- ALANO 06

12 6 0
                                    

Pagi ini Alena berangkat lebih cepat dari rumah, karena dia adalah piket kelas ,
namun tidak ada siapapun berada dikelas, mungkinkah dia terlalu cepat atau teman paketnya yang lupa waktu,

entahlah Alena hanya bisa pasrah memulai mengerjakan semuanya sendiri, daripada mereka dihukum membersihkan seluruh toilet yang berada di sekolah ini.

Alena telah menyapu dan membersihkan seluruh kelas, sekarang tinggal membersihkan papan tulis, namun karena tingginya tidak seberapa sehingga dia kesulitan membersihkan bagian atas, jadi dia agak berjinjit untuk menyampai nya, tetap saja kurang.


Tiba tiba suara langkah kaki menghampirinya yang Alena pikir adalah temanya piket
" Kamu piket kan? , lama amat sih datangnya, cepat bantuin aku hapus ini, " Katanya tanpa menoleh pada orang tersebut,

Kemudian orang tersebut berjalan kebelakang Alena dan mengambil penghapus papan tulis yang berada di genggaman Alena, dan kemudian tangannya bergerak membersihkan papan tulis tampa bergerak dari tempatnya,

Saat ini Alena merasa sesak sehingga dia berbalik ingin menjaga jarak dari lelaki itu,
namun saat berbalik Alena mengerjapkan matanya berkali kali karena jarak antara dia dan lelaki itu sangat dekat,

Alena kemudian mendongak,untuk melihat wajah lelaki itu, dan ternyata orang yang membantunya adalah Leano, seketika jantung alena berdetak sangat kencang seolah sedang maraton,
apalagi saat ini Leano juga sedang menatapnya sehingga tatapan mereka bertemu,

Tak ingin memperburuk suasana alena dengan segera memalingkan wajahnya dan segera bergerak kesamping,
" Emmm, Terima kasih bantuannya" Sahut alena dengan wajah menunduk,

dia kemudian mengambil sapu yang terletak di samping meja guru dan mengembalikannya ketempat semula, namun entah kenapa dia terlihat kebingungan sendiri,
Lalu mengambil tempat sampah dan berbalik menghadap Leano

" Emmmm,aa ...aa...aku buang sampah dulu keluar" Katanya sambil menunjuk pintu keluar lalu keluar dengan cepat untuk membuang sampah tersebut,

sedangkan Leano masih setia memandangi setiap aktivitas Alena dan tentunya dia tau kalau alana saat ini tengah SALTING ( salah tingkah),
Leano tersenyum melihat tingkah laku alena yang dia rasa sangat lucu.

Sedangkan disisi lain setelah alena membuang sampah dia mengetok ngetok kepalanya sendiri meruntuki kebodohannya,

" Bodoh bodoh, bisa bisanya aku salah tingkah dihadapan dia, ini lagi ngapain juga aku pake acara bawa tempat sampah keluar, trus bilang kalau aku mau buang sampah segala " Katanya sambil menendang kerikil didepannya dan ternyata kerikil itu mengenai kepala samuel

" Awwww, ini yang nendang batu siapasih" Rintihnya sambil memegangi kepalanya, sedangkan disampingnya koko sedang terbahak memandangi sahabatnya itu pagi pagi sudah kepalang soal.

Alena berlari menuju tempat samuel dan koko " Duh.... sam maaf ya aku gak sengaja tadi nendang batunya, ehhh malah kena kamu" Kata Alena sambil menyatukan tangannya tanda permintaan maafan,

" Ya ampun lena, lo kenapa sih pagi pagi udah nendang batu kena pala orang, kamu dendam sama gua, kolo pala gua benjol gimana lena? " Kata samuel,

" Bhahahahahha, udah deh sam nasip lo itu , Terima aja hahahha" Sahut koko yang masih menertawai samuel,
" Diam lo, nasip nasip bilang aja lo senang hidup gua susah" Kata samuel sambil menampol kepala koko.

" Ya tadikan dibilang gak sengaja sam, maafin ya plissssss ya....ya.... " Kata Alena dengan muka yang dibuat semanis mungkin dengan mata yang berkaca kaca,

" Mukanya gak usah diimut ikutin segala, Iya iya gua maafin " Ujungnya samuel memaafkan Alana.

" Makasihhh" Sahut Alana.

" Haloooo every body, sesil istrinya kim Seokjin datang dengan keimutan yang luar biasa ini " Tiba tiba suara menggelegar sesil datang dengan tingkat kepedean yang tinggi yang dapat memecahkan gendang telinga membuat mereka bertiga bersahut

" KEPEDEAN "

" Iya dong harus pede, ble " Katanya sambil memeletkan lidahnya pada samuel

" Eh ngomong ngomong itu kepala kamu kenapa sam? " Tanya sesil lagi
" Kena tendang kerikil sama lena " Jawab samuel
" Ya ampunnnn,, Alena tega bangat lo , kenapa tadi nendang nya cuman satu, kenapa gak sekalian aja langsung tiga atau empat gitu, biarin sekalian mukanya ancurrrr, bhahahahhahaha" Kata sesil membuat samuel geram langsung pengacak rambutnya kemudian lari kekelas, karena sesil paling tidak suka kalau ada yang merusak rambutnya,

" Rambut guaaaaa,,,, saaamuuuuelll sini lo, gua udah bangun subuh subuh, cuman buat ngatur rambut gua lo malah ngerusakinnnnn ..........muelllll" Sesil berteriak sekencang mungkin lalu mengejar samuel ke kelas,

Sedangkan Alena dan koko hanya bisa menutup telinga dan mengelus dada melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu yang tak berubah sejak mereka bertemu, kemudian memutuskan mengikuti sesil dan samuel ke kelasnya





********


Saat pulang sekolah Alena tidak pergi bekerja ke butik karena hari ini butik sedang tutup, jadi dia langsung pulang ke rumah menggunakan angkot.

Alena duduk menunggu angkot di halte depan gerbang sekolah, sudah lama dia menunggu angkot namun tak kunjung datang, mungkin karena sekarang sedang hujan makanya angkot sepi,

Saat ini sekolah sudah mulai sepi, para siswa sudah bayak yang berpulangan namun Alena masih setia menunggu angkot, lalu seorang laki laki duduk di sampingnya namun jaraknya agak jauh dari Alena, dan orang itu adalah Leano .

" Kata orang orang hujan menandakan ada yang sedang bersedih,
apa hari ini banyak orang yang sedang merasakan kesedihan, kenapa hujan deras sekali? " " Kata Leano berbicara sendiri,

" Benarkah? " Tanya Alena merasa dirinya yang diajak berbicara,

Leano melihat ke sekelilingnya tidak ada orang
" Maaf, apa lo lagi bicara sama gua? " Tunjuk Leano pada dirinya sendiri
" Iya " Jawab Alena

" Gua kira gak, kenalin gua Leano, lo Alana kan? " Tanya Leano pura pura sambil mendekat dan mengulurkan tangannya

" Iya aku tau kok, kita satu kelas " Jawab Alena tampa menyambut uluran tangan leano,

Leano kembali menari tangannya
" Gua kira lo belum tau, Trus kolo lo tau kita satu kelas kenapa selama berminggu minggu gua sekolah lo gak pernah bicara sama gua? " Tanya Leano lagi, namun Alena tidak menjawab

" Mulai besok lo harus bicara sama gua, teman lo aja yang tiga orang itu slalu bicara sama gua tapi lo gak sama sekali " Sahut Leano lagi

" Emm " Kata Alena sangat pelan

" Apa? Gua gak dengar " Kata Leano mengerjai Alena,

" Iya " Sahut Alena sedikit mengeraskan volume suaranya dari sebelumnya
Leano mendekat ke Alena, kemudian berkata
" Sumpah aku gak dengar apa apa "


" Iya, aku bakal bicara sama kamu" Akhirnya Alena menguatkan suaranya sehingga dapat terdengar dengan jelas oleh Leano yang membuat dia tersenyum,

" Rumah kamu dimana? " Tanya Leano lagi,
Namun karena angkot sudah datang akhirnya Alena langsung memasuki angkot dan tidak menjawab pertanyaan Leano.

Seolah tak mau kalah Leano memasuki angkot, dan duduk di samping Alena, namun Alena berpikir jika memang hanya kebetulan mereka rumahnya satu arah dan pulangnya satu angkot,
jadi dia hanya diam saja meski jantungnya kembali bermaraton.

Setelah sampai di tujuan Alena langsung membayar ongkosnya dan berjalan menuju rumahnya,

Karena rumah Alena berada di pinggir jalan,Leano dapat melihat dengan jelas saat Alena membuka gerbang rumahnya,
dan didalam angkot Leano tersenyum karena dia telah mengetahui dimana rumah Alena.

ALENO / Alena dan  Leano ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang