©Sweettdevills, 2O21
sweettdevillsAku sesekali meringis pelan saat alkohol tersebut mengenai lukaku yang ternyata cukup dalam ini, aku masih merasa kesal dengan perbuatan mereka.
Selama Hyunjae mengobatiku, aku hanya diam menahan rasa sakit yang perih. Hyunjae juga tidak berniat mengajakku berbicara, mungkin karena dia tahu aku sedang kesal sekarang.
Hyunjae dengan telaten membersihkan darahku, selesai membersihkan dan mengobati lukaku, Hyunjae menuju tempat sampah untuk membuang kapas dengan bercak darahku.
Lalu kembali untuk memberikan obat merah, benar-benar ribet. Kalau aku yang melakukannya sendiri sih, langsung kucuci menggunakan air saja.
Aku dan Hyunjae sama-sama menoleh ke kiri saat seseorang menyibak gorden yang menutupi bagian dalam dari kedai ini, yang ternyata orang itu adalah Juyeon. Tidak heran sih, Hyunjae yang menelpon Juyeon untuk datang kemari.
Awalnya aku menolak saat Hyunjae hendak menelpon Juyeon, tapi panggilan lebih dulu di jawab oleh oknum yang baru saja datang ini. Wajah Juyeon tampak sangat khawatir, itu yang pertama kali ku tangkap dari ekspresi wajahnya saat pertama masuk.
Aku menatapnya datar dengan senyum simpul yang kubuat-buat, aku tidak boleh geer kalau Juyeon mengkhawatirkanku. Bisa saja dia mengkhawatirkan orang lain sekarang ini kan? Tidak ada yang bisa menebak.
Juyeon berdiri di sampingku kemudian berjongkok dengan mata yang masih menatapku sejak pertama dia masuk.
"Kau baik-baik saja?" Suaranya terdengar lembut, telingaku pasti sudah rusak.
Juyeon masih terus menatapku, aku sendiri tidak berani menatapnya entah kenapa. Padahal aku tidak merasa tidak memiliki salah apa pun padanya. Sedangkan Hyunjae yang masih sibuk mengobati lukaku hanya diam mendengar kami berdua berbicara.
Seperti tidak ingin merusak suasana.
Hyunjae kembali berdiri saat luka di lututku sudah di tutupi dengan plester putih, Hyunjae kemudian ingin pamit untuk pergi karena Juyeon sudah datang, bukannya membiarkan Hyunjae pergi, Juyeon malah menyuruh Hyunjae untuk menunggu kami berdua di luar kedai.
Hyunjae menatapku sebentar yang tidak memberikan respon apa-apa sejak tadi, seperti meminta izin tapi aku tidak mengatakan apa-apa. Hyunjae menganggukkan kepalanya lantas keluar meninggalkan kami berdua di dalam.
Juyeon masih dalam posisi jongkoknya di sampingku, padahal masih tersisa satu kursi yang bisa dia tempati untuk duduk di hadapanku. Juyeon tiba-tiba memutar badanku menjadi menghadap tepat di depan badannya, kepalaku masih menoleh ke samping.
Kami berdua diam sesaat, tanpa ada suara. Juyeon yang sepertinya sedang sibuk menatapku karena aku tak kunjung membuka suara. Aku mulai merasa tangan Juyeon mencoba menggenggam tanganku, ada sedikit sensasi aneh saat tangannya berhasil memegang tanganku.
Seolah-olah dia sedang khawatir pada pacarnya yang terkena musibah.
"Hei, aku bertanya padamu." Suaranya itu benar-benar terdengar sangat-sangat lembut, sangat berbeda dengan caranya berbicaranya padaku kemarin-kemarin.
Rasanya aku ingin menangis saja, dalam sehari di hidupku, aku tidak pernah tidak mendapat masalah. Entah itu masalah yang membuatku kesal, membuatku ingin marah dan ingin menangis sekali pun seperti ini.
Perlahan, aku akhirnya menoleh padanya dan sedikit menunduk, karena pegal yang terasa di area belakang leherku, aku pasrah dan menatap matanya. Tampaknya Juyeon sedikit terkejut melihat mataku yang memerah ingin menangis.
Terbukti dengan badannya yang refleks berdiri dari posisinya, entah apa yang merasuki diri Juyeon, pria ini memelukku. Lebih tepatnya, memeluk kepalaku dan menyenderkannya pada dadanya.
Baiklah aku menyerah. Aku langsung menangis dalam diam, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Tapi percuma saja, bahuku naik turun tanda aku menangis, jujur, aku sedikit malu untuk menangis di depannya. Telapak tangan Juyeon menepuk-nepuk pundakku.
"Kalau kau punya masalah, jangan menyeretku masuk ke dalam masalahmu." Yah, setelah isakanku terdengar sedikit tenang, aku membuka suara. Aku tidak bisa menahannya untuk tidak mengatakannya sekarang juga.
Helaan napas terdengar keluar dari mulut Juyeon, dia melepaskan pelukannya pada kepalaku dan kembali berjongkok sambil menatap dalam mataku.
"Maaf, aku benar-benar tidak berniat membuatmu berurusan dengan mereka."
Aku segera menyeka air mataku yang hendak tumpah kembali, lalu berusaha untuk bersikap biasa saja padahal sebenarnya aku malu telah menangis di depannya. Ya, ini ketiga kali bagiku menangis.
Pertama saat aku masuk rumah sakit, kedua saat teman-temanku menjauhiku di sekolah lamaku, dan hari ini saat segerombolan anak itu memcegatku pergi. Aku menganggukkan kepalaku.
"Hm."
"Ayo pulang." Ucapnya, Juyeon berdiri untuk memapahku berjalan keluar, lengan sebelah kananku dia taruh di atas bahu lebarnya itu, sedangkan lengan satuku menganggur. Tangan Juyeon seperti berusaha memeluk pinggangku, tapi aku lebih dulu memukulnya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Membantumu berjalan lah."
Kami berdua pun berjalan keluar, kukira Hyunjae akan bosan menunggu kami di dalam dan lebih memilih untuk pergi saja. Tapi ternyata Hyunjae masih berdiri di depan kedai, menyandarkan bahunya pada tiang sembari memainkan ponselnya.
Hyunjae memasukkan ponselnya ke dalam saku kala melihat Juyeon membantuku keluar, dan sekarang mereka berdua berusaha membantuku menuju halte bus. Yah, lukaku memang agak sakit jika di gerakkan, tapi tidak perlu sampai membantuku seperti ini. Membuatku terlihat manja saja.
"Kau tidak naik motor?" Aku tersadar bahwa Juyeon tidak membawa motornya, Juyeon menggeleng.
"Masih di perbaiki."
Lalu hening, sesampainya di halte bus, Juyeon kembali membantuku masuk ke dalam di ikuti oleh dirinya sendiri. Sedangkan Hyunjae akan pulang naik kendaraannya.
"Terima kakasih sudah membantuku." Kataku padanya, Hyunjae membalasnya dengan anggukan kepala.
Juyeon duduk di sampingku, sedangkan mataku mengarah pada jalanan. Aku kembali tidak berniat untuk mengajaknya berbicara.
—————tbc
©Sweettdevills, 2O21࿐ྂ
sweettdevills
![](https://img.wattpad.com/cover/252702415-288-k16726.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Face [✓]
Fanfic❝Jangan mudah tertipu dengan wajah baby face gadis itu, kalau kau tidak tahu sebenarnya yang di dalam.❞ ❝Tapi tetap saja, gadis dengan wajah baby face itu milikku. Dia hanya milikku.❞ ©sweettdevills x ©theboyzstate