Chapter 5 Pertemuan

36 21 33
                                    

Di Perusahaan H. A. M Company Hendrik sedang duduk dikursinya sambil membaca dokumen ditangannya. Lalu tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya.

Tok... Tok... Tok... Suara ketukan pintu dari luar.

"Masuk!!..., "kata Hendrik agak meninggikan suaranya sambil masih membaca dokumen ditangannya.
Lalu masuklah seorang wanita dengan gayanya yang khas, memakai gaun pendek diatas lutut dan atasannya agak rendah sehingga memperlihatkan dadanya, serta dandanannya yang tebal itu masuk keruangan Hendrik.

"Ada apa?"tanya Hendrik.

"Ini Rik, ada beberapa dokumen yang harus kamu tanda tangani. "ucap wanita itu,sambil menyerahkan beberapa dokumen kearah Hendrik.
Lalu Hendrik menerimanya dan menandatangani nya.

" Ini, Sudahkan?! Sekarang kamu boleh keluar...!"ucap Hendrik agak meninggikan suaranya. Karena Hendrik tidak menyukai wanita itu apalagi cara berpakaiannya yang memperlihatkan tubuhnya itu.

"Iya Rik,"
Sebelum wanita itu keluar dia menengok lagi kearah Hendrik lalu bertanya pada Hendrik.
"Rik, apa setelah jam makan siang kita bisa makan bareng, "kata wanita itu dengan nada lembut.

"Maaf ngga bisa, nanti aku ada janji sama seseorang. Sekarang kamu pergilah aku masih ada banyak pekerjaan. Oya, satu lagi kamu itu dulu memang temen aku waktu kuliah, tapi sekarang status kita udah beda status kita antara atasan dan bawahan jadi kamu harus lebih sopan sama aku. Ngerti!!..."ucap Hendrik dengan tatapan tajamnya ke arah wanita itu.

"Baiklah Pak,Saya permisi dulu. "kata wanita itu. Namun tidak ada jawaban dari Hendrik. Akhirnya wanita itu keluar dari ruangan Hendrik dengan wajah kesal.

" Kamu lihat saja nanti Hendrik Alvino Mahendra. Aku akan buat kamu bertekuk lutut dihadapanku dan jatuh cinta padaku. Kamu lihat saja nanti jika aku tidak bisa membuatmu menyukai ku maka jangan panggil aku Dina Maharani!..."(ucapnya dalam hati sambil tersenyum menyeringai).

Dia adalah Dina Maharani. Teman kuliah Hendrik dulu.Dia sangat tergila-gila pada Hendrik karena ketampanan dan kekayaan yang dimilikinya, karena itu dia selalu mencari cara agar bisa dekat dengan Hendrik tapi Hendrik tidak pernah meladeninya. Dan sekarang dia menjadi salah satu karyawan di perusahaan Hendrik itu.

Di Universitas, Nampak pelajaran telah selesai dan semua siswa-siswi dikelas Almira sudah diperbolehkan untuk pulang dan Almira pun nampak akan menelpon Pak Ahmad untuk menjemputnya. Namun tiba-tiba pandangannya teralihkan karena melihat Daniel yang baru saja keluar dari gerbang dan membawa plastik ditangannya.
Sehingga membuat Almira penasaran dan pergi mengikutinya.
Hingga sampailah mereka disebuah lorong dekat pembuangan sampah. Dan disana ada sekumpulan kucing yang ada didekat tempat pembuangan sampah itu lalu Daniel membuka bungkusan plastik yang tadi dibawanya dan diberikan kepada kucing-kucing itu . "Sedang apa dia?"(pikir Almira sambil terus memperhatikan gerak-gerik Daniel).

Tanpa sengaja Almira menendang botol kaleng yang ada didepannya"Ah shit! Ngapain ada botol sih disini!" (gerutu Almira) ,hingga membuat Daniel menoleh kearah sumber suara itu. Dan membuat Almira kaget karena aksinya membuntuti Daniel gagal.

Lalu Daniel menghampiri Almira dengan tatapan yang tajam hingga membuat bulu kuduk Almira serasa berdiri karena tatapannya. Hingga sampai Daniel dihadapan Almira tubuh Almira seperti dibuat membeku olehnya dan membuat Almira tidak bisa bergerak.

"Ngapain lo disini!.. Lo ngikutin gue hah?!.. "tanya Daniel dengan nada dingin dan tatapan tajam kearah Almira.

" Eee..eeng..gak...kok.siapa juga yang ngikutin lo? Orang gue tadi ngga sengaja lewat sini kok. "jawab Almira dengan gugup.

Almira, Is My Lady (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang