- ALANO 05

15 7 2
                                    

        Seperti biasa setiap pulang sekolah Alana pergi bekerja di sebuah butik yang berada tidak jauh dari sekolahnya hingga sore hari, kemudian mulai dari sore dia bekerja sebagai pelayan di sebuah cave hingga pukul sepuluh malam,
    Alana akan selalu membawa bekal makan siangnya dari rumah lalu makan ditempat kerja.

     Saat  dia tengah beristirahat makan siang  dia melihat seorang pria yang bisa dia tebak berumur 40  tahunan lebih, masuk dan memilih milih pakain yang ada disana, karena suasana butik yang agak rame sehingga para pegawai butik sibuk melayani pembeli yang lain,
  diapun  memilih menghampiri lelaki tersebut yang kelihatan kebingungan.

" Ada yang bisa saya bantu pak? " Tanya Alana dengan sopan
" Ini, saya mau beli jas tapi saya bingung harus milih yang mana" Jawab lelaki tersebut,
" Emmm,  kalau begitu mari saya antar memilih jas yang cocok sama bapak, " Kata Alana sambil mengarahkan lelaki tersebut menuju ruangan khusus tempat jas

" Nah ,ini pak saya pikir ini cocok untuk bapak " Lanjut Alana sambil membawa jas yang dia maksud,
" Baiklah biar saya coba, ruang gantinya dimana? " Tanya bapak tersebut,
" Di sebelah sana pak" Tunjuk Alana ke ruangan ganti, kemudian bapak tersebut memasuki ruangan tersebut.

        Setelah beberapa lama diruang ganti akhirnya bapak tersebut keluar
" Wah sepertinya kamu baik dalam memilih pakaian yang cocok untuk pelanggan, saya suka jas yang kamu pilih ini" Kata bapak tersebut memberi pujian pada Alana

" Terima kasih pak" Jawab Alana sambil sedikit membungkuk,
" Kamu usianya berapa?, sepertinya kamu masih sangat muda" Tanya bapak itu lagi,

"  Tujubelas tahun pak" Jawab Alana,

" Wah berarti kamu seumuran dong sama anak saya, ooo iya kamu manggilnya om sandi saja " Katanya
" Baik om" Kata Alana
  " Nama kamu siapa? " Tanya lelaki itu kembali,

" Alana om" Sahut Alana

" Oh, baiklah nak Alana kalau begitu saya ambil ini aja sekalian tolong pilihkan jas untuk anak saya ya, " Suruh lelaki tersebut.

" Baik om" Sahut Alana, kemudian memilih milih jas yang menurutnya cocok untuk anak zaman sekarang
" Bagaimana kalau ini om,  saya pikir karna anak bapak seusia dengan saya, akan lebih cocok jika memakai jas model seperti ini, " Kata Alana sambil menunjukkan jas berwarna gray pada pak sandi.

"  Kalau modelnya saya rasa boleh tapi dia tidak terlalu suka dengan warna seperti itu, apa boleh diganti? " Tanya pak sandi
" Oh tentu saja pak, tunggu saya ambilkan" Dengan secepat mungkin Alana mengambil jas warna hitam namun modelnya seperti yang ditunjukkannya pertama
" Ini om" Sahutnya.

" Baiklah, saya ambil ini" Katanya,

" Tapi ukurannya emang pas sama ukuran anak bapak? " Tanya Alana

" Emmm, saya pikir mungkin ini pas untuknya, tapi kalau kekecilan atau kebesaran saya akan datang lagi untuk menukarnya, " Katanya sambil memegang dagu.

" Emang istri om mana ?, kenapa yang beli jas om sendirian ? " Tanya Alana ingin tau.

" Istri saya sudah meninggal" Katanya dengan raut sedih
" Maaf  om, bukan maksud saya menyakiti perasaan om" Kata Alana menyesal
" Tidak apa apa, yasudah saya ambil ini. " Katanya.
Dengan segera Alana mengemasi jas yang dipilih lelaki tersebut,
dan membawanya ke kasir,

" Terimakasih" Kata Alana sambil membungkukkan badan.
" Sama sama, " Kata lelaki itu sebelum keluar dari butik, setelah itu Alana kembali kemeja makannya melanjutkan makan siangnya.


********


      Saat ini Leano sedang berada dirumah karena dia tidak terlalu suka keluar rumah ,  mungkin dia akan keluar rumah jika ada hal hal penting atau kalau dia bekerja, karna saat di Bandung dia bekerja meskipun dia terbilang kaya namun baginya meminta uang pada orangtuanya untuk kepentingan sendiri adalah hal yang tidak dia sukai.

Kemudian ayahnya muncul dan membawa tas belanjaan
  " Itu apa yah?, ayah belanja? " Tanyanya.

" Iya, ini tadi ayah beli jas, untuk dipakai di pernikahan sepupu kamu, dan ini untuk kamu" Sambil memberikan salah satu tas belanjaan yang di pegangnya itu.

" Kamu coba dulu " Lanjutnya lagi sambil mengeluarkan jas miliknya dari tas belanjaan,
Demikian juga halnya dengan Leano dia langsung mengeluarkan jas tersebut dan melihat modelnya,

  " Tumben ayah bisa memilih model yang bagus, seingatku terakhir ayah membeli jas untukku modelnya sangat kuno" Sahutnya sambil terkekeh kecil,

" Wah kau masih ingat itu, padahal sudah lama" Kata ayahnya

" Tentu saja, bagaimana aku bisa lupa saat itu  model jasnya benar benar kuno sekali" Kata Leano

" Hahahahha, kau benar sekali ayah masih ingat waktu itu kau berkata kalau saat kau memakai jas itu kau seperti kakek kakek, lalu kau menangis, hahahahah" Kata ayahnya sambil memegang perutnya yang sakit karna tertawa.

    " Sudahlah Jangan mengungkitnya lagi, itu konyol sekali ayah " Katanya dengan raut sedih yang dibuat buat,

" Baiklah baiklah" Kata ayahnya menyudahi tertawanya,

Lalu kemudian ayahnya menepuk pundak Leano " Oooo iya Leano kau tau yang memilihkan jas itu adalah seorang wanita, dia seumuran denganmu dan kelihatannya dia wanita yang baik dan sopan, namanya Alana namun ayah lupa menanyakan dimana dia bersekolah " Kata ayahnya

" Trus ? " Tanya Leano sambil menaikkan alisnya,
" Ya kamukan udah besar nih, udah kelas dua belas, mana tau kamu mau kenal lebih dekat sama dia kan bisa aja " Kata ayahnya sambil menepuk nepuk bahu Leano

    " Aku mau fokus  belajar dulu yah,  lagian udah kelas duabelas juga bentar lagi ujian" Sahut Leano yang tau arah pembicaraan ayahnya,

" Iyasih, tapi kalau semestinya tiba tiba kamu punya pacar ayah harus tau dan harus kenal sama dia, ya? " Tanya ayahnya.

" Iya yah, aku bakalan kenalin itupun kalau udah ada" Jawabnya kemudian berdiri dari tempat duduknya untuk membereskan tas belanjaan yang berada di meja.

" Kamu lapar tidak? " Tanya ayahnya,
" Emmm, lumayan " Jawabnya
  " Kalau begitu ayah masak dulu " Sahut ayahnya kemudian berdiri menuju dapur, namun belum sampai didapur dia bertanya lagi
" Kita udah belanja belum? "

"Kayaknya sih belum yah " Sahut Leano sambil tertawa,

" Kalau begitu kita pesan makanan ajalah " Seru ayahnya  mengambil handphone nya yang berada di kantong celana  untuk memesan makanan, kemudian berjalan menghampiri Leano yang tengah duduk.

" Kalau begitu mari kita menonton " Sahut ayahnya berjalan ke depan televisi
" Kita main ps aja yah, bosan dari tadi nonton mulu seharian " Kata Leano,

   " Boleh,  tapi jangan curang, siapa yang kalah dia membersihkan ruangan kamar yang menang, trus memasak, " Tantang ayahnya

  " Oke, siapa takut " Sahut Leano tidak mau kalah dari ayahnya, kemudian berjalan mengambil peralatannya.

  Yah begitulah Leano dan ayahnya menghabiskan waktu luang bersama, bercanda gurau bahkan bermain ps bersama sudah menjadi kebiasaan mereka,

Semenjak istrinya meninggal kemudian putrinya menikah dan ikut suami, mereka hanya tinggal berdua, jadi ayahnya lebih memilih menghabiskan waktu bersama anak satu satunya,
 
    menikmati segala hal bersama keluarga menurutnya lebih membahagiakan daripada pergi bersama teman atau menghabiskan waktu hanya untuk mencari uang.

ALENO / Alena dan  Leano ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang