Chapter 7

5 2 0
                                    

Perlahan Tapi Pasti, Kaori Mulai Membuka Matanya, Melihat Langit-Langit Dan Cahaya Lampu Redup Di Dalam Sebuah Ruangan.

- Syukurlah Akhirnya Kau Bangun.

Kata Seseorang Dengan Nada Lembut, Suara Wanita Yang Pertama Kali Ia Dengar, Kaori Mencoba Bangun Namun Gadis Berambut Pendek Itu Menahannya.

- Jangan Bergerak Dulu, Lukamu Belum Sembuh Total. Katanya Lagi.

Kaori Mencoba Duduk Dengan Perban Di Dadanya, Sepertinya Ia Terluka Cukup Parah Karna Tendangan Yeti Itu. ia Melihat Seorang Gadis Berambut Pendek Mengenakan Pakaian Tradisional Dengan Warna Kulit Putih Dan Tubuh Yang Sedikit Pendek Di Banding Dirinya.

- Kamu Siapa? Tanya Kaori.

- Aku Tabib Disini, Aku Disini Untuk Menyembuhkan Mu, Jendral Yang Menyuruhku, Ngomong-Ngomong Bagaimana Kondisimu?

- Hmmm, Aku Baik-baik Saja, Walaupun Dadaku Sedikit Berdenyut.

- Itu Karna Serangan Monster Yang Prajurit Katakan, Monster Itu Menendangnmu Tepat Di Dadamu.

Kaori Memegang Dadanya Yang Berdenyut, Ia Termasuk Beruntung Bisa Selamat Dari Peristiwa Itu, Bahkan Sang Jendral Mengalami Tulang Patah Di Bagian Rusuknya.
Kembali Teringat Olehnya, Jika Bukan Karna Kekuatan Tersembunyi Miliknya, Mungkin Semuanya Akan Tewas Di Jembatan Itu, Tapi Untungnya, Darah Bangsa Garu Yang Panas Juga Mengalir Dalam Dirinya, Kaori Tahu Bahwa Dia Adalah Darah Campuran, Dan Dia Juga Tahu Asal Usul Kekuasaan Ini Dari Ibunya, Selca.

- Apa Kau Butuh Sesuatu? Tanya Gadis Itu, Gadis Yang Seumuran Dengan Kaori.

- Ah, Maaf Merepotkan, Tapi Apa Kau Punya Air?

- Tunggu Aku Ambilkan.

Beberapa Saat Kemudian, Gadis Itu datang Membawa Segelas Teh Hijau Hangat.

- Teh Hijau? Tanya Kaori.

- Iya, Teh Hijau Baik Untuk Pemulihan.

- Begitu Ya.

Kaori Meminumnya Dan Merasa Lidahnya Terbakar Karna Teh Itu Masih Agak Panas, Gadis Itu Tertawa Dan Menyuruhnya Untuk Meniup Dulu Sebelum Di Minum.

- Namaku Yamaguchi Kaori. Kata Kaori Melihat Gadis Itu

- Aku Yuki Kamada. Jawab Gadis Itu Menyebutkan Namanya.

- Panggil Saja Aku Yuki, Hehe, Ngomong-ngomong Aku Juga Ingin Berterimakasih Padamu Kaori.

- Berterima Kasih? Karna Apa? Kita Baru Pertama Kali Bertemu. Katanya.

- Di Desa Tempatmu Tinggal, Kakek Dan Nenekku Juga Tinggal Di Sana, Untungnya Kau Berhasil Menyelamatkan Mereka Dengan Selamat, Aku Berterimakasih Atas Hal Itu. kata Yuki Membungkuk Hormat.

- Sama-sama, Sudah Sewajarnya Aku Membantu Warga Desa. Jawab Kaori.

- Kalau Begitu Aku Pergi Dulu, Masih Ada Pasien Yang Harus Aku Obati. Kata Yuki Beranjak Dari Kamar Itu.

- Astaga Dia Luar Biasa . Kata Kaori Dalam Hatinya.

Melihat Dan Mendengar Yuki Berbicara Membuat Perasaannya Tenang, Walaupun Orang Asing Tapi Kaori Bisa Merasa Nyaman Berada Di Sampingnya.

Kaori Kemudian Mengambil Samurainya, Ia Melepaskannya Dari Sarungnya Dan Kilauan Besi Yang Mengkilap Menyorot Wajahnya Dengan Silau.

Pedang Pemberian Gurunya, Goto Ryuji Yang Telah Wafat Beberapa Tahun Lalu, Pedang Legendaris Miliknya Yang Di Wariskan Padanya, Samurai Yang Telah Membawa 100 Nyawa, Benda Ini Benar-benar Luar Biasa, Di Tambah Samurai Ini Bisa Menyalurkan Kekuatan Pemiliknya.

GOZENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang