Lorong di depan kamar rawat Jimin terlihat lengang. Hanya ada sosok Taehyung di sepanjang lorong, duduk menunduk sambil menumpu kedua sikunya di paha. Beberapa orang yang lewat di sana hanya menatap sebentar pada sosok itu, dan berlalu begitu saja meskipun mereka tahu bahwa idol grup V BTS yang ada di sana.
Dua jam yang lalu operasi Jimin baru selesai. Karena luka-lukanya, Jimin harus menerima beberapa jahitan dan juga operasi untuk memperbaiki beberapa tulangnya yang bermasalah. Taehyung dan anggota Bangtan yang lain tidak diberitahu secara detail mengenai kondisi Jimin, karena hanya keluarganya yang berhak. Tentu, mereka tidak tahu bahwa Namjoon di sana berusaha sekuat hati untuk tidak mengatakan apapun.
Beruntungnya, kedaan Jimin sekarang sudah stabil. Ia sudah dipindahkan ke kamar rawat biasa, ditemani orang tuanya yang baru datang satu jam yang lalu. Taehyung sempat menyapa sebelum keduanya menghilang di balik pintu kamar rawat Jimin dan belum keluar juga sampai sekarang.
"Taehyung-ah." Pundaknya ditepuk pelan. "Orang tua Jimin belum keluar?" Taehyung menggeleng pelan.
"Aku akan kembali ke dorm untuk mandi dan ganti baju. Kau mau ikut? Namjoon, Seokjin Hyung dan Yoongi Hyung masih di kantor untuk mengurus beberapa hal bersama Sejin Hyung, belum tahu kapan kembali. Dari pada menunggu di sini lebih baik ikut aku pulang sebentar."
Taehyung melirik Jungkook yang berada di ujung lorong sekilas. Nampaknya pemuda itu tidak akan ikut Hoseok pulang. "Jungkook?"
"Di sini. Nanti kubawakan baju ganti."
"Boleh lakukan itu juga untukku?"
Hoseok mendesah pelan, kemudian mengangguk. "Jangan bertengkar."
"Aku masih menunggu informasi tentang kondisi Jimin. Tidak ada waktu untuk bertengkar dengan Jungkook."
Meski tahu ucapan Taehyung benar, Hoseok masih khawatir. Ia menoleh pada ujung lorong, sudah tidak ada Jungkook di sana. Mungkin menghindari Taehyung seperti yang selama dua jam ini ia lakukan.
"Cobalah berbaikan dengan Jungkook. Jimin akan sedih sekali jika tahu kalian bertengkar karena dirinya. Aku akan cepat kembali." Setelah itu, Hoseok menepuk bahu Taehyung dua kali dan berlalu.
*****
Jungkook menumpu sikunya pada pagar pembatas rooftop rumah sakit. Dingin udara malam yang berhembus menyapu halus rambutnya. Ia menatap pemandangan, lampu-lampu yang memancar dari gedung-gedung di bawah sana terlihat seperti bintang berwarna warni, seakan menggantikan bintang di langit yang kini kosong tanpa satupun penghias.
Napasnya berhembus, berharap sesak yang masih menghimpit dadanya ikut keluar. Ia masih merasa jengkel pada Taehyung, meski tahu seharusnya tidak boleh begitu. Jadi, yang bisa Jungkook lakukan sekarang adalah menghindar sejauh mungkin, tetapi dalam area dimana ia masih melihat Jimin.
Jungkook kadang cemburu dengan kedekatan Taehyung dan Jimin. Mereka bagaikan anak kembar yang tidak terpisahkan. Ia tidak perlu repot mencari Taehyung jika sudah tahu keberadaan Jimin. Mereka pasti ada di tempat yang sama, atau jika tidak, salah satu pasti tahu keberadaan yang lainnya.
Kedekatannya dengan Jimin berbeda, meski semua orang tahu Jungkook dan Jimin juga dekat. Jungkook tidak pernah bisa masuk dalam persahabatan Jimin dan Taehyung, karena ada banyak hal yang hanya bisa dilakukan oleh mereka berdua saja. Pada Taehyung, Jimin seakan membagi separuh hidupnya. Dalam keadaan tersulitpun, hanya pada Taehyung Jimin bisa bersandar.
Jungkook pernah cemburu, tetapi ia tidak pernah berharap ada di posisi Taehyung. Persahabatan Jimin dan Taehyung membuatnya iri sekaligus senang dan tidak ingin mereka bertengkar karena masalah sekecil apapun. Jungkook sungguh ingin keadaaan baik-baik saja, karena Jimin yang bahagia ketika bersama Taehyung akan membuatnya bahagia juga. Hal itu berlaku sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
FanfictionBangtan akan pergi camping untuk merayakan ulang tahun Jimin, tetapi tiga hari sebelum rencana mereka terlaksana, Taehyung dan Jimin malah bertengkar hebat bahkan sampai camping berlangsung. Taehyung yang masih emosi mencoba menenangkan diri dengan...