[VII] - Kejar kejaran

546 44 89
                                    

'Aku hanya perlu menunggu dan biarkan saja semuanya mengalir. Pasti semuanya akan terungkap. Seperti kata-kata terakhir yang ditinggalkan ayah'

"Lyara, kenapa? Dari tadi senyam-senyum sendiri, apa yang kamu pikirkan?" Tanya Shibisu tiba-tiba membuatnya sadar

"Ahh, aku tahu..." Kata Endorsi yang baru saja kembali dari toilet

Dia langsung tersenyum penuh arti "Pasti memikirkan soal pria ya" kata Endorsi dengan nada menggoda

Lyara langsung tertawa lalu menjawab "Yahh, ayah memang pria sih" katanya memangku dagu

"Lah, kirain"

"Memangnya kenapa dengan ayahmu?" Tanya Bam

"Tidak ada, hanya merindukannya saja" kata Lyara lirih sambil tersenyum masam

"Ah, maafkan aku! aku tidak bermaksud..." Bam langsung panik

"Hihihi, tidak apa-apa, aku tau kok, bukan salahmu" seru Lyara

"Maaf" Bam langsung tersenyum bersalah kepada Lyara, sedangkan Lyara hanya mengangguk maklum

'Kisahku masih mendingan di banding kan dengan takdirmu, Bam' - Lyara lalu menyuap Tteokboki nya

Segeralah dia terkaget dan langsung tersenyum sumringah. Langsung dia mengambil sesuap penuh dan menyombongkan ke orang di sebelahnya

"Makanan Korea~" katanya sambil sendok itu di gerak-gerakkan tepat di depan wajah Tistra

"Bacot! Kek ga pernah liat makanan Korea aja" seru Tistra ketus

"Lu mesan apa?" Lyara pun mengambil sesuap makanan di piring Tistra lalu memakannya "Ini apaan?" Tanyanya

"Buchimgae" jawab Tistra cuek

"Oh" lalu Lyara berpindah ke makanan dari orang di depannya

"Terus ini apa?" Tanyanya dan menyuap sesendok mie yang baru di ambilnya dari piring Irene

"Samyang" jawab Irene agak kesal karena dari tadi Lyara mencomot terus makanannya

"Okeh, lalu ini?" Lyara pun asal menyuap lagi sesendok makanan yang didapatnya dari makanan orang di sebelah kirinya

"Naengmyeon" jawab Shibisu

Lyara pun sekarang menoleh ke arah orang yang duduk di samping Irene juga paling ujung

Di sana nampak seorang Anaak yang ketimbang fokus dengan Pai nya malah fokus dengan papan Hitam-Putih yang di atasnya ada berupa pin-pin yang juga berwarna hitam dan putih. Bayangin aja kek Dam

"Woy tukeran" kata Lyara ke Tistra, tanpa banyak bacot karena lagi nda mood, Tistra pun nurutin saja

Sekarang Lyara duduk berhadapan dengan Anaak yang keningnya sedang berkerut dalam

"Pfft, astaga Kadal ku Anaak yang manis, kamu masih saja payah bermain itu, padahal aku sudah memberimu buku panduan" kata Lyara sambil terkikik geli

Anaak langsung melotot ke arahnya "Tulisanmu sangat jelek, kau tidak pandai menjelaskan sesuatu, ikut kelas sastra sana"

"Otakmu saja yang lemot"

"Oh iya teman-teman" panggil Lyara, semua pun menoleh

"Kalian belum lihat itu ya?" Tanyanya sambil menunjuk layar televisi yang terdapat di ruang makan

"Memangnya apa?" Semua pun ikut menoleh ke tv

"Tidak ada apa-apa kok Liya-" Shibisu menoleh ke arah sebelahnya begitu juga yang lain, tapi gadis serba merah itu tidak berada di tempatnya

Tower of God/KnT [and OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang