Diluar dugaan, ketika hari beranjak sore, hujan turun sangat deras mengguyur tiga tenda milik Bangtan. Mereka baru saja membicarakan menu makan malam saat tetes hujan sebesar biji jagung itu berjatuhan, kemudian berubah deras dalam sepersekian detik dan membuat mereka kocar-kacir masuk ke tenda masing-masing.
Jimin meringkuk sendirian di tendanya karena Taehyung belum juga kembali. Pemuda mungil itu mendesah pelan. Ia berguling ke kanan, ke kiri, dan akhirnya terduduk. Tidak ada posisi yang membuatnya nyaman. Ia hanya ingin Taehyung ada di sini sekarang. Suara berisik dari tetes hujan yang mengenai tendanya membuat hati Jimin kian resah, ditambah angin yang bertiup lumayan kencang.
Sebenarnya apa saja, sih, yang dilakukan anak itu? Mungkin hujan membuat Taehyung tidak bisa kembali, tapi setidaknya ia harus mengabari agar semua orang tidak cemas. Kalau sudah begini, bagaimana Jimin bisa berpikir bahwa Taehyung baik-baik saja di dalam hutan?
Bagaimana kalau angin kencang menjatuhkan papan penujuk jalan dan membuat Taehyung tersesat? Atau mungkin saja Taehyung basah kuyup karena tidak mendapat tempat berteduh dan membuatnya terkena flu. Atau bagaimana jika area yang licin membuat Taehyung tergelincir dan jatuh ke jurang?
Jimin tidak sanggup lagi. Kepalanya dipenuhi oleh pikiran negatif. Ia segera menyambar ponselnya dan mencari nama Taehyung di sana.
*****
Taehyung duduk di gubuk sederhana yang ia temui di dalam hutan. Ia kedinginan. Sepatu dan pakaiannya basah kuyup karena hujan datang tanpa aba-aba, dan Taehyung butuh waktu untuk mencari tempat berlindung.
Sambil menengadah ke langit yang kelabu, ia mendesah. Sudah tidak jadi bersenang-senang, sekarang malah terjebak di hutan karena hujan deras. Meskipun tahu menurunkan hujan bukan sesuatu yang bisa Jimin lakukan, tetapi Taehyung ingin menyalahkan Jimin atas semua hal yang terjadi padanya hari ini.
Sebetulnya Taehyung tidak kesal pada Jimin tanpa alasan. Biar Taehyung jabarkan kesalahan Park Jimin selama beberapa bulan ini.
Entah untuk alasan apa, setiap ada jadwal kosong, Jimin selalu pergi. Tidak bilang pergi kemana, bersama siapa, pulang pukul berapa, atau setidaknya memberi kabar agar Taehyung tahu sahabatnya itu masih hidup atau tidak. Kemudian, setelah mencari tahu lewat teman Jimin, Taehyung tahu bahwa Jimin selalu menemui Padding Squadnya. Terutama Ha Sungwoon.
Sebetulnya tidak ada masalah. Toh, Taehyung juga sering pergi makan atau sekedar berkumpul dengan teman-temannya. Namun akan jadi masalah ketika Jimin bahkan melupakan janji karena harus buru-buru ke tempat Sungwoon. Tidak hanya sekali dua kali. Sudah terlalu sering sampai-sampai Taehyung akan menjadi sangat kesal jika Jimin menyebut sesuatu tentang Padding Squadnya.
Tiba-tiba getaran di saku celananya mengalihkan perhatian Taehyung.
"Dasar bodoh," katanya pelan ketika melihat siapa yang menghubungi. Ia menggeser lingkaran berwarna hijau.
"Taehyung! Kau masih hidup?!"
Taehyung menjauhkan ponselnya dari telinga sembari berdecak pelan. "Sudah mati. Jangan cari aku."
"Kau dimana, bodoh? Kenapa belum pulang juga? Sebentar lagi matahari terbenam. Kalau tidak bisa pulang bagaimana?"
"Hujan deras begini kau suruh aku pulang? Mau aku celaka? Lagipula, ponselku punya lampu senter kalau kau tidak tahu."
"Mau kujemput saja? Aku bawa payung. Katakan dimana kau sekara--"
"Jimin, bisa biarkan aku sendiri dulu?" Taehyung menyambar cepat.
"Kau sudah cukup sendirian sejak tiga hari yang lalu, Kim Taehyung. Mau berapa hari lagi?"
Taehyung mendesah pelan. "Tidak tahu. Aku belum ingin melihatmu," ujarnya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
FanfictionBangtan akan pergi camping untuk merayakan ulang tahun Jimin, tetapi tiga hari sebelum rencana mereka terlaksana, Taehyung dan Jimin malah bertengkar hebat bahkan sampai camping berlangsung. Taehyung yang masih emosi mencoba menenangkan diri dengan...