- - BF┊8࿐ྂ

153 28 0
                                    

©Sweettdevills, 2O21
sweettdevills


Aku dan Han Yu masih berjalan-jalan di sekitar lapangan sekolah, agaknya aku berangkat terlalu cepat. Buktinya, sekarang masih jam 06.12, sekolah juga masih tampak sepi, hanya ada beberapa anak yang bermain di lapangan.

Han Yu dan Han Gi, mereka sudah tidak jarang datang cepat seperti sekarang. Karena rumah mereka memang lumayan jauh di bandingkan jarak rumahku dengan sekolah. Han Gi, dia berada di dalam kelas, katanya dia lelah telah begadang tadi malam.

Entah apa yang sudah di lakukan gadis itu, tapi ku lihat di bawah matanya sudah tercetak bayangan hitam yang tidak terlalu jelas jika di lihat dari jauh.

Sebenarnya tadi Han Yu mengajakku pergi ke kantin untuk sarapan lebih dulu, tapi karena aku menjawab bahwa aku sudah sarapan jadi dia mengurungkan niatnya. Padahal aku baik-baik saja kalau harus menunggunya selesai sarapan baru kita akan berjalan-jalan seperti sekarang.

Kami berdua duduk di kursi tribun karena sudah lelah berjalan-jalan, kakiku masih terasa sedikit pegal akibat acara kabur bersama Juyeon tadi malam. Ah benar, aku jadi ingat dengan jaketnya.

Untung saja sepulang dari mengantarnya, aku langsung memasukkan jaketnya ke dalam paper bag untuk mengembalikannya. Tapi sampai sekarang Juyeon belum juga datang. Kalau kata Han Gi dan Han Yu sih, Juyeon itu sangat sering datang terlambat seperti kemarin.

Tak jarang juga dia tidak masuk sekolah karena berkeliaran di luar sekolah saat dirinya tahu bahwa dia sudah terlambat. Aku merasakan suatu pemandangan yang aneh, aku menyipitkan mataku untuk melihat siapa yang sedang melambai-lambaikan tangannya padaku. Juga, memastikan apakah dia benar-benar sedang berusaha mengalihkan perhatianku.

Itu Hoo Jun.

Aku memberi gerakan isyarat seolah bertanya kenapa, yang hanya di balas lambaian tangan kemari olehnya. Aku menoleh pada Han Yu yang sedang memerhatikan beberapa anak sedang bermain basket di depan sana.

Aku menepuk pelan pundaknya. "Hei, aku ke sana dulu." Ujarku, tanpa menoleh padaku sedikit pun Han Yu menganggukkan kepalanya. Han Yu memang sangat suka melihat orang-orang yang bermain basket, apalagi saat orang itu berhasil mencetak gol masuk ke dalam ring basket.

Aku segera turun dari atas tribun untuk menghampiri Hoo Jun yang tampaknya sudah mulai kesal karena gerakanku yang lamban. Setelah aku berdiri di depannya, aku melipat tangan di depan dada seolah menyuruhnya untuk segera berbicara.

"Apa?"

"Juyeon-hyung sudah datang?" Bocah ini, dia menanyakan Juyeon padaku yang jelas-jelas aku tidak dekat dengannya. Entah dengan opini pria berandal itu.

"Kau pikir aku yang melahirkannya? Aku tidak tahu, cek saja sendiri, oh ya kenapa kau menanyakannya?" Tanyaku balik, Hoo Jun memperlihatkan cengirannya dan menggaruk tengkuknya.

"Tidak, hanya saja ada yang ingin ku berikan padanya, ya sudah kalau begitu." Setelah menjawab, Hoo Jun langsung pergi begitu saja dari hadapanku tanpa sepatah kata pun. Bocah aneh.

"Kenapa?" Aku mengangkat bahu terkejut saat suara, yaa.. sepertinya dia teman Juyeon, yang menyapa gendang telingaku tanpa permisi.

"Bikin kaget saja." Gumamku kesal, aku sedang tidak mood untuk marah atau pun kesal secara berlebihan sekarang.

"Oi Hyunjae, kenapa meninggalkanku?!" Bagus, temannya satu-persatu mulai datang. Aku melirik mereka berdua malas dan melenggang pergi dari sana. Aku juga tidak mood mendengar ocehan siapa pun, jangankan suara, ekspresi yang akan mereka keluarkan pun aku tidak akan mau melihatnya.

————— -ˋˏ BABY FACE ˎˊ- —————

Benar-benar.

Juyeon benar-benar datang saat pelajaran biologi sudah selesai, saat pak guru ingin menutup dan akan keluar kelas, Juyeon tiba-tiba membuka pintu kelas dan memperlihatkan dirinya yang sedikit di banjiri oleh keringat. Dia berlari?

Dan sekarang, pria bermarga Lee itu sedang menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya di atas meja. Han Yu dan Han Gi mengajakku untuk ke kantin bersama, tapi aku menyuruh mereka berdua untuk pergi lebih dulu. Aku ingin mengembalikan jaket Juyeon.

Aku mengambil paper bag yang ku simpan di dalam loker, setelah menutup pintunya, aku menghampiri Juyeon yang masih tidak bergeming di tempatnya.

Aku ingin menegurnya, tapi aku takut dia sedang tidur atau bagaimana. Jangan sampai dia sedang pingsan, aku tidak akan mau membawanya ke UKS yang jaraknya sedikit jauh.

"Hei, kau tidur?" Tanyaku hati-hati untuk memastikan. Juyeon menggelengkan kepalanya pelan, bahkan Hyunjae dan Hankyeon yang memanggilnya tadi tidak di balas oleh pria ini.

"Lalu? Kenapa kau berkeringat?" Area rambut belakangnya masih terlihat basah karena keringat, padahal pendingin ruangan di dalam kelas ini masih menyala.

Juyeon tiba-tiba mengangkat kepalanya, dan yang membuatku terkejut adalah, pelipisnya berdarah. Walaupun darahnya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu terlihat, tetap saja itu bisa di lihat jika kalian benar-benar memerhatikannya.

"Hei, ada apa dengan pelipismu?" Aku refleks menekan pelipisnya, membuatnya mengerang kesakitan.

"Akhh, jangan di pencet bodoh, sakit."

"Maaf-maaf." Aku berdecak kesal, mau tidak mau aku menarik tangannya untuk berdiri. Kekuatan pria di banding wanita tentu lebih kuat pria, makanya Juyeon masih duduk di tempatnya saat aku menarik lengannya secara tiba-tiba.

"Mau apa kau?"

"Berdiri saja." Perintahku, Juyeon tetap Juyeon, dia masih saja berdiam di tempatnya sambil menatapku.

"Mau kemana duluu?"

Aku berdecak kesal kembali, agak grogi untuk mengatakannya. Tapi aku juga tidak tahan melihat darah segar itu masih terus mengalir.

"Ke UKS, ayo berdiri!"


—————tbc
©Sweettdevills, 2O21࿐ྂ
sweettdevills

Baby Face [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang