Taehyung hampir tidak bisa merasakan kakinya ketika akhirnya regu penyelamat muncul sambil menandu tubuh Jimin yang terkapar. Ia merangsek maju, hendak melihat kondisi Jimin dengan mata kepalanya sendiri, tetapi lengan kuat Sejin menahannya.
"Jimin!" Suara Taehyung bergetar ketika rombongan itu semakin dekat dan ia bisa melihat wajah Jimin meskipun tidak sampai satu detik. Jimin tidak baik-baik saja seperti yang teman-temannya katakan. "Jiminnie!" Tangannya terulur meskipun tahu tidak akan bisa meraih Jimin yang terus dibawa menjauh dan dimasukkan ke dalam ambulans.
"Taehyung, Jimin harus segera dibawa ke rumah sakit." Sejin memberi pengertian. Ia beralih pada Namjoon yang berada di belakangnya. "Namjoon-ah," panggilnya, meminta Namjoon mengambil alih.
"Biarkan aku ikut bersama Jimin!" Taehyung memberontak.
"Taehyung!" Bentakan Sejin terdengar lantang sehingga Taehyung segera diam. "Hanya aku yang akan bersama Jimin. Kalian menyusul saja, dan kendalikan dirimu Taehyung-ah... Jimin akan baik-baik saja."
Isak tangis Taehyung yang menjawab ucapan Sejin. Setelahnya, manajer Bangtan itu masuk ke dalam ambulans dan meninggalkan area perkemahan.
*****
Jimin mengalami hipotermia karena suhu yang dingin, ditambah hujan yang terus turun semalaman menerjang tubuhnya tanpa perlindungan. Kondisinya diperparah oleh luka menganga sepanjang tiga puluh senti di bagian kaki, luka robek di pelipis, memar di beberapa bagian tubuh dan luka gores di beberapa bagian wajah. Petugas medis juga mengatakan kemungkinan ada beberapa tulang yang patah, sehingga mereka harus bergegas.
Ambulans yang membawa Jimin melaju cepat membelah jalanan yang sedang padat. Sirine yang melengking-lengking itu berhasil membuat kendaraan yang memadati jalan bergerak kepinggir. Beruntung, tidak sampai sepuluh menit mereka sampai di rumah sakit.
Ketika brangkar ambulans diturunkan, petugas medis dengan sigap mengambil alih dan membawa Jimin untuk diperiksa. Tidak banyak orang yang ada di sana, sehingga ketika rombongan yang membawa Jimin memasuki IGD, susana menjadi tegang. Suara roda-roda yang bergesekkan dengan lantai beradu dengan suara petugas medis yang saling melaporkan kondisi Jimin. Satu-dua pasien dan beberapa perawat yang bertugas di bagian IGD tidak dapat menahan diri untuk tidak menoleh pada kesibukan yang terjadi di salah satu sudut ruangan.
Sejin yang mengikuti dari belakang memberi jarak beberapa langkah dari tubuh Jimin agar tidak menghalangi pekerjaan para perawat di sana. Tangan-tangan cekatan itu segera bertindak. Beberapa perawat sibuk kesana-kemari untuk mengambil beberapa peralatan yang diperlukan, sementara yang lain menghubungi bagian spesialis untuk melaporkan kondisi Jimin.
"Pasien masih sadar," ujar salah satu perawat membuat Sejin sedikit lega, meskipun tidak tahu fakta itu menguntungkan atau tidak.
Dokter yang bertugas di IGD segera melakukan pemeriksaan singkat sembari mendengarkan penjelasan mengenai kronologi kejadian, dan memutuskan untuk membawa Jimin ke ruang resusitasi. Sejin tidak tahu apa-apa tentang ruangan yang disebutkan, tetapi kemudian ia lihat Jimin dibawa ke sebuah ruangan khusus dengan alat-alat yang lebih lengkap.
Ia menunggu di luar ruangan. Beruntung ruang resusitasi cukup transparan sehingga Sejin bisa memperhatikan kerja dokter dan perawat di dalam sana. Jantungnya berdetak tidak karuan, dan ia merasa jemarinya bergetar. Dingin yang tiba-tiba melingkupi tubuhnya membuat Sejin menggosok-gosok kan telapak tangannya. Sejin tidak ingat apakah ia pernah merasa amat ketakutan seperi hari ini selama bekerja dengan Bangtan. Ia sangat takut kondisi Jimin lebih buruk dari yang ia bayangkan.
Sepuluh menit berlalu, salah satu perawat keluar. Jalannya terlalu cepat untuk Sejin hadang, padahal ia penasaran setengah mati mengenai kondisi Jimin. Tidak lama, perawat itu kembali bersama seorang dokter yang terlihat lebih tua dan berpengalaman. Lagi, Sejin melihat apa yang mereka lakukan pada Jimin. Wajah-wajah di dalam sana terlihat sangat serius dan tegang. Semuanya dilakukan serba cepat, seakan satu detik saja terbuang maka nyawa Jimin tidak bisa diselamatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
FanfictionBangtan akan pergi camping untuk merayakan ulang tahun Jimin, tetapi tiga hari sebelum rencana mereka terlaksana, Taehyung dan Jimin malah bertengkar hebat bahkan sampai camping berlangsung. Taehyung yang masih emosi mencoba menenangkan diri dengan...