmu Di Neraka. Kata Pria Misterius Itu.

Pedang Itu iya Tarik Dari Sarungnya Dengan Suara Besi Yang Lantang, Kilauan Pedang Dengan Genggaman Kuat Si Pemilik Menghunus Tepat Di Depan Makhluk Itu.

Saat Makhluk Itu Berteriak Sambil Ingin Menyerangnya, Dengan Cepat Samurai Itu Di Tebaskan Dengan Keras Tepat Di Leher Makhluk Itu.

Kepalanya Terjatuh Di Salju Dan Leher Yang Putus Mengeluarkan Darah Yang Terus Saja Mengucur.

Tubuh Makhluk Itu Terus Saja Menggeliat Saat Api Itu Terus Membakar Setiap Bagian Tubuhnya, Hingga Pada Akhirnya Ia Benar-benar Hangus .

Pria Itu Mengibaskan Pedangnya Ke Samping Dan Membuat Darah Yang Menempel Pada Pedang Itu Terbersit Dan Masuk Kembali Pada Sarungnya.

Pria Tadi Seolah Tidak Percaya Atas Apa Yang Barusan Ia Liat, Ini Benar-benar Sebuah Keajaiban, Doanya Di Kabulkan Oleh Dewa.

Orang Itu Memberikan Tangannya Untuk Membantunya Bangkit.

- Ah, Terima Kasih Banyak Tuan, Aku Tidak Tahu Harus Membalasnya Dengan Apa, Aku Tidak Membawa Uang.

- Jangan Di Pikirkan, Ikutlah Denganku. Kata Pria Itu.

- Baik, Terimakasih Banyak.

- Siapa Namamu?

- Saya Yamaguchi Kenma Tuan.

- Aku Goto Ryuji.

Kenma Terkejut Saat Mendengar Nama Yang Tidak Asing Itu, Nama Seorang Master Pedang, Salah Satu Pilar Naga Di Negara Ini, Ia Tidak Menyangka Di Selamatkan Olehnya.

- Astaga, Maaf Aku Tidak Mengenalimu Master. Kenma Membungkuk Dan Ingin Sujud, Namun Goto Menahannya.

- Sudahlah, Tidak Usah Begini, Kita Sama-sama Manusia.

- Terimakasih Banyak.

Pada Akhirnya Kenma Ikut Dengan Goto Ryuji Ke Kediamannya Yang Tak Jauh Dari Sana, Menunggangi Kuda Hitam Dengan cepat Melewati Hutan Menakutkan Yang Penuh Monster Itu.

GOZENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang