Rumah sakit. Tempat yang paling tidak ingin ia kunjungi. Bukan tanpa sebab, ia sudah beberapa kali mendatangi tempat ini dan selalu berakhir buruk.
Ibunya yang harus beberapa kali bolak balik kesini untuk melakukan pengobatan rutin, ayahnya yang dilarikan ke rumah sakit segera setelah ditemukan di lokasi kecelakaan, keduanya berakhir tidak baik.
Bangunan yang terlihat besar namun tidak menarik mata, aroma khas yang sangat ia benci, pemandangan sekeliling yang mengiris hati. Tempat yang penuh dengan kesedihan, namun juga tempat yang penuh harapan.Harapan agar gadis kecil yang ada di hadapannya itu bisa kembali pulih, kembali pulang bersama ke rumah mereka. Kembali melangkahkan kaki menuju ke sekolah di pagi hari, kembali berlarian kecil sambil berpegangan tangan, kembali menganyunkan tangan bersama ketika menyusuri jalan pulang. Ya, gadis kecil yang seharusnya memanggil dirinya dengan sebutan tante, bukan mama.
Klek!!
Suara pintu kamar terbuka, muncul sosok wanita muda yang tak asing baginya.
"ah, maaf. Saya pikir tidak ada orang. Karna saya sudah mengetuk pintu berulang kali dan tidak ada jawaban" ucap wanita muda itu.
"oh kak Sandra, tidak apa-apa. Maaf sepertinya aku yang sedang tidak memperhatikan" jawab Yuki.
"Saya hanya mampir sebentar, maaf harusnya beliau juga ikut. Namun karna beberapa hal, jadi hanya saya yang bisa datang kemari" lanjut kak Sandra sambil meletakkan sebuah bingkisan diatas meja.
Yuki terdiam, namun ia tahu betul siapa yang kak Sandra maksud.
"nona... Jika kau ada waktu, cobalah berbicara dengan beliau. Ah maaf.. Maksud saya, cobalah berbicara dengan perasaan yang terbuka pada beliau. Saya yakin, semua kesalahpahaman ini akan berakhir" kak Sandra mengucapkannya dengan sedikit ragu. Yuki menatapnya dengan bingung.
"saya tidak pernah melihat beliau menangis lagi setelah kepergian tuan Fedi. Dulu beliau menangis sepanjang malam dan hampir membatalkan semua janji bisnisnya, setelah beberapa lama beliau mulai bangkit kembali, terlihat tegar dan kuat. Namun kemarin setelah kunjungannya kemari, beliau terlihat rapuh kembali. Sudah 2 hari ini ia tidak keluar kamar dan tidak mau makan. Saya hanya yakin ini ada hubungannya dengan gadis kecil ini, karena sebelumnya beliau sangat baik-baik saja"
Yuki hanya berdiri membisu mendengar ucapan kak Sandra.
"maaf karena saya terlalu lancang mengatakan permintaan ini. Namun saya berjanji, ini adalah permintaan pertama dan terakhir saya kepada nona. Tolong.. Pikirkan baik-baik" lanjut kak Sandra sambil membungkukkan setengah badannya.
"kakak tidak perlu seperti ini. Ku mohon angkat bahu kakak" Yuki memegang lengan kak Sandra, membantunya berdiri tegak.
"baiklah, aku akan mencoba berbicara padanya. Apapun hasilnya nanti, ku harap kakak tidak lagi memohon padaku atau menyalahkan diri kakak sendiri" jelas Yuki.
"terima kasih.. " ucap kak Sandra dengan senyum lebar sambil membungkukkan badannya singkat.
Kak Sandra.. Ia yang selama ini membantunya secara tidak langsung. Jika ia sedang bekerja di luar kota atau luar negeri, kak Sandra selalu mengirimkan beberapa pakaian yang sedang tren disana yang sesuai dan cocok dengan selera Yuki, atau sekedar membelikan buah tangan seperti aksesoris, skincare atau alat makeup. Itulah mengapa, walaupun Yuki jarang pergi keluar, namun ia tidak pernah terlihat norak dihadapan teman-temannya.
Dan lagi, kak Sandra tidak pernah mengusik kehidupan pribadinya, ia juga tidak pernah bertanya hal-hal yang tidak Yuki sukai, Yuki merasa.. Kak Sandra benar-benar ingin menjaga perasaannya, namun ia tak tahu apa alasan dibaliknya, mungkin karena kak Sandra memang orang yang sangat baik.
Jadi, kini saatnya ia yang membalas kebaikan kak Sandra dengan menerima permintaannya. Yah, walaupun sejujurnya memang ada banyak hal yang ingin Yuki tanyakan pada mama tirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Family
De Todo"Family is the most important thing in the world". _Princess Diana _ Apa yg ada dipikiran kalian ketika mendengar kata KELUARGA? Orang-orang tersayang? Orang-orang yang se-DNA dengan kita? Penuh cinta? Kehangatan? Kenyamanan? Kedamaian? Namun, apak...