Bab 2

37 9 15
                                    

Percayalah, mulai nulis dari awal adalah hal terberat yang aku lakukan saat ini.

Semoga akun lama bisa kembali☹️

-Happy Reading-

"Mau ketemu om-om chek..." Seruan Mia dari dalam kamar terdengar nyaring. "Ini oufit untuk ketemu sama om-om," Menyindir, ia mengucapkannya tanpa rasa salah sembari terus mengambil video dari ponselnya.

Mungkin... Semua followersnya di Tiktok akan menganggap dirinya adalah wanita paling bahagia karena akan dibahagiakan om-om yang terkenal dengan dompet tebalnya.

Sayang, ada black-card? Ada sayang...ada...

Betapa bahagianya hidup ini penuh dengan harta. Tapi tidak semudah itu miskah, Mia terus menggerutu kesal. Untung ketiga temannya tidak menggunakan aplikasi Tiktok, jadi ia tidak memiliki keraguan untuk segera memposting video yang baru saja selesai ia edit hanya untuk mengisi waktu gabutnya tanpa takut jika videonya akan lewat di fyp mereka pada beranda Tiktok.

Baru saja ia memposting video terbarunya. Beberapa komentar Netizen maha benar sudah masuk memenuhi notifikasinya.

Patah hati terparah ketika gebetan online ketemuan sama om-om ☹️

OMG! Apa ini miskah?!

Mulai aktif ya bund?

Mia tertawa kecil dan menyunggingkan senyum setelahnya. Yah... Setidaknya, followers tiktoknya selalu menghiburnya setiap ia memposting video baru. Percaya atau tidak Mia di tiktok seperti Artis papan atas yang selalu dipuja, sedangkan di Instagram ia seperti gembel yang memiliki followers tidak lebih dari 900 orang.

Kenapa bisa begitu, ya?

Entahlah, itulah sebabnya Mia jarang membuka aplikasi tersebut walau semua sahabatnya dan teman sekolahnya berbondong-bondong untuk tetap eksis di aplikasi yang katanya Wow itu.

Mia menatap pantulan dirinya pada cermin. Alis tebalnya tidak ia bingkai lagi dengan pensil alis kebanggan semua wanita, bibirnya cukup ia olesi liptin yang baru saja beli ketika shopee mengadakan promo 12.12 akhir tahun kemarin. Lumayan, pengiritan. Dan sepertinya tidak ada yang harus ia takutkan, semuanya akan baik-baik saja. Ia dan lelaki itu hanya akan bertemu sekali saja, dan tidak akan pernah terjadi untuk kedua kalinya. Ia sudah bersumpah semalam sebelum memejamkan mata. Hari ini, Mia akan merusak citranya untuk pertama kali di depan lelaki.

"Gue yakin, dia akan kabur sebelum sempat nanya nama gue. Yakin dah!" Mia menyisir rambut dengan jari-jarinya. Ia akan menggunakan semua kebobrokannya selama ini sebagai senjata untuk mengusir lelaki itu secara halus. Sehalus kulitnya Anya Geraldine.

"Mia...."

Ia sedikit berdecak. Mengambil tas kecil yang selalu menemaninya ke mana-mana kemudian meyahuti panggilan papanya agar tak semakin gaduh.

"Cantiknya anak papa..." Sudah biasa ia mendengar pujian dari sang ayah. Walaupun ia buluk sekalipun, lelaki yang sudah menyampirkan jaket denim pada bahunya akan tetap melakukan hal itu. Memujinya dan selalu membanggakannya jika ada perkumpulan bapak-bapak pada pos ronda setiap malamnya.

"Nathan akan terpesona."

Penuh keyakinan Handoko mengatakanya dan hanya dibalas senyum tipis oleh Mia. Ia kemudian beranjak pergi setelah mencium punggung tanga papanya sembari melambai. Tidak apa, demi Handoko ia kehilangan 124ribu uang jajannya karena tidak bekerja hari ini.

Wedding And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang