.
Kedua lelaki tampan itu duduk berhadapan disebuah cafe yang terletak tak jauh dari rumah sakit. Ekspresi keduanya tampak berbeda, lelaki dengan surai platina itu menunduk seakan merasa malu dan menyesal akan apa yang telah ia lakukan, berbeda dengan lelaki dengan surai kecoklatan yang saat ini malah menatapnya tajam dengan rahang mengeras seakan siap untuk memberi kutukan tak termaafkan pada lelaki didepannya.
Setelah penjelasan dari Draco berupa sebuah pengakuan tentang kejadian mengerikan yang menimpa Hermione di Manor nya, kini Theo tampak berusaha untuk tidak berteriak dan memukuli sahabatnya itu hingga babak belur menjadi potongan potongan tubuh bak korban mutilasi.
Theo memegang erat cangkir latte didepannya, "Jadi.. kalian semua yang melakukan itu padanya? Dan setelah itu mereka meninggalkannya untuk kau ambil alih tubuhnya? Benar benar memalukan", ujarnya dengan dingin. Genggaman pada cangkir itu semakin mengerat hingga ia tak sadar tiba tiba cangkir itu retak dan pecah, menumpahkan minuman latte yang panas dimeja bundar itu.
"Kemana saja kau selama ini? Kenapa baru sekarang kau meminta maaf padanya? Dimana kau saat dia membutuhkanmu? Menikah dengan Greengrass? Atau bercinta dengan para jalangmu?", Walau nada bicaranya terdengar begitu tenang, tapi lelaki dengan sweater berwarna biru tua itu mampu mengintimidasi lawan bicaranya.
Entah karena suasana keduanya yang mencekam atau karena suara pecahan cangkir yang berbunyi cukup keras, para pelanggan cafe itu kompak menoleh pada keduanya.
"Aku tidak tau bahwa selama ini dia hamil dan mengalami trauma. Seharusnya aku tidak melakukan hal seperti itu", Draco masih memasang wajah menyesal nya. Ekspresi yang tidak pernah dilihat oleh siapapun termasuk Theo, sahabatnya sendiri.
"Sudah terlambat, minta maaf sekarang pun sudah benar benar terlambat—"
Theo mendengus keras, "—selama aku bertemu dengannya, aku bisa menyimpulkan bahwa dia memiliki trauma pada laki laki. Kurasa sekarang aku tau penyebabnya".
Dengan perasaan amarah besar nya, Theo berdiri dari duduknya, melirik tajam pada Draco sebelum melayangkan sebuah pukulan maut penuh tekanan emosi memuncak yang dengan telak mengenai rahang kokoh milik Draco, membuat lelaki bersurai platina yang tampak berantakan itu terjerembab ke lantai. Semua orang di cafe berteriak terkejut akan hal itu.
Theo tampak tak peduli, ia melirik Draco dengan manik hijau gelapnya, mendesis tajam, "Mulai sekarang jangan berani menemuinya lagi, atau aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri", ujarnya lalu pergi begitu saja setelah memberi beberapa lembar uang untuk cangkir yang ia pecah kan.
"Maaf atas kekacauan yang kubuat"
.
Draco menatap kepergian Theo dengan amarah. Entah kenapa saat mendengar nya seperti itu malah membuat rasa amarah pada diri nya semakin berkobar.
Siapa dia hingga memberi perintah untuk tidak menemui Hermione lagi?
Dia bahkan bukan kekasihnya apalagi suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Wound ✔
Short Story⚠️Warning⚠️ : explicit sexual content, violence, dirty talk, bukkake, kidnapping, incarceration, age difference, gangbang, loss of virginity, forced sex, pregnancy, bdsm. . Aaron dan Oscar Granger datang untuk mencari tahu kebenaran tentang siapa...